29
Hakikat Kematian
dalam genggaman Allah
dan dikembalikan ketika bangun. Dalam doa dikatakan:
“Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku setelah mematikan aku dan kepada-Nya aku kembali.”
Kelima, perpisahan ruh dari jasad untuk mengakhiri
kehidupan di dunia. Perpisahan yang menghancurkan segala kenikmatan dunia, kecantikan, jabatan, dan kekayaan. Memisahkan
antara kekasih dari kekasihnya, dan akan dikembalikan ruh ke jasadnya ketika terjadi Kiamat.
2. Menurut Medis Tanatologi
Adapun menurut tanatologi ilmu bagian dari kedokteran forensik yang memelajari kematian dan perubahan yang terjadi
setelah kematian serta faktor yang memengaruhi perubahan tersebut, ada beberapa istilah tentang mati.
a. Mati somatis mati klinis, yaitu terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu
susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan.
b. Mati suri suspended animation, apparent death, kalau dideteksi dengan alat kedokteran sederhana,
tampaknya sudah mati. Ketika fungsi sistem penunjang kehidupan tersebut di atas telah terhenti. Namun, kalau
menggunakan peralatan canggih, sebenarnya masih berfungsi. Jadi, kelihatannya seperti mati, akan tetapi
sebenarnya belum.
c. Mati seluler mati molekuler, adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah
kematian somatis. Setelah seseorang meninggal, bisa saja ginjal, atau organ yang lain masih hidup, pelan-pelan
Khusnul Khatimah
30 akan mati jika tidak segera ‘diselamatkan’, misalnya untuk
transplantasi ginjal. d. Mati serebral, adalah kerusakan kedua hemisfer otak
yang bersifat ireversibel, alias tidak bisa kembali kepada keadaan semula. Karena sel otak memang tidak bisa
diremajakan. Kalau sudah rusak, ya rusak.
e. Mati otak mati batang otak adalah bila terjadi kerusakan seluruh isi neural intrakranial sel saraf yang terdapat
di dalam tempurung kepala yang bersifat ireversibel ketika rusak tidak dapat diperbaharui, termasuk batang
otak dan serebelum. Inilah yang terjadi pada artis Sukma Ayu ketika dirawat di rumah sakit beberapa tahun yang
lalu. Atau juga yang menimpa seorang petinju dari Korea baru-baru ini. Secara somatis memang dia belum mati,
tetapi ia telah mengalami mati otak.
Secara umum, kematian yang akhirnya membuat ruh seseorang berpisah dengan jasadnya, inilah yang ditakuti oleh
mayoritas manusia, baik yang percaya dengan akhirat, maupun yang mengingkarinya. Orang yang percaya dengan akhirat merasa
takut karena mungkin mereka merasa belum menjadi muslim yang baik. Mereka takut kematian datang ketika mereka tengah
dalam kondisi keimanan yang turun. Orang yang percaya akan adanya akhirat, merasa takut mati karena merasa bekalnya tidak
cukup. Ia tidak siap dengan bekalnya yang minimal. Kita bisa menganalogikan dengan orang yang senang mendaki gunung.
Coba bayangkan jika suatu hari Anda mendaki Gunung Lawu, Gunung Slamet atau gunung lainnya, tetapi Anda tidak membawa
jaket, makanan, atau obat-obatan? Bisa dipastikan, perjalanan tersebut tidak akan sukses.
Orang yang tidak percaya kepada akhirat pun merasa bahwa kematian adalah suatu hal yang menakutkan. Takut karena harus
31
Hakikat Kematian
berpisah dengan kemegahan dunia. Takut berpisah dengan kemuliaan, serta orang-orang yang dicintai.
B. Kematian yang Dirindukan