75
6 Mempersiapkan kamera untuk keperluan dokumentasi aktivitas
guru dan aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II terdiri dari dua pertemuan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1 Siklus II pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 14 September 2015 dengan
alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha,
dan Islam di Indonesia yang terdiri dari tiga indikator yaitu mengidentifikasi peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak
Hindu, menjelaskan bukti peninggalan sejarah agama Budha, dan mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.
Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a
Tumbuhkan 1
Guru menumbuhkan semangat dan lingkungan yang positif untuk belajar dengan cara siswa melakukan tepuk
semangat dan bernyanyi “disini senang disana senang”. 2
Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi dengan cara menunjukkan miniatur candi
Borobudur lalu melibatkan siswa menggunakan media
76
sehingga siswa dapat memegang, dan mengamati miniatur candi.
3 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang candi
Borobudur sebagai peninggalan sejarah agama Budha. 4
Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran
yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa pada jaman dahulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat
ibadah agama Budha dan termasuk candi Budha terbesar di Indonesia.
5 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa. 6
Guru memutarkan music klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman.
b Alami
1 Guru menjelaskan materi tentang materi peninggalan
sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan pelan dan intonasi yang jelas.
2 Siswa membaca rangkuman materi yang sudah
disediakan guru. 3
Siswa berkelompok menjadi 5 kelompok Guru menunjuk ketua kelompok untuk membagi tugas kepada semua
77
anggota kelompok. Lalu siswa diminta mengambil arisan gambar yang sudah disediakan guru.
4 Siswa mengambil satu linting gambar secara acak.
5 Siswa bersama kelompok berdiskusi menebak gambar
apa yang diperoleh. 6
Siswa dibagi tugas ada yang mencari gambar bukti peninggalan agama Hindu yang sesuai dengan gambar.
Ada juga yang bertugas mencari gambar yang sesuai dengan bukti peninggalan sejarah agama Budha dan
Islam. 7
Kemudian siswa menempelkan gambar yang berisi materi peninggalan sejarah Hindu, Budha, dan Islam di
Indonesia pada papan museum yang sesuai dengan keterangan gambar.
c Demonstrasikan
1 Semua anggota kelompok menempel gambar yang
diperoleh pada papan musem kemudian guru menunjuk siswa dalam kelompok yang belum pernah presentasi
menjelaskan gambar tersebut kepada kelompok lain. 2
Pada saat presentasi ada beberapa siswa dibelakang yang tidak memperhatikan lalu guru menegur siswa tersebut.
78
d Namai
1 Setelah semua gambar ditempel, siswa bersama dengan
guru bersama-sama mengoreksi gambar yang terdapat pada papan museum, apakah gambar sudah sesuai
dengan keterangannya. 2
Kelompok yang berhasil menempelkan ≥3 gambar dengan tepat medapat 3 stiker untuk setiap anak.
Kelompok yang berhasil menempelkan ≤2 gambar
dengan tepat mendapat stiker 1. 3
Siswa menjawab kuis berupa pertanyaan peninggalan sejarah yang harus dijawab oleh kelompok. Pertanyaan
dibagi menjadi dua yaitu pertanyaan wajib dan pertanyaan bonus. Pertanyaan wajib harus dijawab oleh
setiap kelompok. Soal wajib terdiri dari 5 pertanyaan. Jawaban yang benar mendapatkan skor 10. Pertanyaan
bonus terdiri dari 15 soal. Jawaban yang benar mendapatkan nilai 1.
e Ulangi
1 Guru bersama dengan siswa menyimpulan materi yang
telah dipelajari. 2
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menyimpulkan materi peninggalan sejarah agama Hindu,
Budha dan Islam yang sudah dipelajari.
79
3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami. f
Rayakan 1
Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan bertepuk tangan dan pujian untuk siswa.
