Tabah dan Sabar Ketika Menjalani Sakit Tetap Mengerjakan Shalat

Khusnul Khatimah 140 “Barangsiapa yang akan memperoleh limpahan kebaikan dari Allah maka terlebih dahulu ia akan diberi cobaan.” HR. Bukhari dan Muslim Dalam hadits yang lain, Rasul juga bersabda: “Tidak satu pun musibah yang menimpa diri seorang muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan, kesedihan dan kedukaan maupun penyakit, bahkan karena sepotong duri yang menusuk, kecuali dihapuskan Allah dengan itu sebagian kesalahan- kesalahannya.” HR. Bukhari dan Muslim Suatu hari Ibnu Mas’ud mendatangi Rasulullah  , saat itu Rasulullah  tengah demam. “Aku berkata kepadanya, ‘Ya Rasulullah  , badanmu amat panas.’ Beliau berkata, ‘Memang, suhuku naik, sampai dua kali lipat suhu badan kalian di kala demam.’ Aku berkata, ‘Sebabnya mungkin karena diberi pahala dua kali lipat ganda pula’ ‘Benar begitu’ ujar Nabi, ‘Dan juga, tidak seorang muslim pun yang ditimpa kesakitan mulai dari tusukan duri hingga yang lebih berat dari itu, kecuali dihapuskan Allah dengan itu kesalahan-kesalahannya, seperti kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” HR. Bukhari Subhanallah, jadi bagi seorang muslim, sakit adalah sarana menjadi diri yang lebih baik. Ada beberapa adab seorang muslim ketika tengah menderita sakit, seperti tersebut di bawah ini

A. Tabah dan Sabar Ketika Menjalani Sakit

Sabar adalah penolong terbaik bagi seorang mukmin. Allah  berirman: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan mengerjakan salat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” QS. al-Baqarah: 153 141 Adab Mukmin Tatkala Menderita Sakit Ya, sabar adalah pemberian yang teramat berharga dari Allah  terhadap hamba-Nya. Rasulullah  bersabda: “Sungguh ajaib keadaan seorang mukmin itu Bagaimanapun keadaannya, maka semuanya itu menjadi kebaikan. Keadaan seperti ini tidak akan ditemukan kecuali pada orang mukmin. Jika ia mendapat kegembiraan, ia akan bersyukur dan itu merupakan kebaikan. Jika ia ditimpa kemalangan, ia akan bersabar dan itu juga merupakan kebaikan baginya.” HR. Muslim Allah  akan mengganti kesabaran seseorang dengan surga, sebagaimana janji-Nya dalam sebuah hadits qudsi: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berirman, ‘Jika seorang hamba mendapat cobaan dari-Ku mengenai dua kesayangannya kedua matanya, kemudian ia bersabar, nanti akan Kuganti dengan surga.’”HR. Bukhari Sikap sabar, pasrah, secara medis ternyata berdampak positif. Sesungguhnya, ketika tubuh mengalami kerusakan dalam sistem isiologisnya yang kita namai dengan sakit, secara otomatis tubuh akan melakukan semacam autohealing, pengobatan dari dalam tubuh itu sendiri. Pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan semakin ampuh jika sistem autohealing itu juga bekerja optimal. Sikap sabar, tabah dalam menghadapi rasa sakit, akan mendorong tubuh untuk melakukan autohealing tersebut.

B. Tetap Mengerjakan Shalat

Shalat merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan sama sekali. Anas bin Malik meriwayatkan: “Sebelum wafat, Rasulullah  berwasiat, ‘Jagalah shalat, jagalah shalat ...’, hingga dada Rasulullah  tergerak-gerak namun tidak mampu mengucapkan dengan lisan.” HR. Ahmad Khusnul Khatimah 142 Jadi, meskipun sedang dalam keadaan sakit, seorang mukmin harus tetap menjalankan amalan shalat, khususnya shalat wajib. Karena shalat adalah ibadah yang paling agung, dan bisa menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah  yang Mahatinggi. Akan tetapi, karena ketika seseorang tengah menderita sakit maka ada penurunan kadar kebugaran isik maka tatkala sakit ada rukhshah keringanan tersendiri. Sesungguhnya, kita memang hanya diwajibkan bertakwa kepada Allah  sesuai kemampuan kita. “Karena itu, bertakwalah kalian kepada Allah menurut kesanggupan kalian dan dengarlah serta taatlah.” QS. at-Taghabun: 16 Beberapa prinsip tatacara shalat bagi orang sakit adalah sebagai berikut: 1. Bersuci terlebih dahulu guna menghilangkan hadats besar dan kecil. Jika tidak ada air maka bisa bertayamum. 2. Membersihkan busana dan badan dari najis. Apabila tidak mampu, boleh shalat dengan keadaan yang ada. 3. Shalat di tempat suci, kecuali jika tidak mampu maka boleh shalat di mana saja. 4. Apabila tidak bisa tegak maka bisa dengan bersandar atau bertumpu dengan tongkat. Jika tidak bisa bersandar, bisa dengan duduk. Jika tidak bisa, dengan berbaring miring menghadap kiblat. Jika tidak bisa menghadap kiblat maka bisa berbaring menghadap apapun yang paling meringankan, paling memudahkan, sebagaimana irman Allah  , “Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian.” QS. al- Baqarah: 185 143 Adab Mukmin Tatkala Menderita Sakit

C. Boleh Mengadu Selama Bukan untuk Pelampiasan Kekecewaan