Khusnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

Khusnul Khatimah 56 membawa makanan untuk para janda dan anak-anak yatim yang tinggal di sana. Suatu hari, ban mobil yang ia naiki kempes sehingga beliau pun turun dari mobilnya untuk memperbaiki ban mobilnya tersebut. Akan tetapi, tatkala ia tengah sibuk memerbaikinya, sebuah mobil yang berjalan kencang dari arah belakang mendadak menabrak beliau hingga tubuhnya remuk. Dalam keadaan luka parah, ia dibawa ke rumah sakit. Ketika si penolong—yang mengisahkan riwayat ini—sedang menyetir mobil, ia mendengar orang yang tertabrak tadi tengah membaca Al-Qur‘an ketika kondisinya sedang menghadapi sakaratul maut. Ia terus saja membaca Al- Qur‘an sampai detik terakhir dan mengangkat telunjuknya seraya mengucapkan syahadatain. Ketika kejadian itu diceritakan kepada para penjaga rumah sakit, semua penjaga rumah sakit tersebut menangis dan menciuminya. Mereka sangat menginginkan kematian seperti beliau.

E. Khusnul Khatimah dan Su’ul Khatimah

Ketika kita membaca bahasan tentang sakaratul maut, kita bisa menyimpulkan bahwa sakaratul maut itu benar-benar sangat berat. Kita mungkin sering merasa gemetar jika membayangkan hal itu terjadi pada kita. Akan tetapi, hal seperti itu, mau tidak mau, suka tidak suka, akan datang kepada kita, suatu saat. Oleh karenanya, tak ada pilihan lain. Kita harus segera bertaubat dan membuat target- target perbaikan diri. Setelah kita berhasil menjemput hidayah yang Allah  berikan kepada kita, selanjutnya hiasilah hari-hari kita dengan sikap istiqamah. Allah  menghibur hamba-Nya yang selalu beristiqamah dengan hiburan yang menjadikannya tersenyum dalam menghadapi kematian. Allah  mengirimkan para malaikat untuk menghiburnya dengan janji indahnya surga, sebagaimana irman-Nya, 57 Dahsyatnya Sakaratul Maut “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’” QS. Fushshilat: 30 Ketika seseorang mengalami hal semacam itu menjelang kematiannya maka yakinlah, bahwa dia telah mendapatkan akhir yang baik, mendapatkan khusnul khatimah. Dan inilah sebuah kehormatan yang diberikan Allah  kepada manusia di akhir hayatnya. Jika seseorang itu dikehendaki akan mendapatkan khusnul khatimah, Allah  akan memberi petunjuk dan kehormatan baginya. Diriwayatkan oleh Amr ibnu al-Ash, Rasulullah  bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memberi kehormatan baginya.’ ‘Bagaimana Dia memberikan kehormatan kepadanya?’ tanya para shahabat. Beliau menjawab, ‘Dia menuntunnya untuk berbuat amal salih ketika mendekati ajalnya sehingga para tetangganya meridhainya.’” HR. Ahmad dan al- Hakim Sedangkan dalam riwayat Ahmad, Tirmidzi serta Hakim, dari Anas dikatakan: “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, dipergunakannya. Mereka bertanya, ‘Bagaimana dipergunakannya?’ Beliau bersabda, ‘Diberikan tauik untuk beramal salih sebelum meninggalnya.’” Jadi, ketika seseorang mendapatkan khusnul khatimah, berarti semua itu memang telah dikehendaki Allah  . Akan tetapi, semuanya tentu berawal dari sebab akibat. Hanya orang- orang yang senantiasa memperbaiki diri, meng-upgrade Khusnul Khatimah 58 keimanan, beramal salih tak henti-henti, serta menjadikan Allah  di atas segalanyalah yang akan mendapatkan penghormatan dari Allah  , yakni dengan dituntunnya beramal salih sebelum meninggalnya. Sementara, orang-orang yang senantiasa berbuat maksiat, mengabaikan shalat, minum khamr, durhaka kepada orang tua, dan menyakiti kaum muslimin maka ia akan menutup akhir hidupnya dengan su’ul khatimah, yaitu akhir yang buruk. 59

A. Alam Kubur dan Barzakh