89
Dari tabel di atas tampak bahwa semua nilai uji lebih kecil dari nilai tabel sehingga semua H
o
tidak di tolak. Hal ini berarti prestasi belajar matematika untuk faktor model pembelajaran dan faktor motivasi belajar peserta didik berasal
dari populasi homogen.
E. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Jumlah Sel Tak Sama
Pengujian hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel–variabel bebas faktor yaitu model pembelajaran dan motivasi
belajar peserta didik serta interaksi antara variabel-variabel bebas tersebut terhadap variabel terikatnya, yaitu prestasi belajar matematika. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tidak sama dan hasilnya disajikan dalam Tabel 4.7, sedangkan hasil analisis
selengkapnya disajikan pada Lampiran 9.
Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Variansi
Sumber2 Variansi db
JK RK
F Tabel
Keputusan Uji
Model Pembelajaran 1
222,719 222,719
3,337 3,84 H
tdk ditolak Motivasi Belajar
2 14540,031 7270,015
108,921 3,00 H
ditolak Interaksi antara Model Pembe-
lajaran dengan Motivasi Belajar 2
1054,983 527,492
7,903 3,00 H
ditolak Galat
215 14350,314 66,746
Total 220 30168,047
Dari tabel di atas tampak bahwa H
0a
tidak ditolak karena nilai uji F
a hitung
= 3,337 lebih kecil dari nilai F
tabel
= 3,84. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh
90
faktor model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika. Sedangkan H
0b
dan H
0ab
ditolak karena nilai uji F
b hitung
= 108,921 dan F
ab hitung
= 7,903 lebih besar dari nilai F
tabel
= 3,00
. Hal ini berarti terdapat pengaruh faktor motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika dan terdapat interaksi antara model
pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika.
2. Uji Komparasi Ganda
Karena terdapat H yang ditolak, yaitu H
0b
dan H
0ab
maka untuk melacak perbedaan rerata setiap pasangan kolom dan antar sel dilakukan uji komparasi
ganda pada kolom dan antar sel dengan menggunakan metode Scheffe ′.
Rangkuman hasil ujinya disajikan pada Tabel 4.8, sedangkan perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 9.
Tabel 4.8. Rangkuman Keputusan Uji Komparasi Ganda Jenis Komparasi
Komparasi F hitung F kritik Keputusan uji
µ.
1
vs µ.
2
159,508 6,00 H
ditolak µ.
1
vs µ.
3
166,694 6,00 H
ditolak Antar kolom
µ.
2
vs µ.
3
24,759 6,00 H
ditolak µ
11
vs µ
12
60,854 11,05 H
ditolak µ
11
vs µ
13
73,069 11,05 H
ditolak µ
12
vs µ
13
5,634 11,05 H
tidak ditolak µ
21
vs µ
22
99,942 11,05 H
ditolak µ
21
vs µ
23
102,797 11,05 H
ditolak Antar
sel pada
baris yang sama
µ
22
vs µ
23
27,672 11,05 H
ditolak µ
11
vs µ
21
2,762 11,05 H
tidak ditolak µ
12
vs µ
22
0,018 11,05 H
tidak ditolak Antar
sel pada
kolom yang sama µ
13
vs µ
23
8,548 11,05 H
tidak ditolak
91
Keterangan: µ.
1
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi tinggi µ.
2
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi sedang µ.
3
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi rendah µ
11
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi tinggi pada model pembelajaran Jigsaw
µ
12
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi sedang pada model pembelajaran Jigsaw
µ
13
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi rendah pada model pembelajaran Jigsaw
µ
21
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi tinggi pada model pembelajaran STAD
µ
22
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi sedang pada model pembelajaran STAD
µ
23
: rerata prestasi belajar matematika untuk kelompok motivasi rendah pada model pembelajaran STAD
Dari tabel di atas tampak bahwa pada komparasi ganda untuk kolom semua H
ditolak karena F
.1-.2
, F
.1-.3
dan F
.2-.3
lebih kecil dari F
kritik
. Hal ini berarti terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika pada kelompok motivasi
belajar. Pada komparasi ganda antar sel untuk baris yang sama hanya 1 H
yang tidak ditolak karena F
12-13
lebih kecil dari F
kritik
, yaitu pada sel baris ke-1 antara kolom 2 dan 3. Hal ini berarti bahwa peserta didik yang mendapatkan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika antara peserta didik dengan motivasi sedang dengan rendah.
Pada komparasi ganda antar sel untuk kolom yang sama semua H tidak
ditolak karena F
11-21
, F
12-22
dan F
13-23
lebih kecil dari F
kritik.
Hal ini berarti tidak
terdapat perbedaan rerata prestasi belajar matematika antara peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran tipe STAD dengan Jigsaw pada masing-masing
tingkat motivasi belajar peserta didik.
92
F. Pembahasan Hasil Penelitian