Jembatan Shirath Hari Kebangkitan 1. Kehidupan Setelah Kematian

Khusnul Khatimah 114 Selain itu, akhlak yang baik juga akan membuat berat timbangan. Rasulullah  bersabda, “Tidak ada sesuatu yang ditimbang di atas mizan yang lebih berat daripada akhlak yang baik.” HR. at-Tirmidzi

12. Jembatan Shirath

Setelah itu manusia digiring untuk melewati shirath, jembatan yang terbentang di atas Neraka Jahannam. Kita sering mendengar, bahwa shirath itu seperti titian rambut yang dibelah tujuh. Ungkapan tersebut mungkin ada benarnya. Dalam sebuah hadits, telah diterangkan bahwa shirath itu: “Lebih lembut dari rambut, lebih tajam daripada pedang, kanan-kirinya ada ranjau dan detektor yang siap menangkap sesuai amalnya.” HR. Bukhari Shirath itu pada hakikatnya ada 2 macam, shirat di dunia dan shirat di akhirat. Shirat di dunia adalah jalan yang mengantar kita kepada Allah  , yakni jalan yang ditunjukkan melalui risalah para nabi dan rasul. Dalam surat al-Fatihah yang kita baca setiap shalat, kita memohon kepada Allah  : “Tunjukillah kami jalan shirath yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalan orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.” QS. al-Fatihah: 6-7 Sedangkan shirath di akhirat adalah titian yang akan mengantar manusia dari Mahsyar menuju surga. Itulah satu-satunya jalan menuju surga. Pada shirath itu Allah  memasang berbagai macam rintangan. Sementara, di bawah shirath itu ada Neraka Jahanam. Shirath itu adalah perjalanan yang paling mengerikan, perjalanan yang gelap gulita, tidak ada sinar yang menyinarinya kecuali amal salihnya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan: 115 Perjalanan Ruh Kembali Kepada PenciptaNya “Pada hari engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan dan di samping kanan mereka, dikatakan kepada mereka, ‘Pada hari ini ada berita gembira untukmu, yaitu surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itulah kemenangan yang agung.’ Pada hari orang-orang munaik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami Kami ingin mengambil cahayamu.’ Kepada mereka dikatakan, ‘Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya untukmu. Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya untukmu.’ Lalu di antara mereka dipasang dinding pemisah yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarya hanya ada azab.” QS. al-Hadid: 12-13 Sementara, Nabi  bersabda: “Shirath itu adalah sebuah jembatan yang dibentangkan di atas Jahannam, yang lebih tajam daripada pedang dan lebih lembut daripada helaian rambut. Ia sangat licin dan menggelincirkan. Pada kedua sisinya terdapat pengait-pengait seperti syauk sa’dan jenis tumbuhan yang durinya sangat tajam. Setiap dosa itu ada pengaitnya.” HR. Bukhari Orang yang melewati shirath itu bermacam-macam. Ada yang secepat kilat, seperti kuda yang terbaik larinya, ada yang seperti berjalan biasa, ada yang terseok-seok, ada yang disambar kobaran api neraka tapi selamat, ada yang disambar kemudian masuk neraka, yang semua bergantung sesuai amalannya masing- masing. Akan tetapi, setiap orang pasti akan melewatinya. Allah  berirman: “Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya neraka. Hal itu bagi Rabbmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan Khusnul Khatimah 116 orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” QS. Maryam: 71-72 Dalam perjalanan ke shirath Allah  membongkar kedustaan orang-orang munaik, dimana mereka pertama kali bersama dengan orang-orang beriman, mendapatkan cahaya mereka, dan tiba-tiba cahaya mereka terputus dan mereka ditinggal orang- orang beriman maka mereka memanggil, “Tunggulah kami.” Orang-orang beriman berkata, “Kembalilah ke belakang dan carilah cahaya di sana.” Lantas Allah  menjadikan hijab antara mereka dengan orang beriman maka mereka berseru, “Bukankah kami bersama kalian di dunia?” Orang-orang beriman menjawab, “Ya, tapi kalian bersama kami secara zahir sedangkan hakikat kalian kair munaik. Kalian ragu-ragu terhadap Islam bahkan kalian menanti nasib buruk yang menimpa kami.” Dan di situlah Allah  membiarkan orang munaik dalam kegelapan sampai mereka tersungkur di neraka. Allah  berirman: “Pada hari ketika orang-orang munaik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, ‘Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu.’ Dikatakan kepada mereka, ‘Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya untukmu.’ Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munaik itu memanggil mereka orang-orang mukmin seraya berkata, ‘Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?’ Mereka menjawab, ‘Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu kehancuran kami dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan 117 Perjalanan Ruh Kembali Kepada PenciptaNya kamu telah ditipu terhadap Allah oleh setan yang amat penipu.’” QS. al-Hadid ayat: 13-14 Khusnul Khatimah 118 “Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuk baginya, akan tetapi telah tetaplah perkataan ketetapan dari padaku. Sesungguhnya akan aku penuhi Neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama.” QS. as-Sajdah: 13 119

A. Neraka