98
matematika yang lebih tinggibaik, begitu juga pada penerapan model pembelajaran kooperatif  tipe  Jigsaw  peserta  didik  dengan  motivasi  belajar  tinggi  dan  sedang
cenderung memperoleh prestasi belajar matematika yang lebih tinggibaik.
2. Implikasi Praktis
Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan  sebagai  masukan  bagi  pendidik dalam upaya  peningkatan  kualitas  proses  belajar  mengajar  dan  prestasi  belajar  mengajar
dan prestasi belajar yang dicapai peserta didik. Pengajaran  dengan  model  pembelajaran  tipe  STAD  dan  Jigsaw  dapat
dijadikan    petunjuk  bagi  guru  sebagai  alternative  untuk  menyampaikan  materi pelajaran  kepada  peserta  didik.  Selain  itu  guru  harus  memperhatikan  Motivasi
peserta  didik  dalam  rangka  meningkatkan  prestasi  belajar  matematika  karena motivasi sebagai salah satu faktor pendukung yang mempengaruhi prestasi belajar.
C. Saran
Berdasarkan  kesimpulan  dan  implikasi  di  atas,    ada  beberapa  hal  yang  perlu disarankan, yaitu:
1. Kepada Peserta didik
a. Hendaknya  peserta  didik  yang  berasal  dari  kelompok  motivasi  belajar
rendah  dapat  meningkatkan  motivasi  belajarnya  dengan  salah  satu  cara berusaha menyukai pelajaran matematika.
b. Hendaknya  peserta  didik  ikut  berperan  aktif  pada  saat  proses  belajar
mengajar sehingga dapat tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
99
2. Kepada Guru
a. Hendaknya  guru  melaksanakan  proses  belajar  mengajar  yang  dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik. b.
Hendaknya  guru  lebih  memantau  peserta  didik  yang  mempunyai  motivasi belajar  rendah  terhadap  pelajaran  matematika.  Pendidik  memberikan
kesempatan  yang  lebih  luas  bagi  kelompok  peserta  didik  ini  untuk menyelesaikan  berbagai soal dan berusaha tidak menimbulkan kesan bahwa
pelajaran matematika adalah pelajaran yang menakutkan dan menjenuhkan. c.
Hendaknya  guru  dapat  menciptakan  suasana  agar  peserta  didik  mau melakukan  diskusi  dan  melatih  peserta  didik  untuk  berkomunikasi  dengan
menyampaikan ide mereka dalam menyelesaikan persoalan matematika. d.
Hendaknya  guru  berani  mencoba  model  pembelajaran  yang  mengasikkan sehingga  peserta  didik  dalam  mengikuti  proses  belajar  mengajar  tidak
merasa jenuh dan takut pada pelajaran matematika.
3. Kepada Orang Tua
a. Hendaknya  orang  tua  selalu  memantau  kegiatan  anak-anaknya  di  luar
sekolah termasuk kegiatan belajar di rumah. b.
Hendaknya  orang  tua  membantu  anak-anaknya  jika  mengalami  kesulitan dalam belajar dengan salah satu cara memberikan guru privat.
c. Hendaknya  orang  tua  selalu  memotivasi  semangat  belajar  dan  membantu
mengilangkan rasa takut terhadap pelajaran matematika.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abu  Ahmadi  dan  Widodo  Supriyono. 1991. Psikologi  Belajar
. Jakarta  :  Rineka
Cipta.
Ahmad Rivai. 2001. Suatu Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Aiken,  L  R.  1997.  Psychological  Testing  and  Assessment.  Boston:  Allyn  and
Bacon.
Anita  Lie.  2002.  Cooperative  Learning:  Mempraktekkan  Cooperative Learning  di  Ruang-ruang  Kelas.  Jakarta:  Penerbit  PT  Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Atwi  Suparman.  1996.  Desain  Instruksional.  Jakarta:  PAU-PPAI-Universitas
Terbuka.
Beck. R. C. 1990. Motivation: Theories and Principles. New Jersey: Prentice
Hall, Inc.
Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan
. Surakarta : UNS Press.
________. 2004. Statistika untuk Penelitian
. Surakarta : UNS Press.
Departemen  Pendidikan  Nasional,2001.  Manajemen  Peningkatan  Mutu Berbasis Sekolah
. Jakarta. DIKMENUM
Dick. Walter.  Lou Carey. 1990. The Systematic Design of Instruction. 3th. Ed.
[t.t]: Harper Collins Publishers.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Driscoll.  Marcy  P.  1994.  Psychologi  of Learning  for  Intruction.  Boston:  Allyn
and Bacon.
