Deskripsi Subyek Penelitian Analisis Data

55 meningkatkan hasil belajar IPS materi Peninggalan sejarah dari masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti secara kolaboratif dengan guru. RPP yang dibuat disesuaikan dengan materi yang diteliti dan disampaikan guru kelas V. RPP disusun dengan menggunakan langkah-langkah Quantum Teaching. 3 Menyusun Lembar observasi Lembar observasi disusun oleh peneliti sebagai salah satu instrument penelitian. Lembar observasi yang digunakan peneliti berisi pengamatan mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran IPS menggunakan model Quantum Teaching. 4 Menyusun Lembar Kerja Siswa 5 LKS disusun oleh peneliti dan guru untuk membantu siswa berlatih melakukan kerja kelompok dengan siswa lain dan supaya siswa lebih paham tentang materi IPS yang sedang dipelajari. 6 Menyusun Soal tes Soal tes disusun oleh peneliti kemudian dikonsultasikan kepada guru. Tes pada siklus I terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Tes ini 56 diberikan pada akhir siklus I dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman materi yang dipelajari siswa pada siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada tahap ini guru berkolaborasi dengan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaan bersifat fleksibel terhadap perubahan-perubahan. Tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Berikut deskripsi langkah-langkah pelaksanaan tindakan pertemuan pertama dan kedua. 1 Siklus I pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan hari Kamis, tanggal 10 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang terdiri dari tiga indikator yaitu mengidentifikasi kerajaan yang bercorak Hindu, mengidentifikasi kerajaan yang bercorak Budha, dan menjelaskan kerajaaan yang bercorak Islam. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a Tumbuhkan 1 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi dengan cara menunjukkan miniatur candi 57 Prambanan di depan kelas kemudian bertanya jawab dengan siswa tentang candi Prambanan sebagai peninggalan sejarah kerajaan Hindu. 2 Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa pada jaman dahulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat ibadah penganut agama Hindu. 3 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4 Guru memutarkan music klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman. b Alami 1 Guru menjelaskan materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan metode ceramah sedangkan siswa menyimak penjelasan guru. 2 Siswa dibantu oleh guru membuat kelompok satu kelompok 4-5 anak. 3 Siswa perwakilan setiap kelompok maju memilih materi yang berisi gambar acak peninggalan sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. 4 Siswa membaca rangkuman materi yang dibagikan guru. 5 Siswa berdiskusi menyusun potongan puzzle gambar yang sesuai dengan peninggalan sejarah Hindu, Budha 58 dan Islam pada kertas karton kemudian menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Guru mengamati diskusi siswa. c Namai 1 Siswa membuat laporan hasil diskusi berupa peta konsep sesuai dengan materi puzzle yang diperoleh. 2 Kelompok yang mendapatkan gambar peninggalan sejarah Budha membuat peta konsep sejarah kerajaan yang bercorak agama Budha. d Demonstrasikan 1 Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. 2 Setiap kelompok menunjuk satu siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi dengan cara menempelkan lembar diskusi di papan tulis. Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tambahan jawaban pada kelompok penyaji. e Ulangi 1 Sebelum pelajaran diakhiri siswa menjawab pertanyaan guru tentang pelajaran yang sudah dipelajari misalnya 2 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. 59 f Rayakan 1 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap kelompok. 2 Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar. 3 Siswa diingatkan untuk belajar di rumah, salah satu siswa memimpin doa dan mengucapkan salam. 2 Siklus I pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan hari, Kamis, tanggal 11 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang terdiri dari tiga indikator yaitu mengidentifikasi peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu, mengidentifikasi peninggalan sejarah yang bercorak agama Budha, dan mengidentifikasi peninggalan sejarah yang bercorak agama Islam. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a Tumbuhkan 1 Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam, meminta ketua kelas memimpin berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, setelah itu guru melakukan presensi. 60 2 Guru mempersiapkan media buku contoh kumpulan kaligrafi.. 3 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi. 4 Guru melanjutkan apersepsi menunjukkan miniatur candi contoh kaligrafi di depan kelas kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 5 Guru memutarkan musik klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman. b Alami 1 Guru menjelaskan tentang materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam. 2 Siswa berkelompok satu kelompok 4-5 anak. Setiap kelompok untuk memilih amplop yang berisi gambar peninggalan sejarah hindu, budha, dan islam di Indonesia. 3 Siswa membaca rangkuman materi yang dibagikan guru. 4 Siswa berdiskusi memberi keterangan tentang gambar dan menempelkan gambar pada kertas yang sudah disediakan. c Namai 1 Siswa membuat laporan hasil diskusi berupa peta konsep sesuai dengan LKS yang sudah diberikan. 