I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap gizi dan kesehatan tubuh serta dengan adanya
pergeseran pola konsumsi masyarakat Indonesia yang cenderung memilih makanan dan minuman yang serba praktis menjadikan produk-produk olahan
semakin prospektif. Salah satu produk olahan yang mengandung gizi, praktis dan semakin digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat adalah es krim.
Indonesia dengan memiliki iklim tropis menjadikan produk es krim memiliki potensi pasar yang cukup besar di negeri ini Indocommercial, 1995.
Di dalam bahan dasar es krim, yaitu susu terdapat lebih dari 100.000 jenis molekul. Selain air dan lemak, molekul-molekul tersebut mencakup protein,
karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas, serta vitamin A,C dan D. Selain itu juga susu mengandung beberapa komponen bioaktif berupa protein susu, laktosa,
asam-asam lemak dan mineral, terutama kalsium. Itu sebabnya produk-produk turunan susu, termasuk es krim juga memiliki kontribusi yang tinggi bagi
kesehatan tubuh. Salah satu komponen dari golongan karbohidrat yang terdapat pada es
krim adalah laktosa. Laktosa, selain dapat menambah cita rasa ternyata juga dapat mempertahankan palatabilitas rasa enak pada es krim. Sedangkan fungsi asam
lemak dan asam linoleat pada es krim adalah untuk meningkatkan aktivitas antipatogenik, antibakteri, dan antiviral. Kandungan kalsium pada es krim
bermanfaat untuk menjaga kepadatan massa tulang, pencegahan osteoporosis,
kanker, serta hipertensi. Es krim merupakan salah satu alternatif jenis makanan
yang di gemari, karena kesegaran dengan beraneka rasa yang dapat dinikmati dengan kemasan yang beragam dan dibuat sangat menarik. Es krim adalah produk
olahan susu yang dibekukan, terbuat dari kombinasi susu dengan satu atau lebih bahan tambahan seperti gula, telur dan madu, dengan atau tanpa bahan pencita
rasa dan pewarna, dan dengan atau tanpa gelatin yang dapat dimakan atau bahan penstabil nabati Eckles, Combs Marcy, 1984.
Dengan kandungan susu yang terdapat dalam es krim dapat meningkatkan gizi masyarakat. Bagi anak-anak yang kurang menyukai untuk minum susu, hal
ini dapat di siasati dengan menggantikan produk susu tersebut dengan mengkonsumsi es krim, sehingga kebutuhan akan kalsium untuk tubuhnya dapat
terpenuhi juga. Selain mengandung gizi yang tinggi, es krim juga memiliki rasa yang enak dengan berbagai jenis rasa, menyegarkan dan teksturnya lembut
sehingga es krim digemari berbagai kalangan. Arbuckle 1986 mendefinisikan makanan yang menyerupai es krim tetapi
lemak susunya diganti dengan lemak nabati, baik itu sebagian maupun seluruhnya sebagai melorin. Melorin harus mengandung enam persen lemak dan 6,7 persen
protein yang efisiensinya tidak jauh berbeda dengan protein susu. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 01-3713-1995 es krim adalah sejenis makanan
padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula,dengan atau tanpa bahan makanan lain
dan bahan makanan yang diijinkan Departemen Perindustrian, 1995. Syarat mutu yang harus dipenuhi es krim tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat Mutu Es Krim Menurut SNI 01-3713-1995
Kriteria Satuan Persyaratan
Gula Bb
Minimum 8.0 Lemak
Bb Minimum 5.0
Protein Bb
Minimum 2.7 Jumlah Padatan
Bb Minimum 34
Keadaan : a. Penampakan
- Normal
b. Rasa -
Normal c. Bau
- Normal
Sumber : Departemen Perindustrian 1995
PT. FutureFood Wahana Industri merupakan salah satu produsen es krim di Indonesia. Perusahaan tersebut mendistribusikan es krim dengan merek dagang
Mini Melts. Es krim Mini Melts merupakan produk es krim dengan terobosan baru dalam teknik pembuatannya yaitu es krim yang berbentuk bola-bola. Es krim
ini dikembangkan dengan penampilan yang berbeda dan menarik serta memberikan rasa yang unik, karena merupakan es krim yang paling dingin saat
ini. PT. FutureFood Wahana Industri melihat adanya potensi pengembangan industri es krim di Indonesia dilihat dari jumlah konsumsi es krim per kapita di
Indonesia yang masih relatif rendah. Konsumsi es krim di Indonesia mencapai 0,5 liter per kapita dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa
1
. Bila dibandingkan dengan konsumsi negara lain, Indonesia masih tertinggal jauh karena di Eropa
sebagai contoh, konsumsi es krim mencapai 10 liter per kapita. Lampiran 1
menunjukkan data konsumsi es krim di Indonesia . Persaingan bisnis dalam industri es krim di Indonesia cukup ketat. Industri
ini didominasi oleh Walls dengan mengambil 50 persen pangsa pasar untuk semua jenis produknya. Campina menempati urutan kedua dengan pangsa pasar
30 persen dan Indoeskrim Meiji memegang 15 persen dari pasar tersebut. Sisanya
1
www.harianterbit.com, 2004
lima persen dipegang oleh berbagai pemain es krim lainnya
2
. Kondisi ini menjadi
salah satu tantangan bagi perusahaan untuk membangun bisnis es krim di Indonesia ditengah persaingan bisnis yang dikuasai oleh merek perusahaan besar.
Melihat persaingan bisnis es krim saat ini, PT.Future Food Wahana Industri sebagai perusahaan yang masih tergolong baru akan selalu berupaya untuk
bertahan dalam persaingan bisnis es krim di Indonesia saat ini. Banyaknya merek es krim di Indonesia membuat konsumen memiliki banyak pertimbangan dalam
membeli produk tersebut. Agar dapat memenangkan persaingan maka PT. FutureFood Wahana Industri memerlukan pengetahuan yang memadai dilihat dari
sisi konsumen yang mengkonsumsi es krim Mini Melts, mengetahui pendapat dan respon konsumen terhadap es krim Mini Melts, mengetahui kelemahan dan
kekuatan es krim Mini Melts menurut konsumen. Dengan dilakukannya penelitian mengenai perilaku konsumen es krim Mini Melts, produsen dapat menerapkan
kebijakan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan konsumen.
1.2 Perumusan Masalah