Si Tampan yang Merindukan Bidadari Surga Kisah Orang Biasa yang Luar Biasa

Khusnul Khatimah 54 Demikian itu karena Dzat Allah, kalau Dia menghendaki Memberkahi tubuh yang terkoyak-koyak ini.

6. Kematian Seorang Haizh Qur’an

Subhanallah ... benar-benar luar biasa Jika kematian itu bagi banyak orang merupakan suatu hal yang menakutkan, bagi sedikit orang, ternyata kematian merupakan suatu yang teramat indah. Kisah yang terjadi pada Ahmad bin Nashr al-Marwazi juga tak kalah menawan. Dia adalah seorang haizh atau penghafal Al-Qur‘an. Ketika kepala beliau dipenggal oleh penguasa yang zalim, dan kepalanya digantung di pintu gerbang negeri itu, kaum muslimin mendengar bahwa ia masih membaca Al-Qur‘an dalam kondisi kepala terpisah dari badannya. Bayangkan Dalam keadaan kepala terpisah dengan badan, tetapi masih membaca Al-Quran? Berita ini diceritakan oleh al- Imam Mizzi dalam kitab Tahdzib Kamal dan Khatib Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad.

7. Si Tampan yang Merindukan Bidadari Surga

Ada juga kisah seorang pemuda yang sangat tampan, yang ikut jihad, dan selalu rajin melayani teman-temannya. Ketika pemuda tampan itu sedang memasak, mendadak ia ketiduran. Saat komandan pasukan menengoknya, dia melihat pemuda tadi sedang tertawa dalam tidurnya. Ketika sang pemuda terbangun, komandannya menanyakan, apa yang ia impikan, dan mengapa ia tertawa? Semula pemuda tadi tidak mau menjawab, namun setelah didesak dia pun mau menjawab dengan syarat agar mimpi tersebut tidak diceritakan kepada orang lain. Dia pun bercerita, bahwa ia bermimpi masuk surga, dan ia melihat bidadari yang sangat cantik datang menyambutnya. Namun tatkala ia akan menggapainya, 55 Dahsyatnya Sakaratul Maut bidadari itu berkata, “Jangan sekarang wahai suamiku, tunggu sampai setelah dzuhur.” “Kemudian aku terbangun ....” kata pemuda itu sambil malu- malu. Ketika shalat Dzuhur dilaksanakan, peperangan pun terjadi. Pemuda tersebut bertekad mencari syahid dan berada di barisan terdepan. Pimpinannya sebenarnya merasa iba karena dia masih muda, dan meminta supaya di belakang. Tetapi pemuda tersebut menolak dan nekat untuk tetap berada di depan. Maka, terjadilah sebuah peperangan yang sangat dahsyat. Usai perang, sang komandan mencari pemuda tersebut di tengah-tengah sisa-sisa peperangan. Ketika ia berhasil menemuinya, ternyata pemuda tersebut dalam kondisi sakaratul maut. Melihat kedatangan sang komandan, pemuda tadi berkata, “Paman, sampaikan salam saya ke ibu, dan bilang bahwa nadzarnya telah diterima Allah  . Saya sekarang telah mendapatkan si mardhiyyah sang bidadari, dan sampaikan salam saya ke ibu saya, bawalah pakaian saya yang ada darahnya ini, agar ibuku yakin kalau nadzarnya telah diterima Allah  .”

8. Kisah Orang Biasa yang Luar Biasa

Anda mungkin berkilah, kisah-kisah tersebut terjadi pada zaman dahulu. Mungkinkah ada kisah kematian yang begitu menawan di zaman sekarang? Zaman yang penuh kepalsuan, kemunaikan dan kebobrokan moral. Zaman di mana segala sesuatu diukur dari materi. Ah, mengapa tidak? Ada juga kisah tentang indahnya kematian yang terjadi di masa sekarang. Banyak sekali malahan. Salah satunya adalah sebuah kisah yang terjadi pada seorang yang salih di tanah Arab. Ada seorang Arab yang setiap hari Kamis dan Jum‘at selalu pergi ke kampungnya. Ia Khusnul Khatimah 56 membawa makanan untuk para janda dan anak-anak yatim yang tinggal di sana. Suatu hari, ban mobil yang ia naiki kempes sehingga beliau pun turun dari mobilnya untuk memperbaiki ban mobilnya tersebut. Akan tetapi, tatkala ia tengah sibuk memerbaikinya, sebuah mobil yang berjalan kencang dari arah belakang mendadak menabrak beliau hingga tubuhnya remuk. Dalam keadaan luka parah, ia dibawa ke rumah sakit. Ketika si penolong—yang mengisahkan riwayat ini—sedang menyetir mobil, ia mendengar orang yang tertabrak tadi tengah membaca Al-Qur‘an ketika kondisinya sedang menghadapi sakaratul maut. Ia terus saja membaca Al- Qur‘an sampai detik terakhir dan mengangkat telunjuknya seraya mengucapkan syahadatain. Ketika kejadian itu diceritakan kepada para penjaga rumah sakit, semua penjaga rumah sakit tersebut menangis dan menciuminya. Mereka sangat menginginkan kematian seperti beliau.

E. Khusnul Khatimah dan Su’ul Khatimah