61 2 Kelompok yang mendapatkan gambar peninggalan sejarah Hindu membuat peta konsep peninggalan yang bercorak agama Hindu. Siswa dapat menghias peta konsep yang dibuat agar terlihat menarik. 3 Kelompok yang sudah selesai membuat kartu tanya yang berisi 5 pertanyaan mengenai materi kelompok tersebut. d Demonstrasikan 1 Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. 2 Semua anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan lembar diskusi ditempel di papan tulis. Siswa dari kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan tambahan jawaban pada kelompok penyaji. 3 Kartu tanya ditukarkan kepada kelompok lainnya untuk dikerjakan, kemudian kelompok yang membuat pertanyaan mencocokkan jawabannya. e Ulangi 1 siswa menjawab pertanyaan guru tentang materi peninggalan sejarah bercorak agama Hindu, Budha dan Islam. 62 2 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami f Rayakan 1 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap kelompok. 2 Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar. 3 Di akhir pelajaran siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar. 4 Siswa diberikan soal evaluasi siklus I untuk dikerjakan secara individu. Selanjutnya soal tersebut ditukarkan secara acak yang kemudian dicocokkan secara bersama- sama. 5 Guru mengakhir pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam penutup untuk mengakhir pembelajaran IPS pada hari itu. Soal tes evaluasi Siklus I yang dikerjakan oleh siswa sejumlah 20 soal pilihan ganda. Siswa yang mengikuti tes evaluasi siklus I berjumlah 23 karena ada 2 siswa yang sedang sakit. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Balong pada siklus 1 pertemuan kedua terlihat pada tabel berikut: 63 Tabel 9. Hasil Belajar IPS Siklus I Jumlah Siswa Ketuntasan Persentase Rata-rata nilai siswa T BT T BT 23 18 5 78 22 78,6 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78,6. Siswa yang memperoleh nilai sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 18 siswa atau sebesar 78. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 5 siswa atau sebesar 22. Gambar 2. Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Siklus I Dari hasil tes Siklus I yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran Siklus I selesai menunjukkan prestasi belajar selama siklus I pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas V SD Negeri Balong ternyata mengalami peningkatan yang baik. Perkembangan prestasi belajar IPS dari pra tindakan dan siklus I adalah sebagai berikut: 20 40 60 80 100 Tuntas KKM Belum Tuntas KKM 78 22 64 Tabel 10. Perkembangan Hasil belajar IPS pada pra Tindakan dan Siklus I Jumlah Siswa Pra tindakan Rata- rata Nilai Siklus I Rata- rata Nilai Ketuntasan Persentase Ketuntasan Persentase T BT T BT T BT T BT 23 23 100 46,5 18 5 78 22 78,6 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas pada pra tindakan hanya 46,5 dan pada siklus I meningkat menjadi 78,6. Jumlah siswa yang sudah mencapai nilai KKM pada pra tindakan ada 0 siswa atau sebesar 0 dan pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau sebesar 78,. Sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai nilai KKM pada pra tindakan adalah 23 siswa atau sebesar 100 dan pada siklus I menurun menjadi 5 siswa atau sebesar 22. Evaluasi Tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya nilai siswa yang sudah sesuai KKM sebesar 18 siswa 78 yaitu dari 0 siswa 0 meningkat menjadi 18 siswa 78 dan rata-rata siswa sebesar 32,2 dari 46,4 meningkat menjadi 78,6. Namun demikian berdasarkan indikator keberhasilan pada BAB III hasil tersebut belum dapat dikatakan memenuhi kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan prestasi belajar adalah 80 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM dan nilai rata-rata siswa ≥75. 65

c. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan bersamn dengan kegiatan pelaksanaan tindakan penelitian. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa serta kesesuaiannnya dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan observasi dibantu oleh dua orang teman sejawat mahasiswa PGSD yang bernama Rafika Dewi dan Anjar Kumaya . Berdasarkan hasil observasi siswa selama proses pembelajaran IPS, motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran semakin meningkat untuk setiap pertemuannya. Begitu juga dengan guru, dalam proses pembelajaran dapat mengaplikasikan model pembelajaran Quantum Teaching dan penggunaan media dari proses pembelajaran yang sebelumnya. Pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana keaktifan guru dan siswa peneliti menggunakan lembar observasi guru dan siswa dengan sistem ratingscale dengan skor 1-4 untuk setiap indikatornya. Menurut Sugiyono 2008: 99 untuk menganalisis data kualitatif dengan sistem penilaian ratingscale dapat dengan cara, sebagai berikut: jumlah skor kriterium = skor tertinggi × jml. item × jml. responden. Perhitungan analisis keaktifan guru dalam penelitian ini adalah 4×1×1= 4 dan untuk menentukan intervalnya 4:4= 1, dimana ≤1 tidak baik, 2 kurang baik, 3 cukup baik, dan 4 sangat baik. Sedangkan perhitungan analisis keaktifan siswa adalah 4×1×25= 100 dan untuk menentukan 66 intervalnya 100:4= 25, dimana ≤25 tidak baik, 25-49 kurang baik, 50-74 cukup baik, 75-100 sangat baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan siklus I menunjukkan guru belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kerangka rancangan pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan. Pada tahap tumbuhkan cukup baik karena guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan menggunakan