Timbangan Mizan Hari Kebangkitan 1. Kehidupan Setelah Kematian

Khusnul Khatimah 112

11. Timbangan Mizan

Timbangan amal merupakan bagian dari peristiwa besar di hari kebangkitan. Dengan neraca yang sangat akurat, Allah  menimbang keimanan, amal serta akhlak. Mungkin ada pertanyaan, seperti apa bentuk timbangan itu? Samakah dengan timbangan di bumi? Lantas, satuan berat seperti apa yang menjadi patokan ukuran? Mizan itu gaib. Jadi, yang tahu hanya Allah  . Akan tetapi, ahlusunah meyakini bahwa manusia akan dimasukkan ke dalam timbangan yang sangat akurat. Manusia akan ditimbang amalan baik dan buruknya. Manusia yang timbangan kebaikannya berat maka akan mendapatkan bahagia. Sedangkan manusia yang ringan amalan kebaikannya maka ia akan celaka. Seringan apapun amalan itu, mizan akan mampu mendeteksinya. Allah  berirman: “Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekali pun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.” QS. al-Anbiya’: 47 Dalam irman-Nya yang lain: “Timbangan pada hari itu menjadi ukuran kebenaran. Maka siapa yang berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang yang beruntung.” QS. al-A’raf: 8 Allah  juga menjelaskannya dalam irman yang lain: “Barangsiapa berat timbangan kebaikan nya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya maka mereka itulah orang-orang yang 113 Perjalanan Ruh Kembali Kepada PenciptaNya merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam Neraka Jahanam.” QS. al-Mu’minun: 102-103 Suatu hal yang perlu dicatat, Allah  tidak akan melihat timbangan seseorang berdasarkan gemuk dan kurusnya seseorang. Pernah suatu saat, Abdulah bin Mas’ud memanjat pohon karena hendak mengambil batang untuk dibuat siwak dan sebagian shahabat melihat betis beliau yang sangat kecil. Abdullah bin Mas’ud adalah seorang shahabat yang bertubuh kecil, kurus dan pendek. Melihat itu, para shahabat tertawa. Kemudian Rasulullah  bertanya, “Kenapa kalian tertawa? Apakah kalian menertawakan kecilnya kedua betis Ibnu Mas’ud? Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, betis Ibnu Mas’ud dalam timbangan nanti lebih berat daripada Gunung Uhud.” HR. Abu Nu’aim Selain itu ada juga hadits yang berbunyi, “Pada hari kamat nanti, seorang yang gemuk dan besar didatangkan, namun bobot timbangannya tidak sepadan dengan sayap seekor lalat sekalipun sangat ringan. Ketika ditanya, ‘Kenapa demikan?’ Rasulullah  menjawab, ‘Karena ia ketika sendiri merusak dan melanggar aturan Allah.’” HR. Muttafaq ‘Alaih Ada satu amalan yang ketika ditimbang ternyata sangat berat, yaitu ucapan yang memuji kepada Allah  . Rasulullah  bersabda, “Alhamdulillah itu akan mengisi penuh timbangan mizan.” HR. Abu Nu`aim Beliau juga bersabda: “Ada dua kalimat yang ringan di lidah, dicintai oleh Allah Yang Maha Pemurah, namun berat dalam timbangan. Yaitu Subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil ‘adzim. Mahasuci Allah dengan segala pujian kepada-Nya, Mahasuci Allah yang Mahaagung.” HR. Muslim Khusnul Khatimah 114 Selain itu, akhlak yang baik juga akan membuat berat timbangan. Rasulullah  bersabda, “Tidak ada sesuatu yang ditimbang di atas mizan yang lebih berat daripada akhlak yang baik.” HR. at-Tirmidzi

12. Jembatan Shirath