Hipotesis Statistik uji Daerah Kritik DK Hipotesis Statistik Uji Daerah Kritik Keputusan Uji Hipotesis. Statistik Uji Daerah Kritik Keputusan Uji Rangkuman Analisis Uji Perbandingan

72

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa varians dua jalan. Sebelum melakukan analisa akan dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Prosedur uji normalitas populasi dengan menggunakan Lilliefors adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis

H o : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Statistik uji

L = Maks i i z S z F − Dengan: i i z Z P z F ≤ = Z ~N0,1 = i z S proporsi cacah i z z ≤ terhadap seluruh z i . s X X z i i − = 73

3. Daerah Kritik DK

DK= { } ;n L L L α Harga n ; L α dapat diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikansi α dan derajat bebas n ukuran sampel .

4. Keputusan uji :

Ho ditolak bila L ∈ DK Budiyono, 2004:168

b. Uji Homogenitas

Tujuan uji homogenitas adalah untuk menguji apakah sampel- sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi homogen atau mempunyai variansi yang sama. dengan uji Bartlett dengan prosedur sebagai berikut :

1. Hipotesis

H : 2 2 2 2 1 k ... σ σ σ = = = populasi homogen H 1 : paling sedikit satu variansi yang berbeda bukan populasi yang homogen.

2. Statistik Uji

2 2 203 2 j j error s log f MS log f c , − = χ 74 dengan : χ 2 terdistribusi 1 2 − k χ k = Cacah kelompok sampel j = 1, 2, …, k. N = Cacah semua pengukuran. f = N – k = Derajat bebas untuk MS error f j = n j - 1 = Derajat bebas untuk 2 j s n j = cacah pengukuran pada sampel ke-j j j j f SS S = 2 SS j = n 2 2 Χ Χ − MS error = f SS j c = − − + f f k j 1 1 1 3 1 1

3. Daerah Kritik

DK = { } 2 1 2 2 − k ; α χ χ χ

4. Keputusan Uji

H ditolak jika DK 2 ∈ χ Budiyono, 2004:175 75

2. Pengujian Hipotesis dengan Anava Dua Jalan

Tujuan melaksanakan analisis varian dua jalan ini adalah untuk menguji perbedaan efek baris, kolom dan efek interaksi baris dan kolom terhadap variable terikat. Analisis variansi dua jalan yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama.

a. Model :

X ijk = ijk ij j i ε αβ β α µ + + + + dengan : X ijk = data amatan ke-k yang dikenai faktor A model pembelajaran ke-i dan faktor B motivasi belajar ke-j. µ = rerata besar dari seluruh data amatan pada populasi . α i = efek faktor A baris ke-i pada variabel terikat. β j = efek faktor B kolom ke-j pada variabel terikat. ij αβ = kombinasi efek faktor A baris ke-i dan faktor B kolom ke-j pada variabel terikat. ijk ε = deviasi data amatan terhadap rataan populasi µ ij yang berdistribusi normal dengan rataan 0. Deviasi amatan terhadap rataan populasi juga disebut galat error i = 1, 2 ; 1 = model pembelajaran tipe STAD 2 = model pembelajaran tipe Jigsaw j = 1, 2, 3 ; 1 = motivasi tinggi 76 2 = motivasi sedang 3 = motivasi rendah k = 1, 2, …, n ; n = banyaknya data amatan pada sel ij.

b. Tata letak data

Tabel 3.2 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi Motivasi Belajar Peserta didik Faktor B Faktor A Tunggi b 1 Sedang b 2 Rendah b 3 STAD a 1 11 n 11 X 11 X 11 2 X 11 C 11 SS 12 n 12 X 12 X 12 2 X 12 C 12 SS 13 n 13 X 13 X 13 2 X 13 C 13 SS Model Pembelajaran Jigsaw a 2 21 n 21 X 21 X 21 2 X 21 C 21 SS 22 n 22 X 22 X 22 2 X 22 C 22 SS 23 n 23 X 23 X 23 2 X 23 C 23 SS dengan : ; 2 ij ij ij n X C = ij ij ij C X SS − = 2 Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan Faktor b Faktor a b 1 b 2 b 3 Total a 1 11 X 12 X 13 X 1 A a 2 21 X 22 X 23 X 2 A total 1 B 2 B 3 B G 77

c. Prosedur

1. Hipotesis.

H 0A : α i = 0 untuk setiap i = 1, 2. H 1A : paling sedikit ada satu α i yang tidak nol. H 0B : β j = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3. H 1B : paling sedikit ada satu β j yang tidak nol. H 0AB : ij αβ =0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3. H 1AB : paling sedikit ada satu αβ ij yang tidak nol.

2. Komputasi

a. Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi - notasi sebagai berikut : n ij = banyaknya data amatan pada sel ij. n h = rataan harmonik frekuensi seluruh sel = pq 1 n ij i, j N = n ij i, j = banyaknya seluruh data amatan. SS ij = X X n ijk 2 k ijk k ijk − 2 = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij. AB ij = rataan pada sel ij. A AB i ij j = = jumlah rataan pada baris ke-i. 78 B AB j ij i = = jumlah rataan pada baris ke-j. G AB ij i, j = = jumlah rataan semua sel. Didefinisikan : pq G 1 2 = ; = j i, ij SS 2 ; = i 2 i q A 3 ; = j 2 j p B 4 ; = j i, 2 ij AB 5

b. Jumlah kuadrat

JKA = { } n h 3 1 − JKB = { } n h 4 1 − JKAB= { } n h 1 5 3 4 + − − JKG = 2 JKT = JKA + JKB + JKAB +JKG

c. Derajat kebebasan

dkA = p-1 dkB = q-1 dkAB = p-1q-1 dkG = N-pq dkT = N-1

d. Rataan kuadrat

RKA JKA dkA = RKB JKB dkB = 79 RKAB JKAB dkAB = RKG JKG dkG =

3. Statistik Uji

F RKA RKG a = F RKB RKG b = F RKAB RKG ab =

4. Daerah Kritik

Daerah kritik untuk F a adalah DK = { } pq N 1, p ; a a F F F − − α Daerah kritik untuk F b adalah DK = { } pq N 1, q ; b b F F F − − α Daerah kritik untuk F ab adalah DK = { } pq N , 1 q 1 p ; ab ab F F F − − − α

5. Keputusan Uji

Ho ditolak jika F ∈ DK

6. Rangkuman Analisis

Sumber Variansi JK Db RK F P Baris A Kolom B Interaksi AB Galat JKA JKB JKAB JKG p – 1 q – 1 p-1q-1 N – pq RKA RKB RKAB RKG F a F b F ab - atau Total JKT N – 1 - - - Budiyono; 2004 : 207 - 213 80

3. Uji Perbandingan

Jika hasil analisis variansi menunjukkan hipotesis nolnya ditolak, maka dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan Scheffe 1953. Tujuan utama dari komparasi ganda adalah untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, setiap pasangan kolom dan setiap pasangan sel. Adapun prosedur uji komparasi ganda dengan Scheffe adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata. b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. c. Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 1. Komparasi Rataan Antar Kolom ke-i dan ke-j : + − = − j i 2 j . i. j . i . n. 1 n. 1 RKG X X F 2. Komparasi Rataan Antar Sel Pada Kolom yang Sama : + − = kj ij 2 kj ij kj - ij n 1 n 1 RKG X X F 3. Komparasi Rataan Antar Sel Pada Baris yang Sama : + − = ik ij 2 ik ij ik - ij n 1 n 1 RKG X X F 81 Keterangan : F. i-.j : nilai F obs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j F ij-jk : nilai F obs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan pada sel kj : .i X rataan pada kolom ke-i : . j X rataan pada kolom ke-j RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n. i. : ukuran sampel kolom ke-i n .j : ukuran sampel kolom ke-j n ij : ukuran sel ij n kj : ukuran sel kj n ik : ukuran sel ik d. Menentukan daerah kritik DK dengan menggunakan rumus sebagai berikut : DK .i-.j = { } pq N 1, q ; .j - .i .j - .i F 1 F F − − − α q DK ij-kj = { } pq N 1, pq ; kj - ij kj - ij F 1 F F − − − α pq DK ij-ik = { } pq N 1, pq ; ik - ij ik - ij F 1 F F − − − α pq e. Menentukan keputusan uji beda rerata untuk setiap pasang komparasi rerata atau Ho ditolak jika F ∈ DK. f. Menentukan kesimpulan dari uji yang sudah ada. Budiyono, 2004:213 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini akan disajikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun hasil penelitian yang akan disajikan adalah hasil uji coba instrumen, diskripsi data, pengujian syarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dikenakan pada tes prestasi belajar matematika pada materi Persamaan Kuadrat dan angket motivasi belajar peserta didik. Pada uji coba tes prestasi belajar matematika pada materi Persamaan Kuadrat diuji tentang konsistensi, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda. Hasil uji coba instrumen prestasi belajar matematika pada materi Persamaan Kuadrat untuk uji konsistensi adalah tes yang terdiri dari 30 item soal, hasilnya 25 item soal konsisten dan 5 item soal tidak konsisten. Adapun soal yang tidak konsisten adalah item soal no 3, 6, 15, 16 dan 24. Untuk uji reliabilitasnya diperoleh indeks reliabilitasnya sebesar 0,785 yang berarti bahwa instrumen tes prestasi belajar matematika dianggap baik. Sedangkan untuk mengetahui tingkat kesukaran pada soal tes prestasi belajar digunakan indeks kesukaran. Berdasarkan indeks kesukaran dapat dilihat bahwa semua soal dianggap baik karena mempunyai indeks kesukaran antara 0,30 – 0,70. Untuk soal-soal yang dianggap tidak efektif untuk digunakan dalam tes dapat dilihat dari indeks daya beda. Berdasarkan indeks daya beda nampak bahwa item

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII

0 2 135

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS XI-IPA SMA SE-KABUPATEN KUDUS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | K

0 0 11

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PETA KONSEP PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS X SMA DI KABUPATEN KUDUS

0 0 11