media miniatur candi prambanan lalu melakukan tanya jawab tapi siswa belum bisa mengamati media yang dibawa guru secara detail. Pada tahap tumbuhkan cukup baik karena terlihat siswa bersemangat dan aktif menjawab pertanyaan guru walaupun ada beberapa anak yang masih belum aktif. Tahap selanjutnya adalah Alami, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengalaman langsung dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pada tahap alami kurang baik karena pertanyaan yang diberikan guru belum sesuai untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa. Guru belum dapat menggali dan mengaktifkan pengetahuan siswa karena guru lebih banyak melakukan ceramah dari pada tanya jawab dengan siswa. Pada tahap Namai kurang baik karena guru belum bisa membimbing siswa berdiskusi untuk menemukan , menamai, dan memberikan 67 kesimpulan konsep-konsep materi. Ketika siswa berdisikusi guru kurang mengamati serta membimbing proses jalannya diskusi. Pada tahap demonstrasi guru sudah melakukan dengan baik. Setelah diskusi selesai, siswa mendemontrasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dengan baik, namun karena keterbatasan waktu guru hanya memberikan kesempatan kepada beberapa kelompok saja. Kemudian pada tahap ulangi guru bisa membimbing siswa untuk mengulangi materi yang telah dipelajari dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswa dengan sangat baik. Pada setiap pertemuan guru selalu memberikan pujian dan teriakan yel-yel yang dilakukan bersama-sama oleh guru dan siswa untuk merayakan keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di atas guru dalam mengelola pembelajaran siklus I belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari kegiatan guru yang belum melaksanakan secara keseluruhan tahap-tahap model pembelajaran Quantum Teaching secara maksimal Tabel 12. Aktivitas siswa Selama Pembelajaran IPS Siklus I No Aspek Pengamatan Kriteria Pengamatan Jml Kriteria 1 2 3 4 1 Keaktifan 5 8 9 2 56 CukupBaik 2 Tanggung Jawab 3 14 5 2 54 Cukup Baik 3 Kemampuan 8 10 5 1 47 Kurang Baik 4 Semangat 8 11 6 2 56 Cukup Baik 5 Kerjasama 7 13 3 2 50 Cukup Baik 68 Dari data tabel observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran cukup baik. Pada pembelajaran siklus I siswa sudah cukup antusias dan aktif bertanya saat guru menggunakan media miniatur candi dalam proses pembelajaran IPS. Siswa aktif mengikuti peoses pembelajaran walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif mengikuti proses pembelajaran. Tanggung jawab siswa saat mengikuti pembelajaran cukup baik karena siswa aktif mengerjakan semua tugas yang diberikan guru walaupun ada beberapa siswa yang kurang bertanggung jawab saat mengerjakan tugas. Kemampuan siswa kurang baik karena siswa belum tahu cara membuat peta konsep untuk menjelaskan materi dan pada saat presentasi ada siswa yang diam saja, hanya beberapa anak saja yang berani menjelaskan materi. Semangat siswa saat mngikuti proses pembelajaran cukup baik. Siswa semangat serta aktif walaupun masih ada siswa yang pasif tidak berani mengeluarkan pendapatnya. Kerjasama siswa cukup baik karena siswa dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dan siswa dan dapat bersosialisasi dengan anggota kelompok walaupun masih ada siswa yang belum bisa bekerjasama dalam kelompoknya. Saat presentasi hasil diskusi kesiapan siswa sudah cukup baik namun masih didominasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang tidak maju untuk melakukan presentasi masih belum maksimal dalam membantu kelompoknya jika ada pertanyaan dari kelompok lain. Pada saat evaluasi masih ada beberapa 69 siswa yang mengeluh kesulitan dalam mengerjakan tugas membuat peta konsep.

d. Refleksi Siklus I

Refleksi pada siklus I dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V. Peneliti dan observer mengolah dan mendiskusikan hasil observasi terhadap guru dan siswa pada saat pembelajaran IPS menggunakan model Quantum Teaching. Berdasarkan hasil diskusi tersebut, penerapan model Quantum Teaching pada siklus I ini adalah: 1 Guru dalam pelaksanaan pembelajaran kerangka TANDUR kurang optimal karena berdasakan hasil observasi skor guru pada tahap Tumbuhkan, Alami, dan Namai masih kurang baik. 2 Masih ada 4 siswa yang kurang memperhatikan dan menghargai pendapat teman kelompok maupun kelompok yang sedang presentasi. 3 Penggunakan media pembelajaran miniature candi prambanan belum optimal karena siswa belum terlibat langsung menggunakan media yang dibawa guru dan media pembelajaran contoh kaligrafi yang digunakan guru kurang besar. 4 Waktu yang digunakan untuk melakukan presentasi, dan evaluasi kurang karena banyak waktu yang digunakan untuk diskusi. 70 5 Pada saat diskusi kelompok masih didominasi siswa yang pandai. Siswa yang lain hanya diam dan kurang aktif menyampaikan pendapat 6 Presentasi hasil diskusi selalu siswa yang sama. Siswa yang lain tidak berani presentasi di depan kelas. 7 Penjelasan materi yang diberikan guru terlalu cepat karena guru berbicara dengan cepat dan kurang jelas sehingga banyak siswa yang belum paham. Dari hasil siklus I menunjukkan bahwa setelah pembelajan IPS dilakukan dengan model Quantum Teaching terjadi peningkatan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah tes akhir siklus I. Nilai rata-rata pada saat dilaksanakan pra tindakan adalah 4,65 meningkat menjadi 7,86 pada siklus I. Pada siklus I ini menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 78 yaitu dari 25 siswa terdapat 18 siswa yang nilainya di atas KKM yang ditentukan ≥75. Sedangkan 5 siswa atau sebesar 22 belum mengalami ketuntasan dalam belajar. Namun demikian berdasarkan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan, hasil tersebut belum dikatakan memenuhi kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan hasil belajar adalah 80 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai nilai ≥75 . 