dipraktekkan, misalnya untuk produk–produk suku cadang kendaraan bermotor, minuman ringan, barang kosmetik dan lainnya.
c. Pure Franchising Business Format Franchising
Pada tipe ini pemberi waralaba menyediakan format waralaba yang lengkap mulai dari pemanfaatan merek dagang dan jasa untuk dijual,
perangkat manajemen, pengawasan mutu, jalur distribusi dan pelayanan lainnya. Tipe ini banyak digunakan pada restoran cepat saji, agen
penjualan mobil, agen penjualan rumah, salon dan jasa pelayanan lainnya.
2.4 Penelitian Terdahulu Mengenai Perilaku Konsumen
Penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap produk es krim jarang di lakukan. Salah satu penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen es krim
yang pernah dilakukan adalah analisis preferensi konsumen terhadap es krim. Namun alat analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini merupakan
alat analisis yang banyak digunakan dalam penelitian mengenai perilaku konsumen karena dianggap masih relevan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
Widjanarko 2004 melakukan penelitian tentang perilaku konsumen dengan judul”Analisis Perilaku Konsumen Susu Cair kemasan Frisian Flag di
Kota Bogor”. Alat analisis yang digunakan adalah dengan metode Thurstone Case 5, untuk melihat prioritas kepentingan atribut produk susu cair kemasan Frisian
Flag. Untuk tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk diolah dengan metode Important-Performance Analysis IPA. Urutan tingkat kepentingan atribut
produk susu cair kemasan Frisian Flag dengan mengunakan metode Thurstone Case 5 adalah atribut citarasa, nilai gizi, harga, kehalalan, kejelasan tanggal
kadaluarsa, kejelasan tanpa bahan pengawet, pilihan rasa, kejelasan izin DepKes, merek, aroma, ketersediaan, volume isi, kemasan, dan kekentalan cairan. Hasil
Important-Performance Analysis IPA yang membandingkan antara tingkat kepentingan dan kinerja atribut susu cir kemasan Frisian Flag diketahui bahwa
atribut yang masu dalam kaudarn I adalah prioritas utama atribut pilihan rasa dan ketersediaan, sedangkan pada kuadran II pertahankan prestasi yaitu atribut
harga, kejelasan izin Departemen Kesehatan, kejelasan tanggal kadaluarsa,kejelasan kehalalan, nilai gizi, kejelasan tanpa bahan pewanget dan
citarasa susu. Kuadran III prioritas rendah diisi oleh atribut aroma, volume isi, kemasan dan kekentalan cairan, selanjutnya hanya ada satu atrbut yang berada
pada kuadaran IV berlebihan yaitu atribut merek. Hasil dari analisis tingkat kesesuaian atrbut produk susu cai kemasan Frisian Flag, diketahui bahwa hanya
atribut merek yang telah memenuhi kepuasan pelanggan. Ameliani 2004 melakukan penelitian tentang perilaku konsumen dengan
skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Tahu Tun Yi di Kabupaten Bogor”. Alat Analisis yang digunakan adalah Multiatribut Angka Ideal dan Uji
Friedman yang dilanjutkan dengan Multiple Comparison. Berdasarkan hasil Multiatribut Angka Ideal, atribut dari urutan terbesar sampai terkecil adalah tanpa
bahan pengawet, tanpa pewarna kimia, kehalalan, tanggal kadaluarsa, rasa, komposisi, izin departemen kesehatan, tekstur, kesediaan produk, kemudahan
penggunaan, harga, kemasan, promosi, merek dan ukuran. Berdasarkan Uji friedman, urutan tersebut berbeda secara nyata. Sedangkan urutan tingkat
ketidakpuasan dari urutan terbesar sampai terkecil adalah tanggal kadaluarsa, kemasan, kesediaan produk, promosi, komposisi, harga, kehalalan, merek, tanpa
pengawet, pewarna alami, kemudahan penggunaan, rasa, izin departemen kesehatan, ukuran dan tekstur. Berdasarkan Uji friedman, urutan atribut tersebut
berbeda secara nyata. Setiawan 2003 melakukan penelitian tentang perilaku konsumen dengan
