Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika

63

1. Menyusun kisi-kisi intrumen

Kisi-kisi yang akan dibuat meliputi kisi-kisi pada materi Persamaan Kuadrat untuk instrumen tes prestasi belajar, sedangkan kisi-kisi motivasi belajar matematika peserta didik untuk angket motivasi belajar matematika peserta didik.

2. Menyusun butir-butir soal instrumen

Butir-butir soal instrumen akan disusun berupa soal pilihan ganda dengan masing-masing terdiri dari lima alternatif jawaban untuk tes prestasi belajar dan angket motivasi belajar matematika peserta didik

3. Mengadakan uji coba instrumen

Setelah penyusunan instrumen penelitian selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah mengujicobakan instrumen yang telah tersusun sebelum dikenakan pada sampel penelitian. Tujuan uji coba adalah untuk lihat apakah instrumen yang telah disusun benar-benar reliabel dan konsisten atau tidak. Atau dengan kata lain tujuan uji coba adalah untuk mengetahui apakah instrumen telah disusun memenuhi syarat-syarat instrumen yang baik atau belum. Syarat-syarat tersebut antara lain:

a. Instrumen Tes Prestasi Belajar Matematika

Instrumen tes prestasi belajar matematika yang disusun berupa tes pilihan ganda dan terdiri dari 30 butir soal dengan masing-masing butir soal terdiri dari lima alternatif jawaban dengan materi Persamaan Kuadrat. 64 1 Validitas Isi Suatu instrumen dikatakan valid menurut validitas isi apabila isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang diukur. Validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikan instrumen dengan suatu kriteria sebab tes itu adalah kriteria dari suatu kinerja. Agar memiliki validitas isi, instrumen tes prestasi belajar menurut Budiyono 2003:58 harus diperhatikan hal-hal berikut ini: a Bahan uji tes harus merupakan sampel yang representatif untuk mengukur sampai seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar. b Titik berat bahan yang harus diujikan harus seimbang dengan titik berat bahan yang telah diajarkan. c Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar. Untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas isi yang tinggi atau tidak, biasanya dilakukan melalui experts judgement atau penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan semua kriteria penelaahan instrumen tes harus disetujui oleh validator dalam hal ini oleh Dra Endang Sulistyawati sebagai guru inti dan Mamik Dasanti, S.Pd, M.Pd. 65 2 Uji Konsistensi Internal Konsistensi internal tiap butir soal dapat dilihat dari korelasi antara skor tiap butirnya dengan skor totalnya. Tujuan uji konsistensi internal ini adalah untuk mengetahui apakah instrumen tes telah konsisten, artinya instrumen tes mempunyai indeks konsisten atau daya pembeda yang dapat membedakan anak yang pandai dan yang kurang pandai. Untuk menghitung konsistensi internal butir ke-i, rumus yang digunakan adalah rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson sebagai berikut: 2 2 2 2 − − − = Y Y X X r n n Y X XY n xy dengan : XY r : indeks konsistensi internal suatu butir tes. N : banyaknya subyek yang dikenai tes. X : skor butir soal tertentu. Y : skor total. Berdasarkan perhitungan, jika indeks konsistensi internal suatu butir tes kurang dari 0,3 maka butir tersebut harus dibuang. Budiyono, 2003: 65 3 Uji Reliabilitas Suatu instrumen disebut reliabel, menurut Budiyono 2003: 65, jika seseorang melakukan pengukuran instrumen yang sama pada 66 waktu yang berbeda maka hasil pengukurannya adalah sama. Atau jika dilakukan oleh orang yang berbeda tetapi dengan kondisi yang sama, maka pengukuran dengan instrumen yang sama akan memberi hasil yang sama pula. Tes prestasi belajar dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban, dengan setiap jawaban benar akan diberi skor 1 dan setiap jawaban salah akan diberi skor 0. Sehingga untuk mengukur reliabilitas dari tes prestasi belajar menggunakan teknik Kuder-Richardson atau biasa disebut dengan KR- 20 , yaitu: 11 r = − − 2 1 1 2 1 t t s q p s n n dengan : 11 r : reliabilitas tes secara keseluruhan n : banyaknya item 2 t s : variansi total 1 p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar 1 q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah 1 q = 1 - 1 p Budiyono, 2003: 69 Instrumen dengan indeks reliabilitasnya lebih dari 0.7 atau 7 , 11 r saja yang dapat dianggap baik atau dapat digunakan dalam kaitannya dengan uji reliabilitas. Budiyono, 2003: 72 67 4 Daya Beda Dalam menghitung daya beda terlebih dahulu ditetapkan masing- masing 27 dari kelompok atas yng mempunyai skor tertinggi dan menetapkan pula 27 dari kelompok bawah yang mempunyai skor rendah. Kemudian baru dimasukkan ke dalam rumus: R N R n T N T n d − = Keterangan: d = daya pembeda item. nT = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok atas. NT = banyaknya subyek kelompok tinggi. nR = banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok bawah. NR = banyaknya subyek kelompok bawah. Setelah diperoleh, kemudian diinterpretasikan sebagai berikut : D ≥ 0,40 : Butir sangat memuaskan. 0,30 ≤ D ≤ 0,39 : Butir memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali. 0,20 ≤ D ≤ 0,29 : Butir perlu direvisi. D ≤ 0,19 : Butir harus disisihkan atau revisi total. Nilai daya beda yang digunakan adalah D ≥ 0,30. Muhamad Nur, 1987:140 68 5 Tingkat Kesukaran Indeks kesukaran didapat dengan menggunakan rumus: JS B TK = TK = Indeks kesukaran setiap butir soal. B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal. JS = Banyaknya siswa yang memberi jawaban. Suharsimi Arikunto, 1998:208 Setelah diperoleh, kemudian diinterpretasikan sebagai berikut : 0,70 TK ≤ 1,00 : soal uji terlalu mudah. 0,30 TK ≤ 0,70 : soal uji sedang. 0,00 TK ≤ 0,30 : soal uji terlalu sukar. Dalam penelitian ini soal dianggap baik jika tingkat kesukaran antara 0,30 – 0,70.

b. Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika Peserta Didik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIII

0 2 135

PENELITIAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 2 17

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dan STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa.

0 4 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS XI-IPA SMA SE-KABUPATEN KUDUS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | K

0 0 11

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA DI KELAS

0 0 100

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN PETA KONSEP PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK KELAS X SMA DI KABUPATEN KUDUS

0 0 11