Khusnul Khatimah
50 tidak lain hanyalah pendusta belaka.’ Mereka berkata, ‘Rabb
kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu.’ Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah
menyampaikan perintah Allah dengan jelas. Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya
jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih
dari kami.’ Utusan-utusan itu berkata, ‘Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan kamu
bernasib malang? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas.’ Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan
bergegas-gegas ia berkata, ‘Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu.’ Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Mengapa aku tidak menyembah Tuhan yang telah menciptakanku dan yang hanya
kepada-Nyalah kamu semua akan dikembalikan? Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selainnya jika Allah yang Maha
Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa’at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka
tidak pula dapat menyelamatkanku? Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku
telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah pengakuan keimananku. Dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke surga.’
Ia berkata, ‘Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan Rabbku memberi ampun kepadaku dan
menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.’”
2. Bilal
Bilal, shahabat yang mulia itu juga menemui kematian di atas ranjang dan menghadapi pula sakaratul maut. Akan
51
Dahsyatnya Sakaratul Maut
tetapi, Bilal adalah orang yang telah siap menghadapi kematian. Maka, ketika sang putri menangis melihatnya begitu kesakitan,
Bilal berkata kepada putrinya, “Jangan menangis wahai putriku karena aku akan bertemu dengan kekasihku Muhammad
dan shahabat-shahabatnya.” Itulah kata yang diucapkan beliau ketika menghadapi maut. Ia tak gentar menghadapinya, namun
beliau malah merindukan untuk segera bertemu dengan Sang Penciptanya.
3. Umar bin Abdul Aziz
Ada juga kisah yang sangat menarik dari Umar bin Abdul Aziz, khulafaurasyidin yang kelima. Ketika beliau menghadapi
sakaratul maut, para pembantunya meminta beliau untuk mewasiatkan sesuatu kepada para putra-putranya. Kemudian
beliau memanggil para putranya. Beliau berkata, “Wahai anak- anakku, sesungguhnya aku tidak pernah berbuat zalim kepada
kalian, sesungguhnya aku berbuat sesuai dengan kemampuanku, jika kalian berbuat baik maka Allah
akan mengurusi kalian setelah kematianku. Jika kalian berbuat durjana maka aku tidak
mau membantu kalian dalam kemaksiatan.” Setelah itu beliau memeluk satu persatu anaknya dan
melepaskannya, kemudian beliau meminta semua yang menunggui beliau untuk keluar kamar dan berkata, “Akan datang tamu yang
bukan dari golongan jin dan manusia.”
Dan ketika mereka keluar terdengarlah suara: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabbmu dengan
hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.” QS. al-Fajr:
27-30
Khusnul Khatimah
52
4. Anas bin Nadir
Bagaimana, Anda merinding mendengar cerita tentang indahnya kematian yang menimpa Umar bin Abdul Aziz? Betapa
mulianya, begitulah cara orang-orang yang merindukan kematian menemui ajal. Begitu indah. Apalagi ketika kematian yang datang
menjemputnya adalah kesyahidan. Seperti yang terjadi pada Anas bin Nadir. Ketika Perang Badar tergelar, ia tidak bisa mengikutinya
dan beliau sangat menyesal.
Ia pun berkata, “Ya Rasullah, jika Allah
memberi kesempatan lain, Allah
akan tahu yang akan aku lakukan.” Maka, ketika sebagian shahabat lari tunggang langgang di
Perang Uhud, beliau membuktikan perkataannya dengan berkata kepada shahabatnya, “Wahai Sa’ad, sesungguhnya aku telah
mencium bau surga di balik Uhud”.
Seketika itu, beliau langsung menerjang musuh, menyerang mereka dengan gagah berani. Senjata kaum kair pun menghujani
tubuhnya hingga terkoyak-koyak. Namun, ia tetap saja berjuang membunuh orang-orang kair. Di akhir perang, Rasulullah
memerintahkan beberapa shahabat untuk mencari beliau, dan didapatinya Anas dalam keadaan luka parah. Namun, apa yang
dikatakan oleh Anas?
“Sampaikan kepada orang-orang Anshar, Allah
tidak akan rela kalau sampai Rasulullah
terluka, dan sampaikan kepada Rasuluhlah
bahwa saya telah mencium bau surga.” Kemudian beliau menghembuskan nafas terakhir.
5. Khubaib bin ‘Ady