2.2 Pengembangan Usaha Es Krim Berdasarkan Jenis Produknya
Dalam usaha pengembangannya, produk es krim yang dibuat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis diantaranya adalah impulse, take home
dan catering Simatupang, 2002.
a. Impulse
Impulse merupakan produk es krim yang dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen. Es krim jenis ini ditujukan untuk konsumen yang ingin
meluangkan waktunya untuk bersantai dan memilih beraneka ragam rasa es krim yang diinginkan.
b. Take Home
Take Home merupakan produk es krim yang dibuat untuk dibawa pulang oleh konsumen agar dapat dikonsumsi dalam perjalannya maupun menuju
rumahnya. c.
Catering
Catering adalah jenis es krim yang dijual kepada suatu instansi seperti perusahaan swasta maupun pemerintah yang dijual dalam bentuk pesanan
yang bersifat insidentil.
2.3 Bisnis Waralaba
Franchise
Menurut Karamoy 1996, kata waralaba Franchise pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen LPPM.
Secara hukum, waralaba berarti persetujuan legal atas pemberian hak atau keistimewaan untuk memasarkan suatu produk atau jasa dari pemilik pewaralaba
franchisor kepada pihak lain terwaralabafranchisee, yang diatur dalam suatu
aturan permainan tertentu Karamoy, 1996.
Sedangkan berdasarkan IKAPI dalam Syarifudin 2001, mendefinisikan bahwa franchise adalah kerjasama antara pemilik merek jasa atau produk
dengan seorang pengusaha yang akan memasarkan untuk suatu daerah tertentu. Pemilik merek disebut franchisor dan pihak yang mengoperasikan usaha untuk
memasarkan jasa atau produk merek disebut franchise. Sesuai dengan UU No. 91995 mengenai Usaha Kecil, waralaba
merupakan alternatif pola kemitraan dalam pembinaan pengusaha kecil Makaliwe,1997. Waralaba merupakan suatu cara melakukan kegiatan usaha
yang didasarkan pada hubungan yang berkesinambungan antara pemberi waralaba franchisor dengan penerima waralaba franchisee. Sebagai suatu metode
kemitraan, waralaba memilki tiga bentuk sistem yaitu sebagai berikut LPPM dalam Nurhanif, 1999 :
a. Trade MarkBrand Name Franchising
Tipe ini dilakukan dengan memberikan hak atau lisensi kepada penerima waralaba untuk memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan nama
dagang milik pemberi waralaba. Tipe ini banyak dilakukan, misalnya dalam industri pakaian terkenal yang kemudian diproduksi di dalam
negeri.
b. Product Distribution Franchise Product Franchising
Pada tipe ini penerima waralaba memperoleh hak untuk memasarkan barang dan jasa pemberi waralaba dengan memanfaatkan jalur distribusi
tertentu yang telah dikembangkan pemberi waralaba. Tipe ini banyak
dipraktekkan, misalnya untuk produk–produk suku cadang kendaraan bermotor, minuman ringan, barang kosmetik dan lainnya.
c. Pure Franchising Business Format Franchising