55
meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan sejarah dari masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia
2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti secara kolaboratif dengan guru. RPP yang dibuat disesuaikan dengan
materi yang diteliti dan disampaikan guru kelas V. RPP disusun dengan menggunakan langkah-langkah Quantum Teaching.
3 Menyusun Lembar observasi
Lembar observasi disusun oleh peneliti sebagai salah satu instrument penelitian. Lembar observasi yang digunakan peneliti
berisi pengamatan mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran IPS menggunakan model Quantum Teaching.
4 Menyusun Lembar Kerja Siswa
5 LKS disusun oleh peneliti dan guru untuk membantu siswa berlatih
melakukan kerja kelompok dengan siswa lain dan supaya siswa lebih paham tentang materi IPS yang sedang dipelajari.
6 Menyusun Soal tes
Soal tes disusun oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada guru. Tes pada siklus I terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Tes ini
56
diberikan pada akhir siklus I dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman materi yang dipelajari siswa pada siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap ini guru berkolaborasi dengan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan
dalam pelaksanaan bersifat fleksibel terhadap perubahan-perubahan. Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Berikut
deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan pertemuan pertama dan kedua.
1 Siklus I pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis, tanggal 10 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam
pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia
yang terdiri dari tiga indikator yaitu mengidentifikasi kerajaan yang bercorak Hindu, mengidentifikasi kerajaan yang bercorak
Budha, dan menjelaskan kerajaaan yang bercorak Islam. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a Tumbuhkan
1 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan
apresiasi dengan cara menunjukkan miniatur candi
57
Prambanan di depan kelas kemudian bertanya jawab dengan
siswa tentang
candi Prambanan
sebagai peninggalan sejarah kerajaan Hindu.
2 Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa
dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa pada jaman
dahulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat ibadah penganut agama Hindu.
3 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4 Guru memutarkan music klasik untuk menumbuhkan
perasaan tenang dan nyaman. b
Alami 1
Guru menjelaskan materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan metode ceramah
sedangkan siswa menyimak penjelasan guru. 2
Siswa dibantu oleh guru membuat kelompok satu kelompok 4-5 anak.
3 Siswa perwakilan setiap kelompok maju memilih materi
yang berisi gambar acak peninggalan sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia.
4 Siswa membaca rangkuman materi yang dibagikan guru.
5 Siswa berdiskusi menyusun potongan puzzle gambar
yang sesuai dengan peninggalan sejarah Hindu, Budha
58
dan Islam pada kertas karton kemudian menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Guru mengamati
diskusi siswa. c
Namai 1
Siswa membuat laporan hasil diskusi berupa peta konsep sesuai dengan materi puzzle yang diperoleh.
2 Kelompok yang mendapatkan gambar peninggalan
sejarah Budha membuat peta konsep sejarah kerajaan yang bercorak agama Budha.
d Demonstrasikan
1 Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
2 Setiap kelompok menunjuk satu siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusi dengan
cara menempelkan lembar diskusi di papan tulis. Siswa dari
kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tambahan jawaban pada kelompok penyaji.
e Ulangi
1 Sebelum pelajaran diakhiri siswa menjawab pertanyaan
guru tentang pelajaran yang sudah dipelajari misalnya 2
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.
59
f Rayakan
1 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap
kelompok. 2
Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar.
3 Siswa diingatkan untuk belajar di rumah, salah satu siswa
memimpin doa dan mengucapkan salam.
2 Siklus I pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan hari, Kamis, tanggal 11 September 2015 dengan alokasi waktu 3
jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam
di Indonesia
yang terdiri
dari tiga
indikator yaitu
mengidentifikasi peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu, mengidentifikasi peninggalan sejarah yang bercorak
agama Budha, dan mengidentifikasi peninggalan sejarah yang bercorak agama Islam. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran
sebagai berikut: a
Tumbuhkan 1
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, meminta ketua kelas memimpin berdoa menurut agama dan
keyakinan masing-masing, setelah itu guru melakukan presensi.
60
2 Guru mempersiapkan media buku contoh kumpulan
kaligrafi.. 3
Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi.
4 Guru melanjutkan apersepsi menunjukkan miniatur candi
contoh kaligrafi di depan kelas kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
5 Guru memutarkan musik klasik untuk menumbuhkan
perasaan tenang dan nyaman. b
Alami 1
Guru menjelaskan tentang materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam.
2 Siswa berkelompok satu kelompok 4-5 anak. Setiap
kelompok untuk memilih amplop yang berisi gambar peninggalan sejarah hindu, budha, dan islam di
Indonesia. 3
Siswa membaca rangkuman materi yang dibagikan guru. 4
Siswa berdiskusi memberi keterangan tentang gambar dan menempelkan gambar pada kertas yang sudah
disediakan. c
Namai 1
Siswa membuat laporan hasil diskusi berupa peta konsep sesuai dengan LKS yang sudah diberikan.
61
2 Kelompok yang mendapatkan gambar peninggalan
sejarah Hindu membuat peta konsep peninggalan yang bercorak agama Hindu. Siswa dapat menghias peta
konsep yang dibuat agar terlihat menarik. 3
Kelompok yang sudah selesai membuat kartu tanya yang berisi 5 pertanyaan mengenai materi kelompok
tersebut. d
Demonstrasikan 1
Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas. 2
Semua anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan lembar diskusi ditempel di papan tulis. Siswa
dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tambahan jawaban pada kelompok
penyaji. 3
Kartu tanya ditukarkan kepada kelompok lainnya untuk dikerjakan,
kemudian kelompok
yang membuat
pertanyaan mencocokkan jawabannya. e
Ulangi 1
siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi peninggalan sejarah bercorak agama Hindu, Budha dan
Islam.
62
2 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami f
Rayakan 1
Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap kelompok.
2 Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh
siswa yang telah berusaha keras untuk belajar. 3
Di akhir pelajaran siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras
untuk belajar. 4
Siswa diberikan soal evaluasi siklus I untuk dikerjakan secara individu. Selanjutnya soal tersebut ditukarkan
secara acak yang kemudian dicocokkan secara bersama- sama.
5 Guru mengakhir pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
penutup untuk
mengakhir pembelajaran IPS pada hari itu.
Soal tes evaluasi Siklus I yang dikerjakan oleh siswa sejumlah 20 soal pilihan ganda. Siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus I berjumlah
23 karena ada 2 siswa yang sedang sakit. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Balong pada siklus 1 pertemuan kedua terlihat
pada tabel berikut:
63
Tabel 9. Hasil Belajar IPS Siklus I Jumlah
Siswa Ketuntasan
Persentase Rata-rata nilai
siswa T
BT T
BT 23
18 5
78 22
78,6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78,6. Siswa yang memperoleh nilai sesuai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 18 siswa atau sebesar 78. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari standar Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 5 siswa atau sebesar 22.
Gambar 2. Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Siklus I Dari hasil tes Siklus I yang dilaksanakan setelah proses
pembelajaran Siklus I selesai menunjukkan prestasi belajar selama siklus I pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Teaching pada siswa kelas V SD Negeri Balong ternyata mengalami peningkatan yang baik. Perkembangan prestasi belajar IPS
dari pra tindakan dan siklus I adalah sebagai berikut:
20 40
60 80
100
Tuntas KKM Belum Tuntas KKM
78
22
64
Tabel 10. Perkembangan Hasil belajar IPS pada pra Tindakan dan Siklus I Jumlah
Siswa Pra tindakan
Rata- rata
Nilai Siklus I
Rata- rata
Nilai Ketuntasan Persentase
Ketuntasan Persentase
T BT
T BT
T BT
T BT
23 23
100 46,5
18 5
78 22 78,6
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas pada pra tindakan hanya 46,5 dan pada siklus I meningkat menjadi 78,6.
Jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM pada pra tindakan ada 0 siswa atau sebesar 0 dan pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau
sebesar 78,. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai nilai KKM pada pra tindakan adalah 23 siswa atau sebesar 100 dan pada siklus I
menurun menjadi 5 siswa atau sebesar 22. Evaluasi Tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan
model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya nilai siswa yang
sudah sesuai KKM sebesar 18 siswa 78 yaitu dari 0 siswa 0 meningkat menjadi 18 siswa 78 dan rata-rata siswa sebesar 32,2 dari
46,4 meningkat menjadi 78,6. Namun demikian berdasarkan indikator keberhasilan pada BAB III hasil tersebut belum dapat dikatakan memenuhi
kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan prestasi belajar adalah 80 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar
telah mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa ≥75.
65
c. Observasi Siklus I
Observasi dilakukan bersamn dengan kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa serta kesesuaiannnya dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan
observasi dibantu oleh dua orang teman sejawat mahasiswa PGSD yang bernama Rafika Dewi dan Anjar Kumaya . Berdasarkan hasil
observasi siswa selama proses pembelajaran IPS, motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran semakin meningkat untuk setiap
pertemuannya. Begitu juga dengan guru, dalam proses pembelajaran dapat mengaplikasikan model pembelajaran Quantum Teaching dan
penggunaan media dari proses pembelajaran yang sebelumnya. Pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
keaktifan guru dan siswa peneliti menggunakan lembar observasi guru dan siswa dengan sistem ratingscale dengan skor 1-4 untuk
setiap indikatornya. Menurut Sugiyono 2008: 99 untuk menganalisis data kualitatif dengan sistem penilaian ratingscale
dapat dengan cara, sebagai berikut: jumlah skor kriterium = skor tertinggi × jml. item × jml. responden. Perhitungan analisis
keaktifan guru dalam penelitian ini adalah 4×1×1= 4 dan untuk menentukan intervalnya 4:4= 1, dimana
≤1 tidak baik, 2 kurang baik, 3 cukup baik, dan 4 sangat baik. Sedangkan perhitungan analisis
keaktifan siswa adalah 4×1×25= 100 dan untuk menentukan
66
intervalnya 100:4= 25, dimana ≤25 tidak baik, 25-49 kurang baik,
50-74 cukup baik, 75-100 sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan siklus I
menunjukkan guru
belum optimal
dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kerangka rancangan pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan. Pada tahap tumbuhkan cukup baik karena guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan
menggunakan media miniatur candi prambanan lalu melakukan tanya jawab tapi siswa belum bisa mengamati media yang dibawa
guru secara detail. Pada tahap tumbuhkan cukup baik karena terlihat siswa bersemangat dan aktif menjawab pertanyaan guru walaupun
ada beberapa anak yang masih belum aktif. Tahap selanjutnya adalah Alami, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan pengalaman
langsung dalam
setiap kegiatan
pembelajaran. Pada tahap alami kurang baik karena pertanyaan yang diberikan guru belum sesuai untuk mengaktifkan pengetahuan awal
siswa. Guru belum dapat menggali dan mengaktifkan pengetahuan siswa karena guru lebih banyak melakukan ceramah dari pada tanya
jawab dengan siswa. Pada tahap Namai kurang baik karena guru belum bisa membimbing
siswa berdiskusi untuk menemukan , menamai, dan memberikan
67
kesimpulan konsep-konsep materi. Ketika siswa berdisikusi guru kurang mengamati serta membimbing proses jalannya diskusi.