2 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap
kelompok. Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk
belajar. 3
Ketua kelas memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam
2 Siklus II pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan
siklus I
pertemuan kedua
dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas
tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang terdiri dari empat indiator yaitu
menghargai peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu, menghargai peniggalan sejarah yang bercorak agama Budha,
menghargai peninggalan sejarah yang bercorak agama Islam dan mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.
Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a
Tumbuhkan
80
1 Guru menumbuhkan semangat dan lingkungan yang
positif untuk belajar. 2
Siswa melakukan tepuk semangat dan bernyanyi “Kalau kau suka hati tepuk tangan”.
3 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan
apresiasi. Guru menunjukkan kaligrafi besar kepada siswa dan bertanya jawab dengan siswa tentang kaligrafi
sebagai peninggalan sejarah agama Islam. 4
Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran
yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa kaligrafi adalah seni menulis indah bahasa arab. Banyak kaligrafi yang
dijadikan ornamen untuk memperindah masjid. 5
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6
Guru memutarkan musik klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman.
b Alami
1 Guru menjelaskan materi tentang materi peninggalan
sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan pelan dan intonasi yang jelas.
2 Siswa membaca rangkuman materi yang sudah
disediakan guru. 3
Siswa berkelompok menjadi 5 kelompok.
81
4 Guru memberikan batasan waktu untuk menyelesaikan
soal teka-teki silang. Ketua kelompok membagi tugas kepada semua anggota kelompok. lalu berdiskusi
mengerjakan teka teki silang yang diberikan guru. Teka teki silang terdiri dari 20 soal..
c Demontrasi
1 Kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. 2
Guru menunjuk siswa yang belum pernah presentasi. 3
Siswa bersama dengan guru mencocokkan jawaban pada teka teki. Kelompok yang berhasil menjawab
≥15 dari semua soal, berhak mendapatkan stiker prestasi sebanyak
3 buah untuk setiap anak. Kelompok yang berhasil menjawab
≤15 hanya mendapat 1 stiker prestasi. Siswa yang tidak memperhatikan mendapat teguran dari guru
dan menyerahkan 1 sticker prestasi kepada guru. d
Namai 1
Siswa kembali ke meja masing-masing kemudian melakukan permainan stik berjalan dipandu oleh guru.
2 Pertama-tama guru memutarkan musik kemudian siswa
dan guru bernyanyi bersama-sama. 3
Siswa bernyanyi sambil memutarkan stik berjalan secara estafet kepada teman disebelahnya.
82
4 Ketika music berhenti, siswa yang memegang stik
berjalan menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau maju menjelaskan gambar bukti peninggalan sejarah
Hindu, Budha, dan Islam . e
Ulangi 1
Guru bersama dengan siswa menyimpulan materi yang telah dipelajari.
2 Guru melakukan tanyajawab dengan siswa untuk
mengulangi materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang sudah dipelajari.
3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami. f
Rayakan 1
Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan bertepuk tangan dan pujian untuk siswa.
2 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada
setiap kelompok. 3
Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar.
4 Siswa diberikan soal evaluasi siklus II untuk dikerjakan
secara individu. Selanjutnya soal tersebut ditukarkan secara acak yang kemudian dicocokkan secara bersama-
sama.
83
5 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
penutup untuk
mengakhir pembelajaran IPS pada hari itu.
Soal tes siklus II yang dikerjakan oleh siswa berjumlah 20 soal. Siswa yang mengikuti tes berjumlah 24 kerena
ada 1 siswa yang tidak berangkat karena sakit. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Balong
pada siklus II terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Hasil Belajar IPS Siklus II
Jumlah Siswa
Ketuntasan Persentase
Nilai rata-rata
T BT
T BT
24 20
4 83
17 82,3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,3. Siswa yang memperoleh nilai sesuai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 20 siswa atau sebesar 83. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari standar Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 4 siswa atau sebesar 17.
