Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran

33 peserta didik, dan tujuan yang hendak dicapai. Penerapan model pembelajaran didasari kepada asumsi bahwa model pembelajaran sebagai sarana membimbing peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran agar lebih produktif. Agar peserta didik lebih produktif dalam belajar, guru hendaknya memberikan kesempatan kepada mereka untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan gaya sendiri sehingga pemilihan model mengajar juga harus mengikuti kebutuhan atau kondisi peserta didik. Model pembelajaran yang dipilih oleh guru harus mengarahkan pembelajaran menjadi efektif. Pembelajaran yang efektif menurut Dunne dan Wragg 1996: 12-14 mempunyai dua karakteristik. Pertama, pembelajaran efektif memudahkan peserta didik belajar sesuatu yang bermanfaat meliputi fakta, keterampilan, nilai-nilai, konsep atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kedua, pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang diakui keandalannya oleh mereka yang berkompeten memberikan penilaian seperti guru-guru, pengawas, tutor, dan juga peserta didik. Keterandalan itu sendiri antara lain adalah dapat diterapkannya keterampilan penggunaan model pembelajaran secara konsisten pada tempat dan waktu yang berbeda.

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif Cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai 34 tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar Learning community. Peserta didik tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama peserta didik. Menurut Lie 2004 dalam Sugiyanto 2007:11, pembelajaran kooperatif memuat elemen-elemen yang saling berkaitan, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana yang mendorong agar peserta didik merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui: a saling ketergantungan mencapai tujuan, b saling ketergantungan menyelesaiakn tugas, c saling ketergantungan bahan atau sumber, d saling ketergantungan peran, dan e saling ketergantungan hadiah. 2. Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka akan memaksa peserta didik saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi juga dengan sesama peserta didik. Interaksi semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. 3. Akuntabilitas individual 35 Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajarn secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengethui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual. 4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Keterampilan sosial seperti tenggang rasa. sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antar pribadi interpersonal relationship tidak hanya diaumsikan tetapi secara sengaja diajarkan. Dalam pembelajaran tradisional juga dikenal adanya belajar kelompok, tetapi ada perbedaan antara belajar kelompok kooperatif dengan belajar kelompok tradisional. 36 Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dengan Jigsaw No STAD Jigsaw 1. Guru menyajikan materi Guru membagi satuan Informasi 2. Peserta didik tidak bertanggung jawab terhadap kelompok Setiap peserta didik bertanggung jawab terhadap materi yang ditugaskan oleh guru 3. Pemahaman materi secara berkelompok Setiap peserta didik harus mampu menerangkan kepada peserta didik lainnya. 4. Membedakan peserta didik dalam hal kemampuan. Tidak membedakan dalam hal kemampuan peserta didik. 5. Keberhasilan tidak tergantung pada peserta didik yang lain. Keberhasilan tergantung dengan peserta didik lainnya. Keunggulan model pembelajaran kooperatif menurut Martinis Yamin dan Bansu I Ansari 2008:79 adalah: 1. Mengajarkan peserta didik menjadi percaya pada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari peserta didik lain. 2. Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. 3. Membantu peserta didik menghormati peserta didik yang lebih pintar dan peserta didik yang lebih lemah mau menerima perbedaan ini. 37 4. Merupakan strategi efektif bagi peserta didik untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan anterpersonal positif antar peserta didik, meningkatkan keterampilan manajemen waktu dan sikap positif terhadap sekolah. 5. Banyak menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban tersebut. 6. Merupakan strategi yang dapat digunakan secara bersama dengan orang lain seperti pemecahan masalah. 7. Mendorong peserta didik yang lemah untuk tetap berbuat dan membantu peserta didik yang pintar mengidentifikasikan celah-celah dalam pemahamannya. 8. Membantu memotivasi peserta didik dan mendorong pemikirannya. 9. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar ketrampilan bertanya dan mengomentari suatu masalah. 10. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan diskusi. 11. Memudahkan peserta didik melakukan interaksi sosial. 12. Menghargai ide orang lain yang dirasa lebih baik. 13. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. 38 Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa model pembelajaran yang telah dikembangkan, antara lain STAD Student Team Achievement Division dan Jigsaw. Hakekat belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division yaitu: menitik beratkan pada pencapaian kemampuan penguasaan materi pelajaran secara bersama, sedangkan Jigsaw selain menitik beratkan pada kebersamaan juga pada keterampilan antarpersonal dalam pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan tipe pembelajaran kooperatif STAD, menekankan pada struktur tutorial teman sebaya. Semua peserta didik dalam kelompok saling membantu. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan penekanan pada peran masing-masing peserta didik dalam kelompoknya kelompok asal dan saling bertukar pengetahuan. Pada tipe pembelajaran kooperatif Jigsaw antar peserta didik dalam kelompok memiliki ketergantungan yang sangat besar, karena masing-masing peserta didik dalam kelompok mendapatkan bagian tugas yang berlainan antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain.

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII

0 2 135

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS XI-IPA SMA SE-KABUPATEN KUDUS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | K

0 0 11

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PETA KONSEP PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS X SMA DI KABUPATEN KUDUS

0 0 11