Pada tahap demonstrasi guru sudah melakukan dengan baik. Setelah diskusi selesai, siswa mendemontrasikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas dengan baik, namun karena keterbatasan waktu guru hanya memberikan kesempatan kepada
beberapa kelompok saja. Kemudian pada tahap ulangi guru bisa membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari
dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa dengan sangat baik. Pada setiap pertemuan guru selalu memberikan pujian
dan teriakan yel-yel yang dilakukan bersama-sama oleh guru dan siswa untuk merayakan keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan
hasil observasi di atas guru dalam mengelola pembelajaran siklus I belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari kegiatan guru yang
belum melaksanakan secara keseluruhan tahap-tahap model pembelajaran Quantum Teaching secara maksimal
Tabel 12. Aktivitas siswa Selama Pembelajaran IPS Siklus I
No Aspek Pengamatan
Kriteria Pengamatan Jml
Kriteria 1
2 3
4 1
Keaktifan 5
8 9
2 56
CukupBaik 2
Tanggung Jawab 3
14 5
2 54
Cukup Baik 3
Kemampuan 8
10 5
1 47
Kurang Baik 4
Semangat 8
11 6
2 56
Cukup Baik 5
Kerjasama 7
13 3
2 50
Cukup Baik
68
Dari data tabel observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quantum
Teaching. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran cukup baik. Pada pembelajaran siklus I siswa sudah cukup antusias dan aktif bertanya saat
guru menggunakan media miniatur candi dalam proses pembelajaran IPS. Siswa aktif mengikuti peoses pembelajaran walaupun masih ada
beberapa siswa yang kurang aktif mengikuti proses pembelajaran. Tanggung jawab siswa saat mengikuti pembelajaran cukup baik karena
siswa aktif mengerjakan semua tugas yang diberikan guru walaupun ada beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab saat mengerjakan tugas.
Kemampuan siswa kurang baik karena siswa belum tahu cara membuat peta konsep untuk menjelaskan materi dan pada saat presentasi ada siswa
yang diam saja, hanya beberapa anak saja yang berani menjelaskan materi. Semangat siswa saat mngikuti proses pembelajaran cukup baik.
Siswa semangat serta aktif walaupun masih ada siswa yang pasif tidak berani mengeluarkan pendapatnya. Kerjasama siswa cukup baik karena
siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dan siswa dan dapat bersosialisasi dengan anggota kelompok walaupun masih ada siswa yang
belum bisa bekerjasama dalam kelompoknya. Saat presentasi hasil diskusi kesiapan siswa sudah cukup baik namun masih didominasi oleh
siswa yang pandai. Siswa yang tidak maju untuk melakukan presentasi masih belum maksimal dalam membantu kelompoknya jika ada
pertanyaan dari kelompok lain. Pada saat evaluasi masih ada beberapa
69
siswa yang mengeluh kesulitan dalam mengerjakan tugas membuat peta konsep.
d. Refleksi Siklus I
Refleksi pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V. Peneliti dan observer mengolah dan mendiskusikan hasil
observasi terhadap guru dan siswa pada saat pembelajaran IPS menggunakan model Quantum Teaching. Berdasarkan hasil diskusi
tersebut, penerapan model Quantum Teaching pada siklus I ini adalah:
1 Guru dalam pelaksanaan pembelajaran kerangka TANDUR
kurang optimal karena berdasakan hasil observasi skor guru pada tahap Tumbuhkan, Alami, dan Namai masih kurang baik.
2 Masih ada 4 siswa yang kurang memperhatikan dan menghargai
pendapat teman kelompok maupun kelompok yang sedang presentasi.
3 Penggunakan media pembelajaran miniature candi prambanan
belum optimal karena siswa belum terlibat langsung menggunakan media yang dibawa guru dan media pembelajaran
contoh kaligrafi yang digunakan guru kurang besar. 4
Waktu yang digunakan untuk melakukan presentasi, dan evaluasi kurang karena banyak waktu yang digunakan untuk diskusi.
70
5 Pada saat diskusi kelompok masih didominasi siswa yang pandai.
Siswa yang lain hanya diam dan kurang aktif menyampaikan pendapat
6 Presentasi hasil diskusi selalu siswa yang sama. Siswa yang lain
tidak berani presentasi di depan kelas. 7
Penjelasan materi yang diberikan guru terlalu cepat karena guru berbicara dengan cepat dan kurang jelas sehingga banyak siswa
yang belum paham. Dari hasil siklus I menunjukkan bahwa setelah pembelajan IPS
dilakukan dengan model Quantum Teaching terjadi peningkatan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah tes akhir siklus I. Nilai
rata-rata pada saat dilaksanakan pra tindakan adalah 4,65 meningkat menjadi 7,86 pada siklus I.
Pada siklus I ini menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 78 yaitu dari 25 siswa terdapat 18 siswa
yang nilainya di atas KKM yang ditentukan ≥75. Sedangkan 5
siswa atau sebesar 22 belum mengalami ketuntasan dalam belajar. Namun demikian berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah
ditentukan, hasil tersebut belum dikatakan memenuhi kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan hasil belajar adalah 80
dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai nilai
≥75 .
71
Dengan adanya masalah-masalah yang muncul setelah dilakukan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka
diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Berikut perbaikan yang perlu dilakukan:
1 Peneliti berdiskusi dengan guru tentang masalah yang dihadapi pada
saat melaksanakan tahap TANDUR dalam pembelajaran kemudaian peneliti menjelaskan kembali langkah-langkah kegiatan pembelajaran
IPS menggunkan tahap TANDUR dalam model pembelajaran Quantum Teaching.
2 Keterampilan guru dalam mengelola kelas dan mengkondisikan siswa
untuk belajar perlu ditingkatkan, guru mengingatkan siswa agar menghargai pendapat teman kelompok dan memperhatikan kelompok
lain yang sedang presentasi. 3
Penggunaan media miniature candi ditingkatkan dengan mengajak siswa mengamati secara langsung media candi. Guru sebaiknya
menggunakan media contoh kaligrafi yang lebih besar agar siswa yang duduk di belakang dapat melihat dengan jelas.
4 Sebaiknya guru megelola waktu pembelajaran dengan baik. Guru
memberi batasan waktu untuk menyelesaikan tugas kelompok sehingga semua kelompok dapat selesai tepat waktu dan langsung
presentasi. 5
Agar seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok maka siswa yang pandaidominan ditunjuk sebagai ketua kelompok agar lebih
72
mudah mengkoordinasi anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas kelompok.
6 Guru menunjuk siswa yang mempresentasikan hasil tugas kelompok
bergantian dan siswa yang lain membantu wakil kelompoknya apabila ada pertanyaan dari kelompok lain.
7 Guru menjelaskan materi dengan perlahan dan menggunakan intonasi
yang jelas agar siswa dapat dengan mudah memahami materi. Uraian hasil refleksi tersebut, menjadi pertimbangan dari peneliti untuk
memperbaiki pembelajaran
IPS dengan
menerapkan model
pembelajaran Quantum Teaching pada tindakan siklus II berikutnya.
3. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II
Penelitian pada siklus II ini dimulai pada tanggal 14 September sampai dengan 15 September 2015. Siklus II ini dilaksanakan dengan
dua kali pertemuan. Standar Kompetensi yang digunakan dalam siklus II adalah
“Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman
kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia
”. Kompetensi Dasar dalam penelitian ini adalah “Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari
masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia ”. Pokok bahasan pertemuan
pertama tentang peninggalan kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia sedangkan pada pertemuan kedua menghargai peninggalan
73
sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Berikut penjelasan dari pelaksanaan tindakan siklus II:
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan untuk siklus II dilaksanakan berdasarkan pertimbangan dari siklus I. Untuk memperbaiki kelemahan pada
siklus I maka guru juga memberikan motivasi yang lebih banyak kepada siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM. Guru
berusaha membuat siswa lebih aktif pada saat diskusi kelompok sehingga semua siswa dapat berperan aktif dan bekerjasama. Untuk
memperbaiki kelemahan pada siklus I maka guru juga memberikan motivasi yang lebih kepada seluruh siswa agar lebih percaya diri
untuk mengemukakan pendapat. Guru memberikan perhatian dengan porsi yang lebih banyak kepada siswa yang masih memiliki nilai
dibawah KKM. Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti adalah dengan merencanakan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan
menerapkan langkah-langkah
model pembelajaran
Quantum Teaching. RPP tersebut digunakan peneliti sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. RPP dalam siklus II ini telah diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi siklus I, sebagai berikut:
74
No. Hasil Refleksi Siklus I
Rekomendasi siklus II 1.
Guru kurang dapat memanfaatkan media pembelajaran degan optimal
untuk menarik perhatian siswa Siswa dilibatkan dalam pemanfaatan
media dengan cara meminta siswa memegang , mengamati, dan bertanya
tentang media
2. Penjelasan materi terlalu cepat
Guru menyampaikan materi dengan jelas dan intonasi yang tepat sehingga siswa
mudah memahami materi.
3. Diskusi masih didominasi siswa
yang pandai Pembentukan ketua dalam kelompok,
sehingga ada pembagian tugas untuk semua anggota kelompok
4. Media kaligrafi kurang besar
Media kaligrafi diperbesar 5.
Presentasi hasil diskusi selalu siswa yang sama
Guru menunjuk siswa yang melakukan presentasi diskusi, dipilih siswa yang
belum pernah melakukan presentasi
6 Ada siswa yang kurang
memperhatikan kelompok lain yang presentasi
Guru menegur dan menasehati siswa agar meghargai teman yang sedang
presentasi
7 Ada kelompok yang belum
presentasi karena waktu untuk presenasi sudah habis
Guru memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas
kelompok sehingga walaupun belum selesai mengerjakan tetapi waktunya
sudah habis siswa harus siap presentasi
2 Mempersiapkan media yang digunakan dan menyusun Lembar
Kerja Siswa LKS dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru kelas.