Gambar 3. Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Siklus II
20 40
60 80
100 Tuntas KKM
Belum Tuntas KKM
17 83
84
Tabel 14. Perkembangan Hasil belajar IPS pada Siklus I dan Silklus II Jumlah
Siswa Siklus I
Rata- rata
Nilai Siklus II
Rata- rata
Nilai Ketuntasan Persentase
Ketuntasan Persentase T
BT T
BT T
BT T
BT 25
18 5
78 22 78,6 20
4 83 17 82,3
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 78,6, pada Siklus II meningkat menjadi
82,3. Jumlah siswa yang mencapai standar KKM ≥75 pada siklus I ada
18 siswa atau sebesar 78, kemudian pada Siklus II meningkat menjadi 20 siswa atau sebesar 83. Jumlah siswa yang tidak
memenuhi KKM pada Siklus I ada 5 siswa atau sebesar 22, dan pada Siklus II menurun menjadi 4 siswa atau sebesar 17.
Evaluasi Tindakan
dalam pembelajaran
IPS dengan
menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari
meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 2 siswa 8,69 yaitu dari 18 siswa 78 menjadi 20 siswa 83 dan rata-
rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 3,7 dari 78,6 meningkat menjadi 82,3. Berdasarkan indikator kriteria keberhasilan pada BAB
III, hasil tersebut sudah memenuhi kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan prestasi belajar adalah 80 dari
jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM dan nillai rata-rata siswa
≥75.
85
c. Observasi Siklus II
Pada dasarnya observasi siklus II sama dengan observasi siklus I. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ada 2 yaitu lembar observasi yang disusun untuk mengobservasi guru dan
lembar observasi untuk siswa pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Pada tahap
siklus II ini, yang bertindak sebagai observer sama pada tahap siklus I yaitu teman sejawat dari peneliti yaitu Rafika Dewi dan Anjar
Kumaya Sari. Perhitungan analisis keaktifan guru dan siswa dalam penelitian ini
dianalisa berdasarkan tahapan yang dilalui berdasarkan prosedur model pembelajaran Quantum Teaching. Keaktifan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran IPS ini dapat dilihat dari skor lembar observasi guru dan siswa yang dilakukan oleh observer dibawah ini:
Pada pembelajaran siklus II guru sudah menggunakan langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Teaching dengan sangat baik. Pada tahap tumbuhkan sudah sangat baik karena guru berhasil menumbuhkan semangat dan
rasa ingin tahu sehingga siswa merasa senang dan antusias mengikut proses pembelajaran. Pada tahap Alami dan Namai, guru juga sudah
sangat baik dalam memberikan pertanyaan, membimbing jalannya diskusi dan menguasai kelas. Pada saat presentasi siswa sudah dapat
86
mendemontrasikan materi yang dipelajarai dengan sangat baik tanpa bantuan gurudan semua anggota aktif melakukan presentasi tanpa
didominasi siswa yang pandai. Pembelajaran Kuis dan TTS membuat siswa lebih tertarik pada pembelajaran IPS dari awal
sampai akhir. Pada tahap ulangi guru dapat membimbing siswa mengulangi materi dengan sangat baik. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan sangat baik sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih tertarik untuk berdiskusi
kelompok, lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, dan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pada tahap ulangi
guru dapat membimbing siswa mengulangi materi dengan sagat baik, banyak siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Pada
tahap rayakan, guru memberikan reward kepada siswa yang aktif dan berani.
Tabel 16. Aktivitas siswa Selama Pembelajaran IPS Siklus II
No Aspek Pengamatan Kriteria Pengamatan
Jml Kriteria
1 2
3 4
1 Keaktifan
2 12
10 80
Sangat baik 2
Tanggung Jawab 4
12 8
76 Sangat baik
3 Kemampuan
5 10
9 76
Sangat baik 4
Semangat 6
9 9
75 Sangat baik
5 Kerjasama
3 6
15 84
Sangat baik Dari data tabel observasi keaktifan siswa selama proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
87
Quantum Teaching sangat baik. Pada pembelajaran siklus II siswa sudah sangat antusias dan bersemangat dengan pembelajaran IPS.
