93
usaha yang dilakukan adalah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi terhadap ke 4 siswa supaya rajin belajar, mau ikut berpartisipasi dalam tugas
kelompok, memberikan kesempatan kepada siswa yang cenderung pemalu untuk memberikan pendapatnya, memberikan perhatian lebih kepada 1 siswa
yang membuat gaduh dikelas, dan memberikan tambahan pembelajaran secara klasikal agar siswa lebih memahami materi.
Pelaksanaan siklus II ini, terdiri dari 2 pertemuan. Proses pelaksanaan pembelajaran IPS pada siklus II sesuai dengan refleksi pada siklus I, sehingga
terdapat perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Pada saat proses pembelajaran, Keaktifan siswa temasuk sangat baik skor 80. dan Tanggung jawab siswa
dalam melaksanakan tugas juga sangat baik skor 76. Kemampuan dan semanagt siswa dalam menerima materi yang diberikan guru termasuk sangat
baik skor 76 dan skor 75. Pada saat diskusi, kerjasama siswa dalam satu kelompok sangat baik skor84. Saat berdiskusi kelompok siswa aktif dalam
mengungkapkan pendapatnya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru dan sudah tidak didominasi oleh siswa yang pandai saja. Pada
akhir pembelajaran atau tahap evaluasi, kemampuan siswa melakukan penyimpulan materi pembelajaran sangat baik.
Pada pembelajaran siklus II rasa ketertarikan siswa terhadap pembelajaran IPS meningkat, hal ini dibuktikan keaktifan dan kesiapan siswa
dalam kegiatan kelompok. Siswa yang sebelumnya pasif menjadi aktif didalam kelompok, sudah berani dalam menyampaikan pendapatnya, dan
masing-masing kelompok sudah semakin percaya diri untuk tampil didepan
94
kelas saat mempresentasikan hasil karya kelompoknya. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran lebih terlihat sehingga dapat melatih siswa untuk
membangun pengetahuan dalam pikirannya dengan caranya sendiri. Upaya yang
dilakukan guru
tersebut membuat
keaktifan siswa
dalam bertanyamengungkapkan pendapat tidak didominasi lagi siswa yang pandai,
dan siswa yang berusaha menyelesaikan tugas LKS dengan sebaik-baiknya. Pemberian penghargaan baik berupa lisan, tertulis, atau sebuah barang
membuat siswa merasa senang dengan pembelajaran IPS. Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan pembelajaran IPS
mengalami peningkatan. Peningkatan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 82,3 dibandingkan pada siklus I nilai rata-rata siswa hanya 78,6. Persentase
ketuntasan belajar meningkat menjadi ,83 dibandingkan pada siklus I yang persentase ketuntasan belajar siswa hanya 78,6.
Hasil pengamatan dari tindakan siklus II menunjukkan bahwa pengoptimalan model Quantum teaching dapat membuat siswa menjadi lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga mengingkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil persentase ketuntasan belajar IPS masih ada 3 siswa yang
belum mencapai KKM. Jadi, siklus II ini, ketuntasan belajar siswa 80 dari jumlah siswa
yang mengikuti kegiatan pembelajaran telah mencapai KKM dan nilai rata- rata kelas
≥75. Peningkatan hasil belajar penelitian tindakan kelas siklus II menunjukkan bahwa kriteria keberhasilan sudah tercapai sehingga tindakan
berhenti pada siklus II.
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS
pada siswa kelas V SD N Balong. Hasil belajar IPS saat pra tindakan nilai rata-rata siswa sebesar 46,5 dengan persentasen ketuntasan klasikal 0. Pada
tindakan siklus I rata-rata hasil belajar IPS siswa sebesar 78,6 dan meningkat pada siklus II sebesar 82,3 Sedangkan persentase yang ketuntasan klasikal
yang diperoleh pada siklus I adalah 78 dan mengalami meningkatan pada siklus II sebesar 83. Data ini membuktikan bahwa siswa telah dapat
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga dapat diartikan pembelajaran IPS melalui model Quantum teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Model pembelajaran Quantum Teaching dengan tahap TANDUR
Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi, Rayakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Pada tahap
tumbuhkan, guru menumbuhkan minat belajar siswa. Guru menumbuhkan minat belajar siswa dengan menggunakan media konkret cminiatur candi
prambanan, candi Borobudur, dangambar kaligrafi. Guru memutarkan music klasik untuk menumbuhkan perasaan nyaman saat pembelajaran. Tahap alami
mengajak siswa belajar dengan pengalaman langsung sehingga dapat memudahkan untuk pemberian makna belajar pada tahap namai. Dalam tahap
alami pembelajaran model Quantum Teaching menggunakan metode
96
penugasan, diskusi, tanya jawab, permainan. Pada saat tahap demonstrasi siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan pengetahuan yang mereka
pelajari. Tahap ulangi dilakukakan siswa saat siswa mengulangi pengetahuan baru yang telah diperoleh. Tahap rayakan memberi penghormatan dan pujian
atas ketekunan dan kesuksesan siswa selama pembelajaran. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mencapai persentase 50,4 cukup
baik meningkat pada siklus II sebesar 78,6 sangat baik. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model Quantum Teaching dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri
Balong.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang disimpulkan diatas, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru
Guru diharapkan dapat menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran IPS dengan materi yang sesuai agar prestasi belajar
siswa meningkat.Pengelolaan waktu pada saat pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching dengan tahap TANDUR harus diperhatikan agar
seluruh tahap TANDUR dapat dilaksanakan dengan baik 2.
Bagi siswa Sebaiknya siswa dapat mengemukakan ide atau pendapatnya serta
dapat bekerja sama dengan teman satu kelompoknya untuk melaksanakan kegiatan diskusi dan melakukan penyelidikan tugas kelompok.
97
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni. 2005. Metodologi Penelitian Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Dinas Pendidikan Provinsi DIY. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar. Yogyakarta. Depdiknas. 2006.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas. Bandung: Citra Umbara. DePorter, Bobby dkk. 2014. Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum
Teaching di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. Hasan Said Hamid. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta: Dirjendikti,
Depdikbud RI. Hidayati.2002. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.
Yogyakarta: UNY. Isjoni.
2007.I
ntegrated Learning : Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan Dasar. Pekanbaru: Falah Production.
Miftakhul A’la. 2010. Quantum Teaching Buku Pintar dan Praktis.
Yogyakarta. Diva Press. RitaEka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY.
Rudy Gunawan. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta. Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Samlawi, fakih dan Mahfud, bunyamin. 1999. Konsep dasar IPS. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kbudayaan direktorat Jenderal Perguruan Tinggi.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono Anas. 2013. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
98
Suharsimi Arikunto.2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rieneka Cipta. _______________.2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara. Suharsimi Arikunto, dkk 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara. ________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Rineka Cipta. Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY.
Sujati. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UNY.
Wina Sanjaya. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zainal Arifin. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip - prinsip Teknik dan Prosedur. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Zainal Aqib, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK.Bandung: Yrama widya.