3 Menjelaskan kepada guru kelas V tentang langkah-langkah
kegiatan pembelajaran IPS dengan mengimplementasikan model pembelajaran Quantum Teaching
4 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar
siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan untuk mengetahui apakah guru dalam mengajarkan materi pelajaran
sudah sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai. 5
Menyusun dan mempersiapkan soal post-test siklus II
75
6 Mempersiapkan kamera untuk keperluan dokumentasi aktivitas
guru dan aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Siklus II terdiri dari dua pertemuan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1 Siklus II pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 14 September 2015 dengan
alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha,
dan Islam di Indonesia yang terdiri dari tiga indikator yaitu mengidentifikasi peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak
Hindu, menjelaskan bukti peninggalan sejarah agama Budha, dan mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.
Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a
Tumbuhkan 1
Guru menumbuhkan semangat dan lingkungan yang positif untuk belajar dengan cara siswa melakukan tepuk
semangat dan bernyanyi “disini senang disana senang”. 2
Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi dengan cara menunjukkan miniatur candi
Borobudur lalu melibatkan siswa menggunakan media
76
sehingga siswa dapat memegang, dan mengamati miniatur candi.
3 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang candi
Borobudur sebagai peninggalan sejarah agama Budha. 4
Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran
yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa pada jaman dahulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat
ibadah agama Budha dan termasuk candi Budha terbesar di Indonesia.
5 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kepada siswa. 6
Guru memutarkan music klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman.
b Alami
1 Guru menjelaskan materi tentang materi peninggalan
sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan pelan dan intonasi yang jelas.
2 Siswa membaca rangkuman materi yang sudah
disediakan guru. 3
Siswa berkelompok menjadi 5 kelompok Guru menunjuk ketua kelompok untuk membagi tugas kepada semua
77
anggota kelompok. Lalu siswa diminta mengambil arisan gambar yang sudah disediakan guru.
4 Siswa mengambil satu linting gambar secara acak.
5 Siswa bersama kelompok berdiskusi menebak gambar
apa yang diperoleh. 6
Siswa dibagi tugas ada yang mencari gambar bukti peninggalan agama Hindu yang sesuai dengan gambar.
Ada juga yang bertugas mencari gambar yang sesuai dengan bukti peninggalan sejarah agama Budha dan
Islam. 7
Kemudian siswa menempelkan gambar yang berisi materi peninggalan sejarah Hindu, Budha, dan Islam di
Indonesia pada papan museum yang sesuai dengan keterangan gambar.
c Demonstrasikan
1 Semua anggota kelompok menempel gambar yang
diperoleh pada papan musem kemudian guru menunjuk siswa dalam kelompok yang belum pernah presentasi
menjelaskan gambar tersebut kepada kelompok lain. 2
Pada saat presentasi ada beberapa siswa dibelakang yang tidak memperhatikan lalu guru menegur siswa tersebut.
78
d Namai
1 Setelah semua gambar ditempel, siswa bersama dengan
guru bersama-sama mengoreksi gambar yang terdapat pada papan museum, apakah gambar sudah sesuai
dengan keterangannya. 2
Kelompok yang berhasil menempelkan ≥3 gambar dengan tepat medapat 3 stiker untuk setiap anak.
Kelompok yang berhasil menempelkan ≤2 gambar
dengan tepat mendapat stiker 1. 3
Siswa menjawab kuis berupa pertanyaan peninggalan sejarah yang harus dijawab oleh kelompok. Pertanyaan
dibagi menjadi dua yaitu pertanyaan wajib dan pertanyaan bonus. Pertanyaan wajib harus dijawab oleh
setiap kelompok. Soal wajib terdiri dari 5 pertanyaan. Jawaban yang benar mendapatkan skor 10. Pertanyaan
bonus terdiri dari 15 soal. Jawaban yang benar mendapatkan nilai 1.
e Ulangi
1 Guru bersama dengan siswa menyimpulan materi yang
telah dipelajari. 2
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menyimpulkan materi peninggalan sejarah agama Hindu,
Budha dan Islam yang sudah dipelajari.
79
3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami. f
Rayakan 1
Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan bertepuk tangan dan pujian untuk siswa.
2 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap
kelompok. Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk
belajar. 3
Ketua kelas memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam
2 Siklus II pertemuan 2
Pelaksanaan tindakan
siklus I
pertemuan kedua
dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas
tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang terdiri dari empat indiator yaitu
menghargai peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu, menghargai peniggalan sejarah yang bercorak agama Budha,
menghargai peninggalan sejarah yang bercorak agama Islam dan mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.
Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a
Tumbuhkan
80
1 Guru menumbuhkan semangat dan lingkungan yang
positif untuk belajar. 2
Siswa melakukan tepuk semangat dan bernyanyi “Kalau kau suka hati tepuk tangan”.
3 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan
apresiasi. Guru menunjukkan kaligrafi besar kepada siswa dan bertanya jawab dengan siswa tentang kaligrafi
sebagai peninggalan sejarah agama Islam. 4
Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran
yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa kaligrafi adalah seni menulis indah bahasa arab. Banyak kaligrafi yang
dijadikan ornamen untuk memperindah masjid. 5
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6
Guru memutarkan musik klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman.
b Alami
1 Guru menjelaskan materi tentang materi peninggalan
sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan pelan dan intonasi yang jelas.
2 Siswa membaca rangkuman materi yang sudah
disediakan guru. 3
Siswa berkelompok menjadi 5 kelompok.
81
4 Guru memberikan batasan waktu untuk menyelesaikan
soal teka-teki silang. Ketua kelompok membagi tugas kepada semua anggota kelompok. lalu berdiskusi
mengerjakan teka teki silang yang diberikan guru. Teka teki silang terdiri dari 20 soal..
c Demontrasi
1 Kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. 2
Guru menunjuk siswa yang belum pernah presentasi. 3
Siswa bersama dengan guru mencocokkan jawaban pada teka teki. Kelompok yang berhasil menjawab
≥15 dari semua soal, berhak mendapatkan stiker prestasi sebanyak
3 buah untuk setiap anak. Kelompok yang berhasil menjawab
≤15 hanya mendapat 1 stiker prestasi. Siswa yang tidak memperhatikan mendapat teguran dari guru
dan menyerahkan 1 sticker prestasi kepada guru. d
Namai 1
Siswa kembali ke meja masing-masing kemudian melakukan permainan stik berjalan dipandu oleh guru.
2 Pertama-tama guru memutarkan musik kemudian siswa
dan guru bernyanyi bersama-sama. 3
Siswa bernyanyi sambil memutarkan stik berjalan secara estafet kepada teman disebelahnya.
82
4 Ketika music berhenti, siswa yang memegang stik
berjalan menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau maju menjelaskan gambar bukti peninggalan sejarah
Hindu, Budha, dan Islam . e
Ulangi 1
Guru bersama dengan siswa menyimpulan materi yang telah dipelajari.
2 Guru melakukan tanyajawab dengan siswa untuk
mengulangi materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang sudah dipelajari.
3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami. f
Rayakan 1
Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan bertepuk tangan dan pujian untuk siswa.
2 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada
setiap kelompok. 3
Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar.
4 Siswa diberikan soal evaluasi siklus II untuk dikerjakan
secara individu. Selanjutnya soal tersebut ditukarkan secara acak yang kemudian dicocokkan secara bersama-
sama.
83
5 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan
mengucapkan salam
penutup untuk
mengakhir pembelajaran IPS pada hari itu.
Soal tes siklus II yang dikerjakan oleh siswa berjumlah 20 soal. Siswa yang mengikuti tes berjumlah 24 kerena
ada 1 siswa yang tidak berangkat karena sakit. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Balong
pada siklus II terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Hasil Belajar IPS Siklus II
Jumlah Siswa
Ketuntasan Persentase
Nilai rata-rata
T BT
T BT
24 20
4 83
17 82,3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,3. Siswa yang memperoleh nilai sesuai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 20 siswa atau sebesar 83. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari standar Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 4 siswa atau sebesar 17.
Gambar 3. Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Siklus II
20 40
60 80
100 Tuntas KKM
Belum Tuntas KKM
17 83
84
Tabel 14. Perkembangan Hasil belajar IPS pada Siklus I dan Silklus II Jumlah
Siswa Siklus I
Rata- rata
Nilai Siklus II
Rata- rata
Nilai Ketuntasan Persentase
Ketuntasan Persentase T
BT T
BT T
BT T
BT 25
18 5
78 22 78,6 20
4 83 17 82,3
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 78,6, pada Siklus II meningkat menjadi
82,3. Jumlah siswa yang mencapai standar KKM ≥75 pada siklus I ada
18 siswa atau sebesar 78, kemudian pada Siklus II meningkat menjadi 20 siswa atau sebesar 83. Jumlah siswa yang tidak
memenuhi KKM pada Siklus I ada 5 siswa atau sebesar 22, dan pada Siklus II menurun menjadi 4 siswa atau sebesar 17.
Evaluasi Tindakan
dalam pembelajaran
IPS dengan
menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari
meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 2 siswa 8,69 yaitu dari 18 siswa 78 menjadi 20 siswa 83 dan rata-
rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 3,7 dari 78,6 meningkat menjadi 82,3. Berdasarkan indikator kriteria keberhasilan pada BAB
III, hasil tersebut sudah memenuhi kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan prestasi belajar adalah 80 dari
jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM dan nillai rata-rata siswa
≥75.
85
c. Observasi Siklus II
Pada dasarnya observasi siklus II sama dengan observasi siklus I. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ada 2 yaitu lembar observasi yang disusun untuk mengobservasi guru dan
lembar observasi untuk siswa pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Pada tahap
siklus II ini, yang bertindak sebagai observer sama pada tahap siklus I yaitu teman sejawat dari peneliti yaitu Rafika Dewi dan Anjar
Kumaya Sari. Perhitungan analisis keaktifan guru dan siswa dalam penelitian ini
dianalisa berdasarkan tahapan yang dilalui berdasarkan prosedur model pembelajaran Quantum Teaching. Keaktifan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran IPS ini dapat dilihat dari skor lembar observasi guru dan siswa yang dilakukan oleh observer dibawah ini:
Pada pembelajaran siklus II guru sudah menggunakan langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Teaching dengan sangat baik. Pada tahap tumbuhkan sudah sangat baik karena guru berhasil menumbuhkan semangat dan
rasa ingin tahu sehingga siswa merasa senang dan antusias mengikut proses pembelajaran. Pada tahap Alami dan Namai, guru juga sudah
sangat baik dalam memberikan pertanyaan, membimbing jalannya diskusi dan menguasai kelas. Pada saat presentasi siswa sudah dapat
86
mendemontrasikan materi yang dipelajarai dengan sangat baik tanpa bantuan gurudan semua anggota aktif melakukan presentasi tanpa
didominasi siswa yang pandai. Pembelajaran Kuis dan TTS membuat siswa lebih tertarik pada pembelajaran IPS dari awal
sampai akhir. Pada tahap ulangi guru dapat membimbing siswa mengulangi materi dengan sangat baik. Guru memberikan motivasi
kepada siswa dengan sangat baik sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih tertarik untuk berdiskusi
kelompok, lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, dan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pada tahap ulangi
guru dapat membimbing siswa mengulangi materi dengan sagat baik, banyak siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Pada
tahap rayakan, guru memberikan reward kepada siswa yang aktif dan berani.
Tabel 16. Aktivitas siswa Selama Pembelajaran IPS Siklus II
No Aspek Pengamatan Kriteria Pengamatan
Jml Kriteria
1 2
3 4
1 Keaktifan
2 12
10 80
Sangat baik 2
Tanggung Jawab 4
12 8
76 Sangat baik
3 Kemampuan
5 10
9 76
Sangat baik 4
Semangat 6
9 9
75 Sangat baik
5 Kerjasama
3 6
15 84
Sangat baik Dari data tabel observasi keaktifan siswa selama proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
87
Quantum Teaching sangat baik. Pada pembelajaran siklus II siswa sudah sangat antusias dan bersemangat dengan pembelajaran IPS.
Hal ini terlihat dari siswa yang aktif bertanya jawab saat guru mengulang kembali materi pelajaran. Siswa bersemangat mengikuti
seluruh proses kegiatan pembelajaran. Pada saat siswa menamai pengetahuan baru siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena
pada pertemuan sebelumnya siswa sudah belajar materi tersebut. Kemampuan siswa dalam memahami materi sudah sangat baik.
Semua sudah dapat menjelaskan materi di depan kelas dengan baik tanpa bantuan guru. Seluruh anggota kelompok sudah dapat
bertanggung jawab menyelesaikan tugas masing-masing dengan sangat baik dan tepat waktu. Saat diskusi kelompok mengerjakan
TTS siswa antusias serta aktif bekerjasama dengan kelompok. Saat presentasi hasil diskusi siswa sudah sangat baik. Pada akhir
pembelajaran siswa terlihat senang dan bangga karena memperoleh reward stiker prestasi yang banyak dari guru.
d. Refleksi Siklus II
Setelah tindakan kedua pada siklus II selesai, tahap selanjutnya yang merupakan tahap keempat penelitian tindakan kelas ini adalah
melakukan refleksi. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk mengevaluasi dari hasil observasi siswa pada pembelajaran
IPS menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching hasil observasi terhadap guru pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS
88
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan hasil post test.
Guru sudah dapat menyesuaikan diri dan menerapkan langkah- langkah model pembelajaran problem Quantum Teaching dalam
pembelajaran IPS dengan baik. Penjelasan guru sudah mulai dipahami oleh siswa. Guru sudah memancing keaktifan dan
kerjasama siswa dalam kelompok, melaksanakan dan mendampingi siswa dalam kerja kelompok. Siswa menjadi semakin tertarik dengan
pembelajaran IPS hal ini dapat dilihat dari antusias dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas serta perhatian siswa terhadap
penjelasan guru. Keaktifan siswa dalam hal bertanya dan berpendapat menjadi semakin meningkat dan tidak lagi didominasi
oleh siswa yang pandai. Waktu yang digunakan sudah efektif dan efisien saat melakukan kerja kelompok. Siswa dalam berkelompok
sudah dapat bertanggungjawab atas tugas yang diberikan guru dalam kelompok.
Hasil data observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata
pelajaran IPS sudah dapat diterapkan secara optimal dan sudah tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga mampu meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri Balong. Hal tersebut juga dibuktikan bahwa 20 siswa atau sebesar 83 sudah memenuhi
Standar ketuntasan Minimal KKM. Rata-rata nilai siswa pada kelas
89
tersebut sebesar 82,3. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang tertulis pada BAB III yaitu pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80
dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil belajar dari nilai post-
test tersebut maka peneliti dan guru sepakat bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
D. Analisis Data
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Balong. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam dua
siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Balong. Hasil peningkatan hasil belajar IPS dari pra tindakan, sikus I, dan
siklus II tersebut disajikan melalui tabel 17 berikut: Tabel 17. Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus
II Pra Tindakan
Siklus I Siklus II
Persentase Ketuntasan
Rata- rata
Nlai Persentase
Ketuntasan Rata-
rata Nilai
Persentase Ketuntasan
Rata- rata
Nilai
T BT
46,5 T
BT 78,6
T BT
82,3 100
78 22
83 17
Berdasarkan tabel peningkatan di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada pra tindakan adalah 46,5 sedangkan ketuntasan belajar
siswa adalah 0. Pada tindakan siklus I rata-rata nilai meningkat menjadi 78,6 dengan ketuntasan hasil belajar siswa sesuai KKM 78. Pada Siklus II
rata-rata nilai meningkat menjadi 82,3 sedangakan persentase ketuntasan
90
siswa meningkat menjadi 83. Dari uraian tersebut di atas dapat ditegaskan bahwa secara menyeluruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
menunjukkan peningkatan setiap siklusnya. Model pembelajaran Quantum Teaching dilaksanakan dengan tahap TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dengan demikian hipotesis tindakan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar
IPS telah terbukti. Peningkatan hasil belajar siswa saat pra tindakan, Siklus I , dan siklus II dapat diuraikan melaui grafik berikut:
Gambar 4. Peningkatan Nilai rata-rata pra tindakan, siklus I, dan siklus II
E. Pembahasan
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD N Balong
dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran IPS Siklus I lebih
banyak dibandingkan pada pre-test pra tindakan. Pada tahap pra tindakan, rata-rata kelas sebesar 46,5, dan persentase ketuntasan belajar sebesar 0.