Hal ini terlihat dari siswa yang aktif bertanya jawab saat guru mengulang kembali materi pelajaran. Siswa bersemangat mengikuti
seluruh proses kegiatan pembelajaran. Pada saat siswa menamai pengetahuan baru siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena
pada pertemuan sebelumnya siswa sudah belajar materi tersebut. Kemampuan siswa dalam memahami materi sudah sangat baik.
Semua sudah dapat menjelaskan materi di depan kelas dengan baik tanpa bantuan guru. Seluruh anggota kelompok sudah dapat
bertanggung jawab menyelesaikan tugas masing-masing dengan sangat baik dan tepat waktu. Saat diskusi kelompok mengerjakan
TTS siswa antusias serta aktif bekerjasama dengan kelompok. Saat presentasi hasil diskusi siswa sudah sangat baik. Pada akhir
pembelajaran siswa terlihat senang dan bangga karena memperoleh reward stiker prestasi yang banyak dari guru.
d. Refleksi Siklus II
Setelah tindakan kedua pada siklus II selesai, tahap selanjutnya yang merupakan tahap keempat penelitian tindakan kelas ini adalah
melakukan refleksi. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk mengevaluasi dari hasil observasi siswa pada pembelajaran
IPS menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching hasil observasi terhadap guru pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS
88
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan hasil post test.
Guru sudah dapat menyesuaikan diri dan menerapkan langkah- langkah model pembelajaran problem Quantum Teaching dalam
pembelajaran IPS dengan baik. Penjelasan guru sudah mulai dipahami oleh siswa. Guru sudah memancing keaktifan dan
kerjasama siswa dalam kelompok, melaksanakan dan mendampingi siswa dalam kerja kelompok. Siswa menjadi semakin tertarik dengan
pembelajaran IPS hal ini dapat dilihat dari antusias dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas serta perhatian siswa terhadap
penjelasan guru. Keaktifan siswa dalam hal bertanya dan berpendapat menjadi semakin meningkat dan tidak lagi didominasi
oleh siswa yang pandai. Waktu yang digunakan sudah efektif dan efisien saat melakukan kerja kelompok. Siswa dalam berkelompok
sudah dapat bertanggungjawab atas tugas yang diberikan guru dalam kelompok.
Hasil data observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata
pelajaran IPS sudah dapat diterapkan secara optimal dan sudah tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri Balong. Hal tersebut juga dibuktikan bahwa 20 siswa atau sebesar 83 sudah memenuhi
Standar ketuntasan Minimal KKM. Rata-rata nilai siswa pada kelas
89
tersebut sebesar 82,3. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang tertulis pada BAB III yaitu pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80
dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil belajar dari nilai post-
test tersebut maka peneliti dan guru sepakat bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
D. Analisis Data
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Balong. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam dua
siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Balong. Hasil peningkatan hasil belajar IPS dari pra tindakan, sikus I, dan
siklus II tersebut disajikan melalui tabel 17 berikut: Tabel 17. Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus
II Pra Tindakan
Siklus I Siklus II
Persentase Ketuntasan
Rata- rata
Nlai Persentase
Ketuntasan Rata-
rata Nilai
Persentase Ketuntasan
Rata- rata
Nilai
T BT
46,5 T
BT 78,6
T BT
82,3 100
78 22
83 17
Berdasarkan tabel peningkatan di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada pra tindakan adalah 46,5 sedangkan ketuntasan belajar
siswa adalah 0. Pada tindakan siklus I rata-rata nilai meningkat menjadi 78,6 dengan ketuntasan hasil belajar siswa sesuai KKM 78. Pada Siklus II
rata-rata nilai meningkat menjadi 82,3 sedangakan persentase ketuntasan
90
siswa meningkat menjadi 83. Dari uraian tersebut di atas dapat ditegaskan bahwa secara menyeluruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
menunjukkan peningkatan setiap siklusnya. Model pembelajaran Quantum Teaching dilaksanakan dengan tahap TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dengan demikian hipotesis tindakan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar
IPS telah terbukti. Peningkatan hasil belajar siswa saat pra tindakan, Siklus I , dan siklus II dapat diuraikan melaui grafik berikut:
Gambar 4. Peningkatan Nilai rata-rata pra tindakan, siklus I, dan siklus II
E. Pembahasan
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD N Balong
dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran IPS Siklus I lebih
banyak dibandingkan pada pre-test pra tindakan. Pada tahap pra tindakan, rata-rata kelas sebesar 46,5, dan persentase ketuntasan belajar sebesar 0.