71 Dengan adanya masalah-masalah yang muncul setelah dilakukan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Berikut perbaikan yang perlu dilakukan: 1 Peneliti berdiskusi dengan guru tentang masalah yang dihadapi pada saat melaksanakan tahap TANDUR dalam pembelajaran kemudaian peneliti menjelaskan kembali langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS menggunkan tahap TANDUR dalam model pembelajaran Quantum Teaching. 2 Keterampilan guru dalam mengelola kelas dan mengkondisikan siswa untuk belajar perlu ditingkatkan, guru mengingatkan siswa agar menghargai pendapat teman kelompok dan memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi. 3 Penggunaan media miniature candi ditingkatkan dengan mengajak siswa mengamati secara langsung media candi. Guru sebaiknya menggunakan media contoh kaligrafi yang lebih besar agar siswa yang duduk di belakang dapat melihat dengan jelas. 4 Sebaiknya guru megelola waktu pembelajaran dengan baik. Guru memberi batasan waktu untuk menyelesaikan tugas kelompok sehingga semua kelompok dapat selesai tepat waktu dan langsung presentasi. 5 Agar seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok maka siswa yang pandaidominan ditunjuk sebagai ketua kelompok agar lebih 72 mudah mengkoordinasi anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas kelompok. 6 Guru menunjuk siswa yang mempresentasikan hasil tugas kelompok bergantian dan siswa yang lain membantu wakil kelompoknya apabila ada pertanyaan dari kelompok lain. 7 Guru menjelaskan materi dengan perlahan dan menggunakan intonasi yang jelas agar siswa dapat dengan mudah memahami materi. Uraian hasil refleksi tersebut, menjadi pertimbangan dari peneliti untuk memperbaiki pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada tindakan siklus II berikutnya.

3. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II

Penelitian pada siklus II ini dimulai pada tanggal 14 September sampai dengan 15 September 2015. Siklus II ini dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Standar Kompetensi yang digunakan dalam siklus II adalah “Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia ”. Kompetensi Dasar dalam penelitian ini adalah “Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Budha dan Islam di Indonesia ”. Pokok bahasan pertemuan pertama tentang peninggalan kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia sedangkan pada pertemuan kedua menghargai peninggalan 73 sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia. Berikut penjelasan dari pelaksanaan tindakan siklus II:

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan untuk siklus II dilaksanakan berdasarkan pertimbangan dari siklus I. Untuk memperbaiki kelemahan pada siklus I maka guru juga memberikan motivasi yang lebih banyak kepada siswa yang masih memiliki nilai di bawah KKM. Guru berusaha membuat siswa lebih aktif pada saat diskusi kelompok sehingga semua siswa dapat berperan aktif dan bekerjasama. Untuk memperbaiki kelemahan pada siklus I maka guru juga memberikan motivasi yang lebih kepada seluruh siswa agar lebih percaya diri untuk mengemukakan pendapat. Guru memberikan perhatian dengan porsi yang lebih banyak kepada siswa yang masih memiliki nilai dibawah KKM. Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti adalah dengan merencanakan beberapa kegiatan sebagai berikut. 1 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran Quantum Teaching. RPP tersebut digunakan peneliti sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. RPP dalam siklus II ini telah diperbaiki sesuai dengan hasil refleksi siklus I, sebagai berikut: 74 No. Hasil Refleksi Siklus I Rekomendasi siklus II 1. Guru kurang dapat memanfaatkan media pembelajaran degan optimal untuk menarik perhatian siswa Siswa dilibatkan dalam pemanfaatan media dengan cara meminta siswa memegang , mengamati, dan bertanya tentang media 2. Penjelasan materi terlalu cepat Guru menyampaikan materi dengan jelas dan intonasi yang tepat sehingga siswa mudah memahami materi. 3. Diskusi masih didominasi siswa yang pandai Pembentukan ketua dalam kelompok, sehingga ada pembagian tugas untuk semua anggota kelompok 4. Media kaligrafi kurang besar Media kaligrafi diperbesar 5. Presentasi hasil diskusi selalu siswa yang sama Guru menunjuk siswa yang melakukan presentasi diskusi, dipilih siswa yang belum pernah melakukan presentasi 6 Ada siswa yang kurang memperhatikan kelompok lain yang presentasi Guru menegur dan menasehati siswa agar meghargai teman yang sedang presentasi 7 Ada kelompok yang belum presentasi karena waktu untuk presenasi sudah habis Guru memberikan batasan waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas kelompok sehingga walaupun belum selesai mengerjakan tetapi waktunya sudah habis siswa harus siap presentasi 2 Mempersiapkan media yang digunakan dan menyusun Lembar Kerja Siswa LKS dengan pertimbangan dosen pembimbing dan guru kelas. 3 Menjelaskan kepada guru kelas V tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS dengan mengimplementasikan model pembelajaran Quantum Teaching 4 Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan untuk mengetahui apakah guru dalam mengajarkan materi pelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yang sesuai. 