143
Adab Mukmin Tatkala Menderita Sakit
C. Boleh Mengadu Selama Bukan untuk Pelampiasan Kekecewaan
Ketika kita sedang menderita sakit, biasanya kita merasa kesakitan, terkadang kita tak mampu menahan rasa sakit itu
sehingga harus mengadu kepada orang-orang di sekitar itu. Asal pengaduan itu bukan pelampiasan kekecewaan, maka boleh
saja. Nabi
sendiri juga pernah mengadu kepada Abdullah bin Mas’ud, “Aku rasa badanku amat panas, sampai dua kali panas
badan kalian pada waktu demam.” HR. Bukhari Aisyah pun pernah mengeluh kepada Rasulullah
, “Oh, sakitnya kepalaku” Nabi bersabda, “Aku juga, kepalaku terasa
sakit sekali” Bagaimana ungkapan yang berisi pelampiasan kekecewaan?
Mungkin Anda pernah mendengar orang sakit menangis menggerung-gerung, menggugat keadilan Allah
, memaki- maki orang di sekitarnya dan sebagainya. Kira-kira, hal semacam
itulah yang tidak diperbolehkan. Sebaiknya, sebelum menyampaikan apa yang kita derita,
terlebih dahulu kita memuji Allah
. Misalnya seperti apa yang menjadi sabda Nabi Ya’qub
ketika beliau tengah menderita sakit, “Hanya aku adukan kesedihan dan kedukaanku kepada
Allah.”
D. Berikhtiar Penuh dalam Berobat
Salah satu ikhtiar yang paling penting dari orang sakit adalah berobat. Bahkan menurut Sayyid Sabiq, berobat adalah perintah
agama. Dari Usamah bin Syuraik, disebutkan: “Aku datang menemui Nabi
dan aku melihat shahabat- shahabatku seolah-olah di atas kepala mereka ada burung
bertengger karena hormat dan takzim mereka terhadap Nabi. Aku
Khusnul Khatimah
144 pun memberi salam, lalu duduk. Kemudian datanglah orang-orang
Badui dari sana-sini. Mereka bertanya, ‘Ya Rasulullah
, apakah kami boleh berobat?’ Nabi
bersabda, ‘Berobatlah engkau karena Allah Ta’ala tidak menaruh suatu penyakit, melainkan menyediakan
obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu penyakit tua.’” HR. Ahmad dan ashhabus Sunan serta dipandang sahih oleh Tirmidzi
Demikian juga, dalam hadits lain, dari Jabir, Rasulullah
bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Jika sakit telah diobati, ia akan
sembuh dengan izin Allah.” HR. Muslim Jadi, seberat apapun sakit kita, jangan berhenti untuk
berikhtiar. Karena berhenti berikhtiar, berarti kita telah putus asa, suatu hal yang sangat dilarang di dalam Islam, sebagaimana
irman Allah
: Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari
rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.” QS. al-Hijr: 56
E. Tidak Berobat dengan Obat-obatan yang Haram