5555 lebih dari 300 bahasa daerah Encylopedia Indonesia, 2005. Sejak kemerdekaan Indonesia,
bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu dan bahasa nasional. Bahasa Inggris memiliki status sebagai bahasa asing sehingga hanya menjadi sebuah mata pelajaran di sekolah saja. Dengan
kata lain, bahasa Inggris tidak memiliki fungsi sosial di masyarakat. Belajar bahasa Inggris mencakup 4 aspek yaitu Reading membaca, Writing Menulis,
Speaking Berbicara, Listening Mendengarkan. Sebagaimana dalam kurikulum 2004 KBK yang kemudian disempurnakan dengan kurikulum 2006 KTSP mata pelajaran bahasa Inggris di
Sekolah disebutkan bahwa salah satu tujuan pengajaran bahasa Inggris adalah mengembangkan kemampuan dalam bahasa tersebut, dalam bentuk lisan dan tulisan.
2.2. Konsep Kemampuan Komunikatif
Untuk memperjelas pemahaman tentang kemampuan komunikatif, peneliti merujuk kepada beberapa pakar linguistik. Bagaric 2007 menyatakan bahwa istilah kemampuan komunikatif itu
berarti mampu berkomunikasi sementara Chomsky 1965 dalam Bagaric 2007 mendefiniskan kemampuan itu sebagai ‘apa yang diketahui sipengguna bahasa’ dan komunikatif sebagai wujud atau
realisasi dalam bentuk ujaran atau tulisan dari apa yang diketahui sipengguna bahasa tersebut yang disebutny
a sebagai ‘penampilan’. Sebaliknya, Hymes 1972 dalam Yano 2012 yang menjelaskan bahwa kecakapan linguistik kurang memperhatikan betapa sangat pentingnya kemampuan linguistik
untuk menghasilkan dan memahami ujaran-ujaran yang sesuai dengan konteks yang terjadi.
2.3. Komponen Kemampuan Kominikatif
Verhoeven dan Vermeer 1992, Canale dan Swain 1980 dalam Pillar 2012 dan Shumin 2002 mengklasifikasikan empat kompenen kecakapan
komunikatif: a
Kecakapan linguistic
mengacu kepada penguasaan pengethuan dari kode bahasa itu sendiri yang mencakup aturan pembentukan kata dan kosa kata, pengucapanfonologi, dan pembentukan
Verhoeven dan Vermeer 1992, Canale dan Swain 1980 dalam Pillar 2012 dan Shumin 2002 mengklasifikasikan empat kompenen kecakapan komunikatif: kalimatsintak. Pengetahuan
kode bahasa ini dirangkai dalam istilah pemahaman makna literal dari ujaran tersebut. b
Kecakapan wacana
mengacu kepada kemampuan menggunakan aturan dan kesepakatan penggabungan makna dan bentuk gramatikal untuk mencapai teks yang diucapkan secara utuh
dalam bentuksituasicara yang berbeda. Kepaduan ini dicapai lewat kesesuaian dalam bentuk kata ganti bendapronouns, kata yang samasinonims, kata sambung dan struktur yang sejajar
dan kelogisan dalam makna. c
Kecakapan sosiolinguistik
mengacu kepada penguasaan penggunaan aturan budaya dan wacana dari suatu bahasa. Artinya, kesesuaian tindak tutur dan kelajiman berbicara dalam konteks budaya
masayarakat bahasa itu sendiri. d
Kecakapan strategik
mengacu kepada penguasaan dari strategi bahasa lisan dan non lisan untuk mengatasi kebuntuan dan meningkatkan efektifitas dalam berkomunikasi: meringkas,
mengalihkan, bahasa gerak tubuh, variasi intonasi, kecepatanirama suara, pengulangan, umpan
balik, berperan serta, dan pengalihan topik.
5556
Dalam penelitian ini hanya mengamati kemampuan komunikatif dalam komponen kemampuan sosiolinguistik. Kemampuan sosiolinguitik membutuhkan pemahaman tentang konteks sosial bahasa yang
dipergunakan : peranan partisipasi, informasi yang saling berbagi dan fungsi berinteraksi. Menurut Canale dan Swain definisi kemampuan komunikatif telah terbagi atas pragmatik yang terpisah : aspek fungsi bahasa dan
aspek sosiolinguistik. Pengajaran komunikatif bahasa diawali dengan bahasa sebagai komunikatif pembelajar, oleh sebab itu
pembelajar diberi motivasi untuk berkomunikasi dengan bahasa target melalui interaksi pada awal pengajaran.Dalam pengajaran komunikatif makna merupakan hal yang paling penting.Secara alamiah
pengajaran kemampuan komunikatif sangat mendukung kegiatan kelompok kecil small –group oleh
mahasiswa untuk memaksimalkan waktu bagi setiap pembelajaran untuk menegoisasikan makna. Pengajaran bahasa komunikatif memiliki ragam kegiatan seperti : information-gap activities, problem solving tasks dan
role-play melalui pair atau group work. Pengujian kemampuan komunikatif dimaksudkan untuk mengukur penggunaan bahasa dalam situasi
sebenarnya.Kemampuan komunikatif pertama sekali diutarakan oleh Dell Hymes seorang sosiolinguistik yang menolak keterbatasan pandangan Chomsky mengenai kemampuan. Menurut Hymes, kemampuan komunikatif
adalah aspek dari kemampuan kita yang akan dapat membuat kita mampu menyampaikan, menginterpretasikan pesan-pesan dan menegosiasikan artimaksud secara pribadi dalam konteks yang
spesifikkhusus. Pendekatan komunikatif secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penyajian materi melalui situasi atau percakapan singkat terdiri dari beberapa percakapan yang
dilanjutkan dengan kegiatan yang berhubungan dengan percakapan mengenai fungsi dan situasi orang-orang yang terlibat, peranan, setting, topik dan tingkat kesopanan bergantung pada situasi.
2. Brainstorming atau diskusi untuk memperbanyak perbendaharaan kata dan ungkapan yang dipakai
dengan tujuan komunikasi termasuk kerangka struktur percakapan atau saling tukar untuk mencapai tujuan pembicara.
3. Pertanyaan atau jawaban berdasarkan topik percakapan dan situasi seperti Why Question, yesno,
eitheror dan open ended questions. 4.
Belajar ungkapan-ungkapan komunikasi dalam percakapan atau fungsi-fungsi menggunakan gambar,objek yang sebenarnya atau proses mendramatisasi makna
5. Pembelajar menemukan peraturan ungkapan-ungkapan fungsional’
6. Proses menuju komunikasi yang lebih bebas
7. Membaca dengan ragam variasi
8. Evaluasi lisan dengan tujuan penggunaan bahasa
Misalnya : How Woud you ask your friend to ? 9.
Mengkreasikan percakapan yang baru sesuai dengan kreativitas pembelajar 10.
Mengaplikasikan bahasa yang telah dipelajari.
2.4. Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif