Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif Kemampuan Sosiolinguistik

5556 Dalam penelitian ini hanya mengamati kemampuan komunikatif dalam komponen kemampuan sosiolinguistik. Kemampuan sosiolinguitik membutuhkan pemahaman tentang konteks sosial bahasa yang dipergunakan : peranan partisipasi, informasi yang saling berbagi dan fungsi berinteraksi. Menurut Canale dan Swain definisi kemampuan komunikatif telah terbagi atas pragmatik yang terpisah : aspek fungsi bahasa dan aspek sosiolinguistik. Pengajaran komunikatif bahasa diawali dengan bahasa sebagai komunikatif pembelajar, oleh sebab itu pembelajar diberi motivasi untuk berkomunikasi dengan bahasa target melalui interaksi pada awal pengajaran.Dalam pengajaran komunikatif makna merupakan hal yang paling penting.Secara alamiah pengajaran kemampuan komunikatif sangat mendukung kegiatan kelompok kecil small –group oleh mahasiswa untuk memaksimalkan waktu bagi setiap pembelajaran untuk menegoisasikan makna. Pengajaran bahasa komunikatif memiliki ragam kegiatan seperti : information-gap activities, problem solving tasks dan role-play melalui pair atau group work. Pengujian kemampuan komunikatif dimaksudkan untuk mengukur penggunaan bahasa dalam situasi sebenarnya.Kemampuan komunikatif pertama sekali diutarakan oleh Dell Hymes seorang sosiolinguistik yang menolak keterbatasan pandangan Chomsky mengenai kemampuan. Menurut Hymes, kemampuan komunikatif adalah aspek dari kemampuan kita yang akan dapat membuat kita mampu menyampaikan, menginterpretasikan pesan-pesan dan menegosiasikan artimaksud secara pribadi dalam konteks yang spesifikkhusus. Pendekatan komunikatif secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Penyajian materi melalui situasi atau percakapan singkat terdiri dari beberapa percakapan yang dilanjutkan dengan kegiatan yang berhubungan dengan percakapan mengenai fungsi dan situasi orang-orang yang terlibat, peranan, setting, topik dan tingkat kesopanan bergantung pada situasi. 2. Brainstorming atau diskusi untuk memperbanyak perbendaharaan kata dan ungkapan yang dipakai dengan tujuan komunikasi termasuk kerangka struktur percakapan atau saling tukar untuk mencapai tujuan pembicara. 3. Pertanyaan atau jawaban berdasarkan topik percakapan dan situasi seperti Why Question, yesno, eitheror dan open ended questions. 4. Belajar ungkapan-ungkapan komunikasi dalam percakapan atau fungsi-fungsi menggunakan gambar,objek yang sebenarnya atau proses mendramatisasi makna 5. Pembelajar menemukan peraturan ungkapan-ungkapan fungsional’ 6. Proses menuju komunikasi yang lebih bebas 7. Membaca dengan ragam variasi 8. Evaluasi lisan dengan tujuan penggunaan bahasa Misalnya : How Woud you ask your friend to ? 9. Mengkreasikan percakapan yang baru sesuai dengan kreativitas pembelajar 10. Mengaplikasikan bahasa yang telah dipelajari.

2.4. Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif

Nunan 1988 Finocchiaro dan Brumfit 1983 menyatakanbahwa pendekatan komunikatif memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut; i fokus pembelajaran ada pada komunikasi; ii makna merupakan hal yang sangat utama; iiikontekstualisasi merupakan hal yang sangat mendasar; iv penekanan diberikan padajenis bahasa yang digunakan sehari-hari; v unit-unit bahasa diseleksi berdasarkanapa yang ingin diketahui oleh pembelajar untuk melaksanakan maksudnya; vipengurutan butir bahasa ditekankan pada isi, makna dan minat; vii pembelajaran berpusat pada 5557 siswa; vii mengenal ragam bahasa; ix kriteria keberhasilah dicapaijika siswa mampu berkomunikasi secara efektif sesuai dengan konteks pembicaraan;x komunikasi lisan sama pentingnya komunikasi baca dan tulisan; xi kesalahan dipandang sebagai satu hal yang wajar; xii teknik apapun drill, terjemahan,eksplanasi bisa digunakan sepanjang itu menguntungkan pembelajar, denganmenyesuaikan usia, minat, dan motivasi Pada tataran metodologi bahwa aplikasipendekatan komunikatif ini didukung beberapa prinsip: i tahu apa yang akandilakukan; ii keseluruhan lebih utama dari pada hanya sebagian; iii proses samapentingnya dengan bentuk; iv belajar perlu praktik; v kesalahan tidak selalumerupakan kesalahan.

2.5. Kemampuan Sosiolinguistik

Pendapat Canale dan Swain 1980 dalam Pillar 2012 kemampuan sosiolinguistik mencakup kemampuan untuk memproduksi ekspresi-ekspresi atau ungkapan-ungkapan, kata-kata atau bahasa dan mengerti akan karakteristik dari ucapan-ucapan yang pantas, yaitu sopan politeness feature, tindak ujar speech act.Dalam hal memperkembangkan bahasa di masa mendatang perlu kiranya mendefinisikan kemampuan komunikatif dalam pengajaran bahasa kedua. Disebutkan empat unsur yang berbeda dalam kemampuan komunikatif yaitu : kemampuan linguistik, kemampuan sosiolinguistik, kemampuan percakapan dan kemampuan strategi bahasa. Savignon 1983 dalam zainil 2005 menyatakan bahwa kemampuan sosiolinguistik adalah berhubungan dengan pengetahuan tentang aturan-aturan dari pada percakapan dan budaya masyarakat pengguna bahasa tersebut. Teori yang telah berhasil dalam mengenal beberapa perbedaan pada tahap pemerolehan perkembangan bahasa. Tahapan-Tahapan berikut dikenal seperti : 1. Tahap pertama yaitu diamtahap menerima. Pada tahap ini berakhir dari 10 jam sampai enam bulan. Pembelajaran memiliki 500 kata yang diterima kata yang dapat dipahami ; tetapi belum dapat menggunakannya. Pada tahap ini ada masa diam selama pembelajar tidak berbicara tetapi dapat merespon penggunaan ragam, strategi termasuk penunjukkan objek, gambar atau orang, melakukan kegiatan, seperti berdiri, menutup pintu, melakukan bahasa tubuh atau menganggukkan kepala atau merespon secara sederhana ‘ Yes atau No ”. Dosen tidak harus memaksa pembelajar berbicara sampai pada akhirnya mereka siap untuk melakukannya. 2. Tahap kedua yaitu tahap produksi permulaan. Pada tahap ini berakhir sampai 6 bulan setelah tahap berikutnya mahasiswa mengembangkannya sampai 1000 kata aktif. Kata yang dapat dipahami dan dipakai pada tahap ini pembelajar berbicara satu atau dua phrasa dan dapat mendemonstrasikan secara keseluruhan materi yang baru dengan memberikan jawaban yang sederhana yesno, eitheror, whowhatwhere. 3. Tahap ketiga yaitu tahap ucapan. Pada tahap ini dapat berakhir pada tahun berikutnya. Mahasiswa menghasilkan 3000 kata dan dapat mempergunakan phasa singkat dan kalimat sederhana untuk berkomunikasi. Pembelajar mulai menggunakan percapakapn dan dapat menanyakan sederhana “Can I go to the rest room?” Dan dapat menjawab pertanyaan sederhana. Pemelajar menghasilkan kalimat yang lebih panjang tetapi selalu dengan kesalahan tata bahasa dalam komunikasi mereka. 5558 4. Tahap keempat yaitu tahap intermediate. Mahasiswa mampu menghasilkan 6000 kata dan dengan kalimat yang kompleks, menyatakan pendapat, meminta penjelasan, berbagai pemikiran dan berbicara lebih panjang dan banyak. 5. Tahap ke lima yaitu tingkat mahir memperoleh kemampuan sampai lima atau tujuh tahun. Pembelajaran memiliki pesan kata dan partisipasi secara penuh. Pembelajaran dapat berbicara menggunakan tata bahasa dan perbendaharaan kata sama dengan native speaker. Pada latihan ini, mahasiswa dapat atau tidak dapat menjawab be+adjective T : Describe the weather in your country S : It’s beautiful It is wonderful Pelajaran percakapan dapat diikuti dengan pola yang biasa yaitu persiapan, presentasi, praktek, evalusi. Pengajar dapat menggunakan persiapan untuk membangun konteks tugas percakapan dimana, kapan, bagaimana dan kepada siapa terjadi dan kesadaran terhadap target bahasa yang diharapkan meminta penjelasan, menekankan kata kunci, menggunakan bentuk kata yang sederhana. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 3.1. Tujuan Penelitian