5 Menyusun dan mempersiapkan soal post-test siklus II 75 6 Mempersiapkan kamera untuk keperluan dokumentasi aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Siklus II terdiri dari dua pertemuan. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1 Siklus II pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan hari Senin tanggal 14 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang terdiri dari tiga indikator yaitu mengidentifikasi peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu, menjelaskan bukti peninggalan sejarah agama Budha, dan mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a Tumbuhkan 1 Guru menumbuhkan semangat dan lingkungan yang positif untuk belajar dengan cara siswa melakukan tepuk semangat dan bernyanyi “disini senang disana senang”. 2 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi dengan cara menunjukkan miniatur candi Borobudur lalu melibatkan siswa menggunakan media 76 sehingga siswa dapat memegang, dan mengamati miniatur candi. 3 Guru bertanya jawab dengan siswa tentang candi Borobudur sebagai peninggalan sejarah agama Budha. 4 Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa pada jaman dahulu bangunan tersebut digunakan sebagai tempat ibadah agama Budha dan termasuk candi Budha terbesar di Indonesia. 5 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. 6 Guru memutarkan music klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman. b Alami 1 Guru menjelaskan materi tentang materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan pelan dan intonasi yang jelas. 2 Siswa membaca rangkuman materi yang sudah disediakan guru. 3 Siswa berkelompok menjadi 5 kelompok Guru menunjuk ketua kelompok untuk membagi tugas kepada semua 77 anggota kelompok. Lalu siswa diminta mengambil arisan gambar yang sudah disediakan guru. 4 Siswa mengambil satu linting gambar secara acak. 5 Siswa bersama kelompok berdiskusi menebak gambar apa yang diperoleh. 6 Siswa dibagi tugas ada yang mencari gambar bukti peninggalan agama Hindu yang sesuai dengan gambar. Ada juga yang bertugas mencari gambar yang sesuai dengan bukti peninggalan sejarah agama Budha dan Islam. 7 Kemudian siswa menempelkan gambar yang berisi materi peninggalan sejarah Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia pada papan museum yang sesuai dengan keterangan gambar. c Demonstrasikan 1 Semua anggota kelompok menempel gambar yang diperoleh pada papan musem kemudian guru menunjuk siswa dalam kelompok yang belum pernah presentasi menjelaskan gambar tersebut kepada kelompok lain. 2 Pada saat presentasi ada beberapa siswa dibelakang yang tidak memperhatikan lalu guru menegur siswa tersebut. 78 d Namai 1 Setelah semua gambar ditempel, siswa bersama dengan guru bersama-sama mengoreksi gambar yang terdapat pada papan museum, apakah gambar sudah sesuai dengan keterangannya. 2 Kelompok yang berhasil menempelkan ≥3 gambar dengan tepat medapat 3 stiker untuk setiap anak. Kelompok yang berhasil menempelkan ≤2 gambar dengan tepat mendapat stiker 1. 3 Siswa menjawab kuis berupa pertanyaan peninggalan sejarah yang harus dijawab oleh kelompok. Pertanyaan dibagi menjadi dua yaitu pertanyaan wajib dan pertanyaan bonus. Pertanyaan wajib harus dijawab oleh setiap kelompok. Soal wajib terdiri dari 5 pertanyaan. Jawaban yang benar mendapatkan skor 10. Pertanyaan bonus terdiri dari 15 soal. Jawaban yang benar mendapatkan nilai 1. e Ulangi 1 Guru bersama dengan siswa menyimpulan materi yang telah dipelajari. 2 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menyimpulkan materi peninggalan sejarah agama Hindu, Budha dan Islam yang sudah dipelajari. 79 3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. f Rayakan 1 Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan bertepuk tangan dan pujian untuk siswa. 2 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap kelompok. Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar. 3 Ketua kelas memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam 2 Siklus II pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 September 2015 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran 3x35 menit. Materi yang dibahas tentang mengenal peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha, dan Islam di Indonesia yang terdiri dari empat indiator yaitu menghargai peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu, menghargai peniggalan sejarah yang bercorak agama Budha, menghargai peninggalan sejarah yang bercorak agama Islam dan mengidentifikasi peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Secara rinci proses kegiatan pembelajaran sebagai berikut: a Tumbuhkan 80 1 Guru menumbuhkan semangat dan lingkungan yang positif untuk belajar. 2 Siswa melakukan tepuk semangat dan bernyanyi “Kalau kau suka hati tepuk tangan”. 3 Guru menanyakan kabar siswa kemudian melakukan apresiasi. Guru menunjukkan kaligrafi besar kepada siswa dan bertanya jawab dengan siswa tentang kaligrafi sebagai peninggalan sejarah agama Islam. 4 Setelah itu guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengarahkan siswa supaya tertarik pada pelajaran yang diajarkan, yaitu menjelaskan bahwa kaligrafi adalah seni menulis indah bahasa arab. Banyak kaligrafi yang dijadikan ornamen untuk memperindah masjid. 5 Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 6 Guru memutarkan musik klasik untuk menumbuhkan perasaan tenang dan nyaman. b Alami 1 Guru menjelaskan materi tentang materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam dengan pelan dan intonasi yang jelas. 2 Siswa membaca rangkuman materi yang sudah disediakan guru. 3 Siswa berkelompok menjadi 5 kelompok. 81 4 Guru memberikan batasan waktu untuk menyelesaikan soal teka-teki silang. Ketua kelompok membagi tugas kepada semua anggota kelompok. lalu berdiskusi mengerjakan teka teki silang yang diberikan guru. Teka teki silang terdiri dari 20 soal.. c Demontrasi 1 Kelompok yang sudah selesai mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 2 Guru menunjuk siswa yang belum pernah presentasi. 3 Siswa bersama dengan guru mencocokkan jawaban pada teka teki. Kelompok yang berhasil menjawab ≥15 dari semua soal, berhak mendapatkan stiker prestasi sebanyak 3 buah untuk setiap anak. Kelompok yang berhasil menjawab ≤15 hanya mendapat 1 stiker prestasi. Siswa yang tidak memperhatikan mendapat teguran dari guru dan menyerahkan 1 sticker prestasi kepada guru. d Namai 1 Siswa kembali ke meja masing-masing kemudian melakukan permainan stik berjalan dipandu oleh guru. 2 Pertama-tama guru memutarkan musik kemudian siswa dan guru bernyanyi bersama-sama. 3 Siswa bernyanyi sambil memutarkan stik berjalan secara estafet kepada teman disebelahnya. 82 4 Ketika music berhenti, siswa yang memegang stik berjalan menjawab pertanyaan yang diberikan guru atau maju menjelaskan gambar bukti peninggalan sejarah Hindu, Budha, dan Islam . e Ulangi 1 Guru bersama dengan siswa menyimpulan materi yang telah dipelajari. 2 Guru melakukan tanyajawab dengan siswa untuk mengulangi materi peninggalan sejarah kerajaan Hindu, Budha dan Islam yang sudah dipelajari. 3 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. f Rayakan 1 Guru memberikan apresiasi kepada siswa dengan bertepuk tangan dan pujian untuk siswa. 2 Guru memberikan bintang prestasi dan pujian pada setiap kelompok. 3 Siswa dan guru memberikan tepuk tangan kepada seluruh siswa yang telah berusaha keras untuk belajar. 4 Siswa diberikan soal evaluasi siklus II untuk dikerjakan secara individu. Selanjutnya soal tersebut ditukarkan secara acak yang kemudian dicocokkan secara bersama- sama. 83 5 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam penutup untuk mengakhir pembelajaran IPS pada hari itu. Soal tes siklus II yang dikerjakan oleh siswa berjumlah 20 soal. Siswa yang mengikuti tes berjumlah 24 kerena ada 1 siswa yang tidak berangkat karena sakit. Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Balong pada siklus II terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Hasil Belajar IPS Siklus II Jumlah Siswa Ketuntasan Persentase Nilai rata-rata T BT T BT 24 20 4 83 17 82,3 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 82,3. Siswa yang memperoleh nilai sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 20 siswa atau sebesar 83. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sejumlah 4 siswa atau sebesar 17. Gambar 3. Persentase Jumlah Siswa yang mencapai KKM Siklus II 20 40 60 80 100 Tuntas KKM Belum Tuntas KKM 17 83 84 Tabel 14. Perkembangan Hasil belajar IPS pada Siklus I dan Silklus II Jumlah Siswa Siklus I Rata- rata Nilai Siklus II Rata- rata Nilai Ketuntasan Persentase Ketuntasan Persentase T BT T BT T BT T BT 25 18 5 78 22 78,6 20 4 83 17 82,3 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 78,6, pada Siklus II meningkat menjadi 82,3. Jumlah siswa yang mencapai standar KKM ≥75 pada siklus I ada 18 siswa atau sebesar 78, kemudian pada Siklus II meningkat menjadi 20 siswa atau sebesar 83. Jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM pada Siklus I ada 5 siswa atau sebesar 22, dan pada Siklus II menurun menjadi 4 siswa atau sebesar 17. Evaluasi Tindakan dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari meningkatnya jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 2 siswa 8,69 yaitu dari 18 siswa 78 menjadi 20 siswa 83 dan rata- rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 3,7 dari 78,6 meningkat menjadi 82,3. Berdasarkan indikator kriteria keberhasilan pada BAB III, hasil tersebut sudah memenuhi kriteria karena indikator keberhasilan untuk meningkatkan prestasi belajar adalah 80 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM dan nillai rata-rata siswa ≥75. 85

c. Observasi Siklus II

Pada dasarnya observasi siklus II sama dengan observasi siklus I. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi ada 2 yaitu lembar observasi yang disusun untuk mengobservasi guru dan lembar observasi untuk siswa pada saat proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Pada tahap siklus II ini, yang bertindak sebagai observer sama pada tahap siklus I yaitu teman sejawat dari peneliti yaitu Rafika Dewi dan Anjar Kumaya Sari. Perhitungan analisis keaktifan guru dan siswa dalam penelitian ini dianalisa berdasarkan tahapan yang dilalui berdasarkan prosedur model pembelajaran Quantum Teaching. Keaktifan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS ini dapat dilihat dari skor lembar observasi guru dan siswa yang dilakukan oleh observer dibawah ini: Pada pembelajaran siklus II guru sudah menggunakan langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dengan sangat baik. Pada tahap tumbuhkan sudah sangat baik karena guru berhasil menumbuhkan semangat dan rasa ingin tahu sehingga siswa merasa senang dan antusias mengikut proses pembelajaran. Pada tahap Alami dan Namai, guru juga sudah sangat baik dalam memberikan pertanyaan, membimbing jalannya diskusi dan menguasai kelas. Pada saat presentasi siswa sudah dapat 86 mendemontrasikan materi yang dipelajarai dengan sangat baik tanpa bantuan gurudan semua anggota aktif melakukan presentasi tanpa didominasi siswa yang pandai. Pembelajaran Kuis dan TTS membuat siswa lebih tertarik pada pembelajaran IPS dari awal sampai akhir. Pada tahap ulangi guru dapat membimbing siswa mengulangi materi dengan sangat baik. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan sangat baik sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih tertarik untuk berdiskusi kelompok, lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran, dan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS. Pada tahap ulangi guru dapat membimbing siswa mengulangi materi dengan sagat baik, banyak siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Pada tahap rayakan, guru memberikan reward kepada siswa yang aktif dan berani. Tabel 16. Aktivitas siswa Selama Pembelajaran IPS Siklus II No Aspek Pengamatan Kriteria Pengamatan Jml Kriteria 1 2 3 4 1 Keaktifan 2 12 10 80 Sangat baik 2 Tanggung Jawab 4 12 8 76 Sangat baik 3 Kemampuan 5 10 9 76 Sangat baik 4 Semangat 6 9 9 75 Sangat baik 5 Kerjasama 3 6 15 84 Sangat baik Dari data tabel observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran 87 Quantum Teaching sangat baik. Pada pembelajaran siklus II siswa sudah sangat antusias dan bersemangat dengan pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dari siswa yang aktif bertanya jawab saat guru mengulang kembali materi pelajaran. Siswa bersemangat mengikuti seluruh proses kegiatan pembelajaran. Pada saat siswa menamai pengetahuan baru siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena pada pertemuan sebelumnya siswa sudah belajar materi tersebut. Kemampuan siswa dalam memahami materi sudah sangat baik. Semua sudah dapat menjelaskan materi di depan kelas dengan baik tanpa bantuan guru. Seluruh anggota kelompok sudah dapat bertanggung jawab menyelesaikan tugas masing-masing dengan sangat baik dan tepat waktu. Saat diskusi kelompok mengerjakan TTS siswa antusias serta aktif bekerjasama dengan kelompok. Saat presentasi hasil diskusi siswa sudah sangat baik. Pada akhir pembelajaran siswa terlihat senang dan bangga karena memperoleh reward stiker prestasi yang banyak dari guru.

d. Refleksi Siklus II

Setelah tindakan kedua pada siklus II selesai, tahap selanjutnya yang merupakan tahap keempat penelitian tindakan kelas ini adalah melakukan refleksi. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk mengevaluasi dari hasil observasi siswa pada pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching hasil observasi terhadap guru pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS 88 menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan hasil post test. Guru sudah dapat menyesuaikan diri dan menerapkan langkah- langkah model pembelajaran problem Quantum Teaching dalam pembelajaran IPS dengan baik. Penjelasan guru sudah mulai dipahami oleh siswa. Guru sudah memancing keaktifan dan kerjasama siswa dalam kelompok, melaksanakan dan mendampingi siswa dalam kerja kelompok. Siswa menjadi semakin tertarik dengan pembelajaran IPS hal ini dapat dilihat dari antusias dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas serta perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Keaktifan siswa dalam hal bertanya dan berpendapat menjadi semakin meningkat dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai. Waktu yang digunakan sudah efektif dan efisien saat melakukan kerja kelompok. Siswa dalam berkelompok sudah dapat bertanggungjawab atas tugas yang diberikan guru dalam kelompok. Hasil data observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada mata pelajaran IPS sudah dapat diterapkan secara optimal dan sudah tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Balong. Hal tersebut juga dibuktikan bahwa 20 siswa atau sebesar 83 sudah memenuhi Standar ketuntasan Minimal KKM. Rata-rata nilai siswa pada kelas 89 tersebut sebesar 82,3. Berdasarkan kriteria keberhasilan yang tertulis pada BAB III yaitu pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM yaitu 75. Berdasarkan hasil belajar dari nilai post- test tersebut maka peneliti dan guru sepakat bahwa penelitian tindakan kelas ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

D. Analisis Data

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Balong. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SD N Balong. Hasil peningkatan hasil belajar IPS dari pra tindakan, sikus I, dan siklus II tersebut disajikan melalui tabel 17 berikut: Tabel 17. Peningkatan Hasil Belajar IPS pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II Pra Tindakan Siklus I Siklus II Persentase Ketuntasan Rata- rata Nlai Persentase Ketuntasan Rata- rata Nilai Persentase Ketuntasan Rata- rata Nilai T BT 46,5 T BT 78,6 T BT 82,3 100 78 22 83 17 Berdasarkan tabel peningkatan di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada pra tindakan adalah 46,5 sedangkan ketuntasan belajar siswa adalah 0. Pada tindakan siklus I rata-rata nilai meningkat menjadi 78,6 dengan ketuntasan hasil belajar siswa sesuai KKM 78. Pada Siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 82,3 sedangakan persentase ketuntasan 90 siswa meningkat menjadi 83. Dari uraian tersebut di atas dapat ditegaskan bahwa secara menyeluruh hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS menunjukkan peningkatan setiap siklusnya. Model pembelajaran Quantum Teaching dilaksanakan dengan tahap TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dengan demikian hipotesis tindakan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS telah terbukti. Peningkatan hasil belajar siswa saat pra tindakan, Siklus I , dan siklus II dapat diuraikan melaui grafik berikut: Gambar 4. Peningkatan Nilai rata-rata pra tindakan, siklus I, dan siklus II

E. Pembahasan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SD N Balong dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar pada pembelajaran IPS Siklus I lebih banyak dibandingkan pada pre-test pra tindakan. Pada tahap pra tindakan, rata-rata kelas sebesar 46,5, dan persentase ketuntasan belajar sebesar 0. Setelah dilakukan tindakan dalam siklus I, rata-rata kelas meningkat menjadi 78,6, dan persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 78. Suasana pembelajaran yang diciptakan guru membuat siswa tertarik 20 40 60 80 100 Pra tindakan Siklus I Siklus II Nilai rata-rata 46,5 78,6 82,3 91 mengikuti pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran Keaktifan siswa temasuk cukup baik skor 56 dan Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas juga cukup baik skor 54. Namun Kemampuan dan semangat siswa dalam menerima materi yang diberikan guru termasuk kurang baik skor 47 dan skor 49. Pada saat diskusi, kerjasama siswa dalam satu kelompok termasuk kurang baik skor46 karena ada beberapa siswa yang kurang bisa bekerjasama dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dan evaluasi dan guru memberikan penghargaan pada kelompok sehingga terlihat wajah senang siswa. tindakan siklus I merupakan awal penerapan model pembelajaran Quantum Teachig pada mata pelajaran IPS untuk siswa kelas V di SD Negeri Balong. Guru sudah berupaya secara optimal untuk menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa meskipun masih ada beberapa kekurangan. Dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung pada siklus I, suasana pembelajaran yang diciptakan guru membuat siswa tertarik. Model pembelajaran Quantum Teaching mengunakan kerangka TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan sesuai dengan pendapat Bobby The Potter 2014: 128-136. Tahap Tanamkan dilakukan guru dengan memutarkan musik instrument untuk menciptakan suasana yang nyaman antara siswa dan lingkungan sesuai dengan pendapat Miftahul A’la 2010:54 yaitu Quantum Teaching menciptakan pembelajaran yang bermakna dengan memaksimalkan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan. Tahap Alami dan Namai dilaksanakan pada saat diskusi kelompok, guru membentuk siswa dalam 92 kelompok sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty 2008: 116-117 bahwa anak masa kelas tinggi Sekolah Dasar lebih suka membentuk kelompok kelompok sebaya untuk bermain dan mereka membuat peraturan di dalam kelompoknya. Siswa menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran saat berdiskusi dan mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Pada tahap ulangi, guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari kemudian guru memberikan reward kepada siswa yang sudah aktif dalam pembelajaran. Hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Pada akhir siklus I ini ada 5 siswa yang belum tuntas. Peneliti mengamati ketidak tuntasan ini dikarenakan ada 4 siswi jenis kelamin perempuan yang cenderung diam dan belum mau bekerja dalam kelompoknya. Siswa ini merasa kurang pandai sehingga tidak mau menyampaikan pendapat dan ikut memecahkan permasalahan pada soal LKS kelompok. Ada 1 siswa jenis kelamin laki-laki saat proses pembelajaran sering membuat gaduh dan menganggu teman lainnya, dan tidak mau membantu tugas kelompok. Salah satu siswa perempuan ada yang selalu mendapatkan nilai terendah pada saat tes evaluasi. Namun ada satu siswa laki-laki yang selalu aktif dikelas, dia adalah siswa yang pandai dilihat dari hasil tes siklus I dan II selalu mendapat nilai 100. Ketidaktuntasan 5 siswa dalam siklus I ini menjadikan bahan pertimbangan bagi peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun 93 usaha yang dilakukan adalah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi terhadap ke 4 siswa supaya rajin belajar, mau ikut berpartisipasi dalam tugas kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa yang cenderung pemalu untuk memberikan pendapatnya, memberikan perhatian lebih kepada 1 siswa yang membuat gaduh dikelas, dan memberikan tambahan pembelajaran secara klasikal agar siswa lebih memahami materi. Pelaksanaan siklus II ini, terdiri dari 2 pertemuan. Proses pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus II sesuai dengan refleksi pada siklus I, sehingga terdapat perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Pada saat proses pembelajaran, Keaktifan siswa temasuk sangat baik skor 80. dan Tanggung jawab siswa dalam melaksanakan tugas juga sangat baik skor 76. Kemampuan dan semanagt siswa dalam menerima materi yang diberikan guru termasuk sangat baik skor 76 dan skor 75. Pada saat diskusi, kerjasama siswa dalam satu kelompok sangat baik skor84. Saat berdiskusi kelompok siswa aktif dalam mengungkapkan pendapatnya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru dan sudah tidak didominasi oleh siswa yang pandai saja. Pada akhir pembelajaran atau tahap evaluasi, kemampuan siswa melakukan penyimpulan materi pembelajaran sangat baik. Pada pembelajaran siklus II rasa ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPS meningkat, hal ini dibuktikan keaktifan dan kesiapan siswa dalam kegiatan kelompok. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif didalam kelompok, sudah berani dalam menyampaikan pendapatnya, dan masing-masing kelompok sudah semakin percaya diri untuk tampil didepan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25