Setelah dilakukan tindakan dalam siklus I, rata-rata kelas meningkat menjadi 78,6, dan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 78.
Suasana pembelajaran yang diciptakan guru membuat siswa tertarik
20 40
60 80
100
Pra tindakan Siklus I
Siklus II Nilai rata-rata
46,5 78,6
82,3
91
mengikuti pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran Keaktifan siswa temasuk cukup baik skor 56 dan Tanggung jawab siswa dalam
melaksanakan tugas juga cukup baik skor 54. Namun Kemampuan dan semangat siswa dalam menerima materi yang diberikan guru termasuk kurang
baik skor 47 dan skor 49. Pada saat diskusi, kerjasama siswa dalam satu kelompok termasuk kurang baik skor46 karena ada beberapa siswa yang
kurang bisa bekerjasama dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dan evaluasi dan guru memberikan penghargaan pada
kelompok sehingga terlihat wajah senang siswa. tindakan siklus I merupakan awal penerapan model pembelajaran Quantum Teachig pada mata pelajaran
IPS untuk siswa kelas V di SD Negeri Balong. Guru sudah berupaya secara optimal untuk menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada
siswa meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus I, suasana pembelajaran
yang diciptakan guru membuat siswa tertarik. Model pembelajaran Quantum Teaching mengunakan kerangka TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan sesuai dengan pendapat Bobby The Potter 2014: 128-136. Tahap Tanamkan dilakukan guru dengan memutarkan
musik instrument untuk menciptakan suasana yang nyaman antara siswa dan lingkungan sesuai dengan pendapat Miftahul A’la 2010:54 yaitu Quantum
Teaching menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan. Tahap Alami dan Namai
dilaksanakan pada saat diskusi kelompok, guru membentuk siswa dalam
92
kelompok sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty 2008: 116-117 bahwa anak masa kelas tinggi Sekolah Dasar lebih suka membentuk kelompok
kelompok sebaya untuk bermain dan mereka membuat peraturan di dalam kelompoknya. Siswa menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran saat
berdiskusi dan mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada tahap ulangi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari kemudian guru memberikan reward kepada siswa yang sudah aktif dalam pembelajaran.
Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan
hasil belajar IPS. Pada akhir siklus I ini ada 5 siswa yang belum tuntas. Peneliti mengamati ketidak tuntasan ini dikarenakan ada 4 siswi jenis
kelamin perempuan yang cenderung diam dan belum mau bekerja dalam kelompoknya. Siswa ini merasa kurang pandai sehingga tidak mau
menyampaikan pendapat dan ikut memecahkan permasalahan pada soal LKS kelompok. Ada 1 siswa jenis kelamin laki-laki saat proses pembelajaran
sering membuat gaduh dan menganggu teman lainnya, dan tidak mau membantu tugas kelompok. Salah satu siswa perempuan ada yang selalu
mendapatkan nilai terendah pada saat tes evaluasi. Namun ada satu siswa laki-laki yang selalu aktif dikelas, dia adalah siswa yang pandai dilihat dari
hasil tes siklus I dan II selalu mendapat nilai 100. Ketidaktuntasan 5 siswa dalam siklus I ini menjadikan bahan
pertimbangan bagi peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun
93
usaha yang dilakukan adalah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi terhadap ke 4 siswa supaya rajin belajar, mau ikut berpartisipasi dalam tugas
kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa yang cenderung pemalu untuk memberikan pendapatnya, memberikan perhatian lebih kepada 1 siswa
yang membuat gaduh dikelas, dan memberikan tambahan pembelajaran secara klasikal agar siswa lebih memahami materi.
Pelaksanaan siklus II ini, terdiri dari 2 pertemuan. Proses pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus II sesuai dengan refleksi pada siklus I, sehingga
terdapat perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Pada saat proses pembelajaran, Keaktifan siswa temasuk sangat baik skor 80. dan Tanggung jawab siswa
dalam melaksanakan tugas juga sangat baik skor 76. Kemampuan dan semanagt siswa dalam menerima materi yang diberikan guru termasuk sangat
baik skor 76 dan skor 75. Pada saat diskusi, kerjasama siswa dalam satu kelompok sangat baik skor84. Saat berdiskusi kelompok siswa aktif dalam
mengungkapkan pendapatnya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru dan sudah tidak didominasi oleh siswa yang pandai saja. Pada
akhir pembelajaran atau tahap evaluasi, kemampuan siswa melakukan penyimpulan materi pembelajaran sangat baik.
Pada pembelajaran siklus II rasa ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPS meningkat, hal ini dibuktikan keaktifan dan kesiapan siswa
dalam kegiatan kelompok. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif didalam kelompok, sudah berani dalam menyampaikan pendapatnya, dan
masing-masing kelompok sudah semakin percaya diri untuk tampil didepan