Karakteristik Sumber Daya Manusia

83 14 12 10 8 6 4 2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Pendapatan Perkapita Tahun 2004 Rp Juta P e rt u m b u h an P e n d ap at an T ah u n 2 4 P e rs e n Kota Tegal Kota Pekalongan Kota Semarang Kota Salatiga Kota Surakarta Kota Magelang Brebes Tegal Pemalang Pekalongan Batang Kendal Temanggung Semarang Demak Jepara Kudus Pati Rembang Blora Grobogan Sragen Karanganyar Wonogiri Sukoharjo Klaten Boyolali Magelang Wonosobo Purworejo Kebumen Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap 14 12 10 8 6 4 2 6 5 4 3 2 Pendapatan Perkapita Tahun 2010 Rp Juta P e rt u m b u h an P e n d ap at an T ah u n 2 1 P e rs e n Kota Tegal Kota Pekalongan Kota Semarang Kota Salatiga Kota Surakarta Kota Magelang Brebes Tegal Pemalang Pekalongan Batang Kendal Temanggung Semarang Demak Jepara Kudus Pati Rembang Blora Grobogan Sragen Karanganyar Wonogiri Sukoharjo Klaten Boyolali Magelang Wonosobo Purworejo Kebumen Banjarnegara Purbalingga Banyumas Cilacap dan pertumbuhannya berada di bawah rata-rata provinsi, disebut daerah maju tapi tertekan. Kuadran III merupakan daerah yang memiliki level pendapatan perkapita dan pertumbuhan di bawah rata-rata provinsi, disebut daerah terbelakang. Kuadran IV merupakan daerah yang memiliki level pendapatan perkapita di bawah rata-rata provinsi dan pertumbuhan di atas rata-rata provinsi, disebut daerah berkembang. Aspek dinamis dalam Tipologi Klasen berkaitan dengan perubahan posisi kuadran setiap kabupatenkota sepanjang waktu. Sumber : Diolah dari data PDRB 2004-2010, BPS Provinsi Jawa Tengah Gambar 26 Pengelompokan KabupatenKota Jawa Tengah Berdasarkan Tipologi Klassen Tahun 2004 dan 2010 Berdasarkan pengelompokan menggunakan tipologi Klassen, pada tahun 2004 terdapat empat daerah yang termasuk dalam Kuadran I atau daerah dengan perekonomian maju yakni Kabupaten Kudus, Karanganyar, Cilacap dan Kota Surakarta Gambar 26. Kuadran II atau daerah maju tetapi tertekan terdiri dari IV I III II IV I III II 84 Kabupaten Sukoharjo, Kendal, Semarang, Kota Magelang, Kota Salatiga, Kota Semarang dan Kota Pekalongan. Kuadran I dan II merepresentasikan daerah yang memiliki level pendapatan perkapita di atas rata-rata provinsi dan semuanya merupakan daerah yang memiliki struktur perekonomian dominan pada sektor yang industri pengolahan, perdagangan dan jasa-jasa. Kuadran IV atau daerah yang sedang berkembang terdiri dari tujuh kabupatenkota, yakni Kabupaten Tegal, Brebes, Sragen, Wonogiri, Purworejo, Klaten dan Kota Tegal. Kuadran III dan terdiri dari 17 kabupaten yang dicirikan oleh level pendapatan perkapita maupun pertumbuhan yang lebih rendah dari rata- rata provinsi. Mayoritas daerah tersebut memiliki struktur perekonomian berbasis pertanian dan beberapa diantaranya merupakan daerah dengan kondisi geografis dan tipologi wilayah berupa daerah pegunungan. Posisi kuadran pada tahun 2010 terjadi beberapa perubahan Gambar 26. Kuadran I yang merepresentasikan daerah dengan perekonomian maju bertambah menjadi tujuh daerah, yakni Kabupaten Kendal, Karanganyar, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kota Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Daerah yang perekonomiannya tertekan atau berada di Kuadran II terdiri dari Kabupaten Sukoharjo, Semarang, Kudus, Cilacap dan Kota Salatiga. Hampir sama dengan tipologi pada tahun 2004, semua kabupatenkota yang terletak di Kuadran I dan II merupakan daerah yang struktur perekonomiannya dominan pada sektor yang berbasis industri pengolahan, perdagangan dan jasa-jasa dan mayoritas daerah di Kuadran III dan IV merupakan daerah yang memiliki struktur perekonomian dominan pada sektor pertanian. Pergerakan dinamis posisi kuadran setiap kabupatenkota selama periode 2004-2010 secara ringkas terangkum dalam Gambar 27. Secara umum, terdapat 12 kabupatenkota yang posisi kuadrannya tidak berubah atau selalu berada di kuadran yang sama. Kabupaten Karanganyar dan Kota Surakarta selalu berada di Kuadran I sehingga menjadi daerah yang memiliki perkembangan perekonomian paling maju. Kabupaten Semarang menjadi daerah yang selalu berada di Kuadran II, artinya perekonomiannya maju tetapi selalu tertekan. Kabupaten Purworejo, Tegal, Brebes dan Sragen selalu berada di Kuadran IV sehingga menjadi daerah yang selalu berkembang. Kabupaten Wonosobo, Demak, Jepara, Temanggung 85 Purworejo, Tegal, Brebes, Sragen Karanganyar, Kota Surakarta Wonosobo, Jepara, Demak, Temanggung, Batang Semarang Kebumen, Blora, Magelang, Klaten, Boyolali, Rembang, Pekalongan Cilacap, Sukoharjo, Kudus, Kendal, Kota Magelang, Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Pekalongan KUADRAN IV – DAERAH BERKEMBANG KUADRAN I – DAERAH MAJU KUADRAN III – DAERAH TERBELAKANG KUADRAN II – DAERAH TERTEKAN Kota Tegal Banyumas, Purbalingga Banjarnegara, Wonogiri, Grobogan, Pati, Pemalang dan Batang selalu menjadi daerah yang berada di Kuadran III, sehingga perkembangan perekonomiannya selalu tertinggal dibandingkan di daerah yang lainnya. Gambar 27 Perubahan Posisi Kuadran KabupatenKota di Jawa Tengah Berdasarkan Tipologi Klassen, 2004-2010 Daerah yang selalu mengalami perubahan posisi kuadran secara dinamis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan daerah yang selalu berubah posisi diantara Kuadran I dan II, terdiri dari Kabupaten Cilacap, Sukoharjo, Kudus, Kendal, Kota Magelang, Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kota Pekalongan. Bagian kedua merupakan daerah yang selalu berubah posisi diantara Kuadran III dan IV, terdiri dari Kabupaten Kebumen, Blora, Magelang, Klaten, Boyolali, Rembang dan Pekalongan. Terdapat tipe daerah yang hanya berubah satu kali kemudian tetap berada dalam Kuadran yang terakhir. Kota Tegal berubah dari Kuadran IV ke Kuadran I dan kemudian tetap berada di Kuadran I, artinya menjadi semakin maju. Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonogiri, Grobogan, Pati dan Pemalang adalah daerah yang berubah dari Kuadran III ke Kuadran IV dan kemudian tetap berada di Kuadran IV yang berarti menjadi semakin berkembang.

4.2.2 Dinamika Angkatan Kerja dan Pengangguran

Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat dan berusaha untuk terlibat aktif dalam kegiatan perekonomian. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jawa Tengah semakin