Setelah dilakukan tindakan dalam siklus I, rata-rata kelas meningkat menjadi 78,6, dan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 78.
Suasana pembelajaran yang diciptakan guru membuat siswa tertarik
20 40
60 80
100
Pra tindakan Siklus I
Siklus II Nilai rata-rata
46,5 78,6
82,3
91
mengikuti pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran Keaktifan siswa temasuk cukup baik skor 56 dan Tanggung jawab siswa dalam
melaksanakan tugas juga cukup baik skor 54. Namun Kemampuan dan semangat siswa dalam menerima materi yang diberikan guru termasuk kurang
baik skor 47 dan skor 49. Pada saat diskusi, kerjasama siswa dalam satu kelompok termasuk kurang baik skor46 karena ada beberapa siswa yang
kurang bisa bekerjasama dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dan evaluasi dan guru memberikan penghargaan pada
kelompok sehingga terlihat wajah senang siswa. tindakan siklus I merupakan awal penerapan model pembelajaran Quantum Teachig pada mata pelajaran
IPS untuk siswa kelas V di SD Negeri Balong. Guru sudah berupaya secara optimal untuk menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada
siswa meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus I, suasana pembelajaran
yang diciptakan guru membuat siswa tertarik. Model pembelajaran Quantum Teaching mengunakan kerangka TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan sesuai dengan pendapat Bobby The Potter 2014: 128-136. Tahap Tanamkan dilakukan guru dengan memutarkan
musik instrument untuk menciptakan suasana yang nyaman antara siswa dan lingkungan sesuai dengan pendapat Miftahul A’la 2010:54 yaitu Quantum
Teaching menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan. Tahap Alami dan Namai
dilaksanakan pada saat diskusi kelompok, guru membentuk siswa dalam
92
kelompok sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty 2008: 116-117 bahwa anak masa kelas tinggi Sekolah Dasar lebih suka membentuk kelompok
kelompok sebaya untuk bermain dan mereka membuat peraturan di dalam kelompoknya. Siswa menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran saat
berdiskusi dan mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada tahap ulangi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari kemudian guru memberikan reward kepada siswa yang sudah aktif dalam pembelajaran.
Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan
hasil belajar IPS. Pada akhir siklus I ini ada 5 siswa yang belum tuntas. Peneliti mengamati ketidak tuntasan ini dikarenakan ada 4 siswi jenis
kelamin perempuan yang cenderung diam dan belum mau bekerja dalam kelompoknya. Siswa ini merasa kurang pandai sehingga tidak mau
menyampaikan pendapat dan ikut memecahkan permasalahan pada soal LKS kelompok. Ada 1 siswa jenis kelamin laki-laki saat proses pembelajaran
sering membuat gaduh dan menganggu teman lainnya, dan tidak mau membantu tugas kelompok. Salah satu siswa perempuan ada yang selalu
mendapatkan nilai terendah pada saat tes evaluasi. Namun ada satu siswa laki-laki yang selalu aktif dikelas, dia adalah siswa yang pandai dilihat dari
hasil tes siklus I dan II selalu mendapat nilai 100. Ketidaktuntasan 5 siswa dalam siklus I ini menjadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun