informasi menjadi lima tahap dasar, yaitu 1 pemaparan, 2 perhatian, 3 pemahaman, 4 penerimaan, dan 5 retensi.
Pembelajaran . Engel, et al 1994 memandang pembelajaran sebagai
suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, danatau perilaku. Terdapat dua pendekatan terhadap pembelajaran.
Pembelajaran pertama adalah pembelajaran kognitif cognitive learning. Dalam perspektif ini, pembelajaran dicerminkan melalui perubahan pengetahuan, dan
fokusnya adalah pada pengertian akan proses mental yang menentukan bagaimana orang mempelajari informasi. Perspektif yang kedua adalah pendekatan
behaviourisme behaviourist approach. Pendekatan ini semata-mata berkenaan dengan perilaku yang dapat diamati.
Perubahan Sikap dan Perilaku . Sikap dan perilaku konsumen dapat
dipengaruhi secara persuasif melalui komunikasi. Selain itu, terdapat berbagai teknik yang biasa digunakan pemasar untuk memodifikasi perilaku manusia.
3.1.4 Atribut Produk
Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap produk, baik barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-
atributnya. Menurut Limbong dan Sitorus 1987, barang adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna,
harga, prestise perusahaan atau lembaga tataniaga, pelayanan perusahaan, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk
terdiri atas tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa features, fungsi functions dan
manfaat benefit. Ciri-ciri dapat berupa ukuran, karakteristik estetis, komponen atau bagian-bagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, servis atau jasa,
penampilan, harga, susunan maupun trademarktanda merek dan lain-lain. Sementara manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan
dengan panca indera, manfaat non material seperti kesehatan dan penghematan misalnya waktu. Manfaat dapat juga berupa manfaat langsung dan manfaat tidak
langsung. Atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlakukan sebagai ciri-ciri atau manfaat.
Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi
terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk.
Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang penting, yaitu 1 mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan
2 memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing atribut produk Engel, et al, 1994. Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan
menentukan atribut yang menduduki peringkat tertinggi. Sedangkan saliensi biasanya diartikan sebagai kepentingan, yaitu konsumen diminta untuk menilai
kepentingan dari pelbagai kriteria evaluasi. Ukuran evaluasi atribut yang dihasilkan menunjukkan kepentingan atribut sekaligus
keteringinan atribut. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk merupakan
kekuatan harapan dan keyakinan terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut produk dicerminkan oleh