Analisis perilaku konsumen diharapkan akan mampu memberikan strategi pemasaran yang tepat dan efektif yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan
kemampuan daya beli konsumennya. Strategi yang dihasilkan dari analisis perilaku konsumen yang sesuai dengan situasi pemasaran yang sedang
berlangsung dapat mengoptimalkan kemampuan perusahaan untuk meraih peluang pasar dan meningkatkan penjualan perusahaan karena es krim yang
diproduksi perusahaan telah sesuai dengan preferensi konsumen es krim Mini Melts.
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengkaji karakteristik konsumen es krim Mini Melts.
2. Mengkaji proses keputusan pembelian produk es krim Mini Melts. 3. Menganalisis faktor-faktor dalam proses keputusan pembelian es krim
Mini Melts. 4. Menganalisis penilaian konsumen terhadap keragaan atribut es krim Mini
Melts. 5. Memberikan rekomendasi strategi bauran pemasaran berdasarkan perilaku
konsumen terhadap es krim Mini Melts.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini bagi penulis adalah untuk melatih diri dalam mengamati fenomena yang terjadi di masyarakat, selain itu penulis juga dapat
mencoba menemukan alternatif solusi dari permasalahan tersebut serta sebagai
media dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh semasa kuliah.
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan kepada PT. FutureFood Wahana Industri. Penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan dan mengembangkan alternatif strategi pemasaran es krim Mini Melts dengan tepat
dan efektif agar mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan dan selera pasar dalam kondisi industri franchise yang semakin kompetitif. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan dan studi perbandingan bagi penelitian selanjutnya dalam memahami perilaku konsumen
terhadap es krim.
1.5
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada produk es krim Mini Melts saja. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dibatasi pada pengaruh lingkungan dan perbedaan individu saja. Faktor psikologis tidak dibahas karena memerlukan suatu analisis yang lebih mendalam yang
memperhitungkan subjektivitas responden, selain itu kesediaan responden untuk menjawab wawancara juga merupakan salah satu sebab yang diperhitungkan.
Untuk responden yang datang bersama keluarganya, yang menjadi responden dibatasi hanya 1 orang yang dianggap dapat mewakili hal ini ditujukan agar tidak
adanya saling mempengaruhi dalam menjawab kuesioner.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Es Krim Sebagai Produk Olahan Susu
Susu merupakan salah satu jenis minuman yang menyehatkan karena kandungan gizinya yang lengkap dan mengandung semua asam amino esensial
dalam jumlah yang cukup. Air susu sendiri didefinisikan sebagai cairan yang dihasilkan oleh kelenjar mammae hewan betina. Susu hewan yang umum
dikonsumsi ialah susu sapi, susu kambing, dan susu kuda belakangan ini terkenal sebagai obat yang mujarab. Tetapi, istilah susu dalam menu sehari-hari biasanya
selalu ditujukan pada susu sapi. Dan, kini seiring dengan berkembangnya teknologi pangan, hasil produk olahan susu makin banyak dan berkembang. Di
pasaran pun dengan mudah akan kita temui berbagai jenis olahan susu. Produk olahan susu antara lain adalah Krim dan Susu Skim, Susu Pasteurisasi, Susu
Steril, Susu Kental, Keju, Mentega, Es Krim, Yoghurt, Serum Keju, Susu Mentega
Es krim adalah produk olahan susu yang dibekukan, terbuat dari kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan tambahan seperti gula, telur dan
madu, dengan atau tanpa bahan pencita rasa dan pewarna, dan dengan atau tanpa gelatin yang dapat dimakan atau bahan penstabil nabati Eckles, Combs Marcy,
1984. Sedangkan menurut Arbuckle 1997, es krim adalah salah satu produk beku yang dibuat dengan membekukan campuran produk susu, gula, penstabil,
dengan atau tanpa kuning telur dan bahan-bahan lainnya yang telah dihomogenisasi untuk memperoleh konsistensi yang seragam. Komposisi es krim
sangat beragam. Komposisi yang paling baik menurut Arbuckle 1981 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Es Krim Menurut Arbuckle
Bahan Baku Es Krim Persentase
Lemak 12 Padatan susu tanpa lemak
11 Gula 15
Bahan penstabil dan Pengemulsi 0,3
Total padatan 38,8
Sumber : Arbuckle 1981
Produk ini terbentuk dari tiga fase yaitu fase padat, cair dan gas. Es krim adalah produk makanan beku yang terbuat dari campuran bahan hasil susu seperti
susu, krim, dan susu tanpa lemak yang dicampur dengan gula, flavour, buah- buahan dan kacang-kacangan. Komposisi adonan es krim standar dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Adonan Es Krim Standar
Bahan Baku Es Krim Persentase
Lemak 10,0 Padatan susu tanpa lemak
11,0 Gula 13,0
Penstabil 0,2 Pengemulsi 0,5
Air 65,3
Sumber : Euston 1997
Mutu dan jumlah protein di dalam es krim cukup tinggi. Protein tersebut sebagian besar berasal dari susu dan sisanya berasal dari bahan penstabil. Es krim
yang menggunakan telur mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, misalnya triptofan dan lisin. Agar es krim dapat bersaing di pasaran,
produsen es krim telah menggolongkannya atas kategori economy, good average, dan deluxe super premium Arbuckle, 1986. Komposisi ketiga jenis es krim
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Es Krim Menurut Jenisnya
Jenis Es Krim
Lemak Susu
PSTL Gula
Stabiliser Emulsifier
Total Padatan
Economy 10,0
12,0 10,0-11,0
9,0-10,0 15,0
13,0-16,0 0,3
0,2-0,4 35,0-37,0
Good Average
12,0 14,0
11,0 8,0-9,0
15,0 13,0-16,0
0,3 0,2-0,4
37,5-39,0 Deluxe
16,0 18,0-20,0
20,0 7,0-8,0
6,0-7,5 5,0-6,0
13,0-16,0 16,0-17,0
14,0-17,0 0,2-0,4
0,0-0,2 0,25
40,0-41,0 42,0-45,0
46,0 Sumber : Arbuckle, 1986
PSTL = Padatan Susu Tanpa Lemak
2.1.1 Bahan Baku Es Krim
Komponen utama es krim terdiri dari bahan utama, bahan tambahan dan bahan pembantu. Bahan utama terdiri dari lemak susu, bahan tambahan terdiri dari
gula, padatan susu tanpa lemak, kuning telur, penstabil dan pengemulsi.
a. Lemak Susu
Lemak susu merupakan bahan baku utama untuk membuat es krim. Kehalusan tekstur es krim ditentukan oleh lemak susu ini, karena lemak
dapat memperkecil pembentukan kristal es pada saat pembekuan, dan terpusat pada permukaan rongga udara serta cenderung melemahkan
rongga udara tersebut sehingga memperkecil pengembangan es krim. Sumber lemak yang sering digunakan adalah krim segar, krim beku, susu
kental, mentega dan susu skim yang biasanya mengandung 80 persen padatan tanpa lemak. Lemak susu memberikan flavour yang kuat, tidak
menurunkan titik beku dan cenderung memperlambat laju whipping pembusaan karena tidak larut air. Cita rasa es krim sangat dipengaruhi
oleh jumlah lemak yang digunakan Campbell Marshall, 1975 dalam Djamih, 1995. Menurut Fradsen dan Arbuckle 1961, untuk
menghasilkan es krim yang bercitarasa baik, biasanya digunakan 16 persen 16 lemak susu yang bermutu dan bercitarasa baik. Potter 1978
menyatakan bahwa lemak susu dapat meningkatkan tekstur atau kehalusan es krim, meningkatkan kekentalan, mengurangi pengembangan dan
mempengaruhi kestabilan adonan es krim. Arbuckle 1977 menyatakan bahwa kandungan lemak yang terlalu tinggi dapat menurunkan daya
pengembangan es krim. Lemak hewan mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol. Kadar kolesterol susu sebesar 11mg100gr bahan yang
dapat dimakan, sedangkan produk olahan susu yaitu mentega mengandung kolesterol sebesar 250mg100gr bahan yang dapat dimakan. Besarnya
persentase lemak susu dalam pembuatan es krim menyebabkan tinggi pula kandungan kolesterolnya. Sumber lemak yang biasa digunakan adalah
krim yang berkadar lemak sekitar 20-50 persen atau butter oil. Krim yang digunakan harus diketahui dengan pasti kadar lemaknya agar dapat
dihitung jumlah bahan yang dibutuhkan untuk mencukupi kadar lemak yang dikehendaki sesuai dengan formula. Fungsi lemak adalah
melembutkan tekstur es krim serta menimbulkan rasa gurih.
b. Padatan Susu Tanpa Lemak