judul “Analisis Perilaku Konsumen Kapsul Herbal Karyasari Pada Klinik Karyasari Di Jakarta”. Alat analasis yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian, untuk menilai sikap atau persepsi konsumen terhadap
atribut ideal produk digunakan analisis Multiatribut Angka Ideal dan Uji Friedman yang dilanjutkan dengan Multiple Comparison Uji Perbandingan
Berganda. Hasil dari analisis faktor menghasilkan tujuh faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian kapsul herbal Karyasari. Faktor
tersebut adalah faktor pengetahuan konsumen pengetahuan, pengalaman, manfaat kesehatan dan khasiat, faktor internal kualitatif waktu mengkonsumsi dan
higienis, faktor internal kuantitatif efek samping, informasi penggunaan, no. Depkes dan mutu, faktor eksternal dokter Karyasari, iklan dan majalah Herba,
faktor bauran pemasaran harga dan ketersediaan produk, faktor sosial ekonomi pendapatan,keluarga dan status sosial dan faktor kemasan kemasan dan label
kemasan. Untuk hasil Multiatribut Angka Ideal menunjukkan bahwa secara keseluruhan atribut Kapsul Herbal Ekstrak Karyasari lebih ideal dibandingkan
dengan Kapsul Serbuk Karyasari. Berdasarkan Uji friedman, ternyata terdapat atribut yang secara nyata berbeda tingkat ketidakpuasaannya dari atribut lainnya.
Berdasarkan hasil Multiple Comparison dapat disimpulkan bahwa pada Kapsul Herbal Ekstrak Karyasari, yang memiliki tingkat ketidakpuasan terkecil secara
nyata terideal adalah hanya atribut warna kapsul. Sedangkan atribut yang paling tidak ideal tingkat ketidakpuasan responden terhadap atribut tersebut tertinggi
secara nyata, berturut-turut dari tinggi ke rendah adalah waktu kadaluwarsa dan harga. Dari hasil Multiple Comparison, dapat disimpulkan bahwa, atribut yang
memiliki tingkat ketidakpuasan yang terkecil pada Kapsul Herbal Serbuk Karyasari secara nyata terideal adalah sama seperti pada kapsul ekstrak yaitu
hanya warna kapsul sama seperti pada kapsul ekstrak. Sedangkan atribut yang paling tidak ideal tingkat ketidakpuasan responden terhadap atribut tersebut
tertinggi berjumlah tujuh atribut, secara beruturut-turut dari tinggi ke rendah adalah no. depkes, higienis, label kemasan, waktu kadaluwarsa, mutu, kemasan
dan ukuran kapsul. Arvan 1999 melakukan penelitian produk es krim tentang preferensi
konsumen dengan judul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Produk Ice Cream Swensen’s Studi Kasus Pada PT. Satwitra Sari Food”. Penelitian ini
menggunakan metode analisis multiatribut model Fishbein dimana model ini dapat mengidentifikasi bagaimana konsumen mengkombinasikan keyakinan
belief mereka terhadap atribut-atribut produk yang akan membentuk sikap attitude mereka terhadap berbagai merek alternatif.
Peneliti membandingkan atribut-atribut produk es krim dari beberapa produsen es krim terkemuka seperti Ice Cream Wall’s, Campina, New Zealand,
dan yang lainnya untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap produk es krim tersebut. Adapun atribut produk yang diteliti adalah aroma produk, keseluruhan
rasa produk, ketersediaan produk, warna produk, komposisi kandungan produk,
dan harga. Kemudian dari hasil tersebut, dirumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan PT. Satwitra Sari Food melalui analisis bauran pemasaran.
Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini, terutama dalam penggunaan alat analisis dan penetapan atribut
produk. Penulis menggunakan alat analisis yaitu analisis angka ideal yang digunakan dalam penelitian Ameliani 2004. Sedangkan untuk analisis faktor
menggunakan acuan penelitian Setiawan 2003 dalam hal penetapan variabel Analisis Faktor. Sedangkan penelitian Arvan 1999 dan Widjanarko 2004
digunakan sebagai salah satu sumber acuan dalam menetapkan atribut produk yang diteliti.
.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis