Khusnul Khatimah
150 lerengnya subur dan yang satu lagi tandus? Bukankah engkau akan
memilih lereng yang subur sebagai tempat menggembalakannya, maka hal itu adalah karena takdir Allah
. Sebaliknya, bila engkau memilih lereng yang tandus, itu juga adalah takdir Allah
?’ Kebetulan Abdurrahman bin Auf yang tadi pergi
menyelesaikan urusannya dan kemudian tiba di tempat itu berkata, ‘Mengenai soal ini, aku punya keterangan. Aku dengar
Rasulullah
bersabda, ‘Jika engkau mendengar ia wabah penyakit berjangkit di suatu daerah, janganlah engkau datang
ke sana, dan jika berjangkitnya di tempat engkau berada maka janganlah engkau keluar untuk melarikan diri darinya’
Ujar Ibnu Abbas, ‘Umar pun bersyukur memuji Allah, kemudian kembali pulang.’”
Demikianlah, jika ada wabah penyakit, kita dianjurkan untuk tidak mendatangainya, dan jika kita berada di daerah
berjangkitnya wabah tersebut, kita juga dilarang untuk keluar, karena dikhawatirkan pada diri kita terdapat bibit penyakit yang
bisa menulari orang-orang yang berada di daerah yang akan kita datangi.
J. Berdzikir, Mengingat Maut dan Banyak Beramal Sebagai Persiapan Menghadapinya
Seperti telah dijelaskan di atas, memang tidak semua sakit akan mengantar kita kepada kematian. Akan tetapi, kita sering
mendapati, orang-orang meninggal karena sakit. Oleh karenanya, selama kita sakit, gunakan kesempatan itu untuk mengingat maut,
dan oleh karenanya, kita pun melakukan banyak amalan sebagai persiapan menghadapinya.
Dari Ibnu Umar, Nabi bersabda, “Perbanyaklah olehmu mengingat pemutus kesenangan.” Maksudnya adalah maut. HR.
151
Adab Mukmin Tatkala Menderita Sakit
habrani, dengan sanad hasan Amalan yang bisa kita lakukan adalah semampu kita, serta
bukan amalan yang terlalu banyak menggunakan isik—karena saat itu mungkin kita dibatasi oleh lemahnya isik kita selama sakit.
Jangan memaksa diri, misalnya berangkat untuk mengisi tabligh akbar di luar kota padahal tubuh kita sangat lemah, karena hal itu
justru akan membuat sakit kita semakin parah. Akan tetapi, ketika kita telah sembuh, kita termotivasi untuk lebih kiat lagi beramal
salih, termasuk amalan yang memerlukan isik kuat.
K. Berbaik Sangka Terhadap Allah
dan Tidak Mengharap Mati
Selama kita sakit, kita dianjurkan untuk senantiasa berbaik sangka terhadap Allah
, Al-Khaliq. Kita harus senantiasa mengingat, betapa rahmat Allah
itu sangat luas. Jabir pernah mendengar Rasulullah
bersabda, 3 hari sebelum wafatnya: “Janganlah seseorang meninggal kecuali dalam keadaan
berbaik sangka terhadap Allah.” HR. Muslim Sementara, mengharapkan mati atas sakit kita yang mungkin
tak kunjung sembuh, makruh hukumnya. Dari Anas, bahwasannya Rasulullah
bersabda: “Janganlah seseorang mengharap mati karena suatu bencana
yang menimpa dirinya Dan seandainya ia terpaksa mengharapnya, hendaklah ia mengucapkan, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku selama
hidup itu lebih baik untukku dan wafatkanlah aku jika wafat itu lebih berguna untukku.’” HR. Jama’ah
Khusnul Khatimah
152
“Barangsiapa yang menjenguk orang yang sakit, maka terdengarlah seruan dari langit,
‘Baik sekali perbuatanmu Baik sekali kunjunganmu
Engkau telah menyediakan suatu tempat tinggal di dalam surga.’”
HR. Ibnu Majah
153
Salah satu sopan-santun dalam Islam adalah
dengan dianjurkan kita memuliakan orang yang sakit. Beberapa hal yang bisa kita lakukan
terhadap kerabat kita yang tengah menderita sakit akan kita bahas sebagai berikut.
A. Menjenguk Orang Sakit