Dunne  R.    Ted  W.  1996.  Pembelajaran  Efektif.  Terjemahan  Anwar  Jasin.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Entswistle, N. 1981. Styles of Learning and Teaching. New York: John Willey
Sons Ltd. Frans  Susilo,  S.J.  1998.  “Matematika  yang  Manusiawi”.  dalam  Sumaji,  et  al.
Eds.  Pendididkan  Sains  yang  Humanistis.  Yogyakarta:  Penerbit Kanisius.
102
Gagne. R. M.,  Driscoll. Marcy P. 1989. Essentials of Learning for Instruction.
Englewood Clifffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.
Herman  Hudoyo.  1990.  Strategi  Mengajar  Belajar  Matematika.  Malang:
Penerbit IKIP Malang.
Joyce.  Bruce.  Marsha  Weil.    Emily  Calhoun.  2000.  Models  of  Teaching.
Boston: Allyn and Bacon.
Jujun S. Suriasumantri. 1985. Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer, Jakarta :
Sinar Harapan. Marpaung, Y. 1998. “Pendekatan Sosio Kultural dalam Pembelajaran Matematika
dan  Sains“,  dalam  Sumaji,  et  al.  Pendididkan  Sains  yang  Humanitis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Martinis  Yamin  dan  Bansu  I  Ansari.  2008.    Taktik  Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press.
Moekijat. 1997. Manajemen Kependidikan
, Bandung: Alumni.
Mulyasa,  E.  2003.  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi.  Bandung  :  Remaja
Rosdakarya.
Nana  Sudjana.  1996.  Penilaian  Hasil  Proses  Belajar  Mengajar.  Bandung:
Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Nana  Sudjana    Daeng  Arifin.  1987.  Cara  Belajar  Siswa  Aktif  dalam  Proses Belajar Mengajar. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Nana  Sudjana  dan  Ibrahim.  2001.  Penelitian  dan  Penilaian  Pendidikan.
Bandung: Penerbit Sinar Baru Aglensindo.
Newell.  John.  1989.  “Advance  Organizers:  Their  Construstion  and  Use  in Instructional  Development”.  Dalam  Wayan  Ardhana  dan  Verna  Willis
Eds..  Reading  in  Instructional  Development  –  vol.  5.  Jakarta:  Proyek Pengembangan  Pendidikan  Tenaga  Kependidikan  –  Ditjen  Dikti  –
Depdikbud.
Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Onong Uchana Effendi. 1993. Human Relation. Surabaya: Erlangga.
Paul Suparno. 2002. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
103
Piaget. J. 1977, Psycology and Epistemology, New York; The Viking Press Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta : Erlangga.
Sardiman  A.M.  2001.  Interaksi    Motivasi  Belajar  Mengajar
. Jakarta:  Raja
Grafindo Persada.
Shalahudin, M. 1990. Pengantar Psikologi Pendidikan.  Surabaya: Bina Ilmu. Slavin  R.  E.  1994.  Educational  Psychology  :  Theory  and  Practise  Fourth
Edition
. Massachusets : Allyn and Bacon Publishers.
Soedjadi.1995.  Memantapkan  Matematika  Sekolah  sebagai  Wahana Pendidikan dan  Pemberdayaan  Penalaran.Upaya  Menyongsong  dan
Menopang  Pelaksanaan  Kurikulum  1994.  Makalah  Program  Pasca Sarjana IKIP Surabaya.
Sondang  P.  Siagian.  1980.  Dasar-dasar  Managemen  Pendidikan.  Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyanto.  2007.  Modul  Pendidikan  dan  Latihan  Profesi  Guru  PLPG „Model-model  Pembelajaran  Inovatif“.  Panitia  Setifikasi  Guru  Rayon
13 Surakarta.
Suharsimi Arikunto. 1996. Statistik Terapan. Jakarta: Rineka Cipta. _______________. 1998. Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.
_______________.  2002.  Dasar-dasar  Evaluasi  Pendidikan.  Jakarta:  Bumi
Aksara.
Sri Anitah dan Noorhadi. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Toeti Soekamto,  Udin Sarifudin Winataputra. 1997. Teori Belajar dan Model- model Pembelajaran. Jakarta: PAU-UT.
Winkel, WS. 1993. Psikologi Pengajaran, Jakarta : Grasindo.
Lampiran 1 RENCANA  PEMBELAJARAN  I
Satuan Pendidikan : Sekolah menengah Atas
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas  Smt : X  Satu
Standar Kompetensi               : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi persamaan dan fungsi kuadrat serta pertidaksamaan
Kompetensi Dasar                  : Menggunakan sifat dan aturan tentang persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.
Indikator                                 : Menentukan akar akar persamaan kuadrat Alokasi Waktu                        : 2 x 45 menit
A. Materi Pembelajaran