Khusnul Khatimah
132 “Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka
kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” QS. Ali Imran: 135-136
Surga juga diperuntukan untuk orang-orang yang beramal salih. Allah
berirman: “Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal
salih, kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-
penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di
bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada surga ini. Dan
kami tidak sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-
rasul Tuhan kami, membawa kebenaran.’ Dan diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa
yang dahulu kamu kerjakan.’” QS. al-A`raf: 42-43
2. Makanan Para Penghuni Surga
Makanan di surga tidak sama dengan makanan yang ada di dunia. Ada perbedaan antara makanan di dunia dengan di surga.
Perbedaan itu di antaranya termaktub sebagai berikut:
Pertama , makanan di dunia adalah untuk menghilangkan rasa
lapar, jika terasa nikmat maka nikmatnya bersifat membosankan. Sedangkan makanan di surga ada untuk benar-benar dinikmati
133
Neraka dan Surga
dan untuk dirasakan kenikmatannya, dengan kenikmatan yang tidak akan membuat bosan. Ya, karena orang yang tinggal di surga
itu tidak akan merasa lapar meskipun tidak makan seribu tahun.
Kedua , makanan di dunia harus didapatkan dengan bekerja
dan berusaha dengan keras, namun makanan di surga bisa didapatkan hanya dengan angan-angan, tanpa perlu bekerja
dan berusaha dengan keras. Dengan berangan-angan atau menginginkan sesuatu dalam surga, seketika itu pula apa yang
diinginkan akan terwujud. Jika seseorang menginginkan susu, padahal ia sedang makan anggur, seketika itu pula anggur tersebut
bisa berubah menjadi susu.
Ketiga , jika seseorang terlalu banyak makan di dunia maka
akan membahayakan orang tersebut, misalnya membuat kolesterol bertumpuk, membuat gemuk yang akan mengganggu mobilitas
tubuh, menyebabkan banyaknya radikal bebas yang membuat tubuh rawan terkena kanker. Sedangkan banyak makan di surga
sama sekali tidak akan menimbulkan madharat.
Keempat , makanan di dunia itu ada ampasnya tinja yang
harus dikeluarkan atau dibuang. Jika tidak, ia bisa membahayakan seseorang. Akan tetapi, di surga tidak akan ada ampasnya, ia akan
keluar dari jasad ahli surga itu dalam bentuk rembesan seperti rembesan minyak kesturi.
Kelima , makanan di surga itu bersifat langgeng, berbeda
dengan makanan di dunia. Demikian juga dengan naungan di surga, berbeda dengan naungan di dunia. Di akhirat semuanya
langgeng. Allah
. berirman: “Katakanlah, ‘Apa azab yang demikian itukah yang baik atau
surga yang kekal yang telah dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa? Dia menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka?’
Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang
Khusnul Khatimah
134 mereka kekal di dalamnya. Hal itu adalah janji dari Rabb-mu
yang patut dimohonkan kepada-Nya.” QS. al-Furqan: 15-16
3. Tanaman, Rumah, dan Pakaian Penghuni Surga