92
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh nilai uji F
a
= 3,337 dengan nilai F
tabel
= 3,84. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan faktor model pembelajaran pada prestasi belajar
matematika atau peserta didik yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw memperoleh prestasi belajar matematika yang sama atau
hampir sama. Berdasarkan diskripsi data juga nampak bahwa rerata prestasi belajar matematika antara peserta didik yang mendapatkan model Cooperative
Learning tipe STAD dengan Jigsaw mempunyai nilai yang hampir sama, yaitu
pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 79,45sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebesar 80,39. Jadi dapat dikatakan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Jigsaw memberikan prestasi belajar matematika peserta didik yang sama.
2. Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan jumlah sel tak sama diperoleh nilai uji F
b
= 108,921 dengan nilai F
tabel
= 3,00. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan faktor motivasi belajar pada prestasi belajar matematika
atau antara peserta didik dengan motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah mempunyai prestasi belajar matematika yang berbeda. Berdasarkan hasil uji
komparasi ganda antar kolom pada Tabel 4.8 nampak juga bahwa semua nilai uji
93
F
hitung
lebih besar dari nilai F
kritik
, yang berarti prestasi belajar matematika antara peserta didik yang bermotivasi belajar tinggi berbeda dengan peserta didik yang
bermotivasi belajar sedang dan rendah, serta prestasi belajar matematika antara peserta didik yang bermotivasi belajar sedang berbeda dengan peserta didik yang
bermotivasi rendah. Selain itu dengan melihat diskripsi data nampak bahwa peserta didik
dengan motivasi belajar tinggi mempunyai rerata prestasi belajar matematika sebesar 88,00 lebih tinggibaik daripada rerata prestasi belajar matematika peserta
didik dengan motivasi belajar sedang dan rendah, yaitu 73,19 dan 63,46. Jadi peserta didik yang bermotivasi belajar tinggi akan memperoleh prestasi belajar
matematika yang lebih tinggibaik daripada peserta didik yang bermotivasi sedang dan rendah. Begitu juga peserta didik yang bermotivasi belajar sedang
memperoleh prestasi belajar matematika yang lebih tinggibaik daripada peserta didik yang bermotivasi belajar rendah.
3. Hipotesis Ketiga