5682 Tabel 3.
Tabel 4. Rata-rata Berat Buah Per
Plot
Tanarnan Terung Akibat Dosis Ampas Kopi
Dosis Ampas Kopi Berat buah per Plot
D0 D1
D2 D3
2.53a 2.85b
2.80b 4.23c
BNJ 0.05 0.25
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α – 5 uji BNJ
Dari Tabel 4 dapat di jelaskan bahwa, rata-rata berat buah terung perpJot terberat akibat dosis ampas kopi di jurnpai pada perlakuan D3 30 ton Ha
-1
setara dengan 150gplot yaitu berbeda dengan semua perlakukan Hal ini sesuai dengan pendapat Sutedjo dan Kartasapoetra 1990,
menyatakan bahwa, ketersediaan udara di dalam tanah sangat mutlak karena udara di dalam tanah berpengaruh bagi pemafasan akar dan kegiatan organisme di dalam tanah.
4.2. Pengaruh Kosentrasi EM-4 a. Tinggi Tanaman
Rata-rata tinggi tanaman terung pada umur 15,30 dan 45 akibat kosentrasi EM-4 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Tinggi Tanaman Terung pada Umur 15,30 dan 45 HST Akibat Kosentrasi EM- 4
Konsentrasi EM-4
Tinggi Tanaman cm 15 HST
30 HST 45
HST K0
11,61 a 19,67 a
49,66 a K1
12,25 a 22,65 b
53,94 b K2
13,15 b 23,19 c
59,25 c K3
14,00 23,99 c
63,78 d BNJ 0,05
1,15 0,82
1,19 Keterangan:
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sarna tidak berbeda nyata pada taraf a = 5 uji BNJ
Dari tabel 5 dapat dijelaskan bahwa,rata-rata tinggi tanaman terung tertinggi pada umur 15.30 dan 45 HST akibat kosentrasi EM-4 di jumpai pada perlakuan K, 15 rnl EM-4 plot.yaitu
masing-masing 14.00,23,99 dan 63,78cm yang berbeda nyata dengan perlakuan K2 akan tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan K dan K}. Sedangkan tinggi tanarnan terung yang terendah
dijumpai pada perlakuan Ko 0,0 gplot, yaitu dengan masing-masing 11,61, 19,67 dan 49,66 cm yang berbeda nyata dengan semua perlakuan lainnya.
Meningkatnya Iaju pertumbuhan tinggi tanaman terung pada perlakuan K3 15 ml EM-4 plot, terhadap parameter tinggi tanaman yang diamati memberi gambaran bahwa pemberian
kosentrasi EM-4 sangat singkron untuk pertumbuhan tanaman terung OIeh kama itu pada anjuran kosentrasi tersebut telah menciptakan struktur dan aerasi tanah menjadi lebih baik sehingga
perakaran tanaman menyerap unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman terung. Alibasyah, 2000.
b. Jumlah Buah Perbatang
Rata-rata jumlah buah perbatang tanaman terung pada umur 70, 75 dan 80 akibat kosentrasi
5683 EM-4 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Buah Perbatang Tanaman Terung pada Umur 70, 75 dan 80 HST Akibat Kosentrasi EM-4
Konsentrasi EM-4
Jumlah Buah per batang 15 HST
30 HST 45 HST
K0 2,00 a
2,00 a 2,13 a
K1 2,13 ab
2,50 ab 2,38 ab
K2 2,63 bc
3,00 c 3,00 c
K3 3,00 c
3,13 c 3,88 d
BNJ 0,05 0,30
0,28 0,34
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf a = 5 uji BNJ Dari Tabel 6 dapat dijelaskan bahwa, rata-rata jumlah buah perbatang terbanyak pada urnur
70. 75 dan 8O HST tanaman terung jumlah buah perbatang tanaman terbanyak dijumpai pada perlakuan K3 15 ml EM-4 plot, yaitu masing- masing 3,00, 3,13 dan 3,88 yang berbeda nyata
dengan semua perlakuan lainya kecuali dengan perlakuan K . Sedangkan jumlah buah perbatang
tanaman terung yang terendah dijumpai pada perlakuan K berbeda nyata dengan semua perlakuan
lainnya. Menurut Rinsema 1986 menyatakan bahwa, keseimbangan unsur hara dalam pemupukan
sangat penting karena kelebihan dan kekurangan salah satu unsur hara tertentu tidak saja berakibat negatif, tetapi dapat juga mengakibatkan kematian bagi tanaman. Tanaman yang kekurangan unsur
hara akan terganggu proses metabolisme sehinggga akan mengakibat pertumbuhan tanaman terung terhambat.
c. Berat Buah Per Plot
Rata-rata berat buah per plot tanaman terung akibat kosentrasi EM-4 dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata Bera Buah Per Plot Tanaman Tentang Akibat Kosentrasi EM-4
Konsentrasi EM-4 Berat Buah Per
Plot K0 = ml EM-4plot
2,33 a K1=5 ml EM-4plot
2,81 b K2= 10 ml EM-
4plot 3,40 c
K3=15 ml EM- 4plot
3,86 d BNJ 0,05
0,25 Keterangan:
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pacla kolom yang sarna tidak berbeda nyata pada taraf a =
5
uji BNJ Dari Tabel 7dapat dijelaskan bahwa, rata-rata berat buah terberat akibat kosentrasi EM-4
dijumpai pada perlakuan K3 150 ml EM-4 plot, yaitu 3,86 yang berbeda sangat nyata dengan semua perlakuan lainya kecuali dengan perlakuan K2 50 g plot yaitu 3,40. Hal ini sesuai pendapat
Marsono dan Sigit dalam Lubis 2004 menyatakan bahwa, dimana unsur-unsur tersebut0 mempunyai fungsi masing-masing dalam proses metabolisme tumbuhan. unsur N berperan dalam
pembentukan klorofil yang berguna dalam proses fotosintesis, dimana apabila fotosintesis lancar
5684 maka semakin banyak pula karbohidrat yang akan dihasilkan.
4.3.Pengaruh Interaksi
Rata-rata jumlah buah perbatang tanaman terung pada umur 70, 75 dan 80 akibat dosis ampas kopi dan kosentrasi EM-4 tcrhadap jumlah buah perbatang tanaman terung dapat dilihat pada
Tabel 8. Tabel 8. Rata-rata Jumlah Buah Perbatang Tanaman Terung pada Umur 10,75 dan 80 HST Akibat
Dosis Ampas Kopi dan Kosentrasi EM-4 Perlakuan
Jumlah Buah per batang 70
HST 75
HST 80
HST D0K0
2,00 a 2,00 a
2,50 b DoK1
2,00 a 2,50 b
2,00 a D0K2
2,50 b 2,50 b
2,50 b D0K3
3,00 c 2,50 b
3,00 c D1K0
2,00 a 2,00 a
2,00 a D1K1
2,00 a 2,00 a
2,00 a D1K2
2,50 b 3,00 c
3,00 c D1K3
3,00 c 3,00 c
3,50 d D2K0
2,00 a 2,00 a
2,00 a D2K1
2,00 a 2,00 a
2,00 a D2K2
2,50 b 2,50 b
2,50 b D2K3
3,00 c 3,00 c
4,00 e D3K0
2,00 a 2,00 a
2,00 a D3K1
2,50 b 3,50 d
3,50 d D3K2
3,00 c 4,00 e
4,00 e D3K3
3,00 c 4,00 e
5,00 f BNJ 0,05
0,30 0,28
0,34 Keterangan:
Angka yang diikuti oleh huruf yang sarna pada kolom yang sarna tidak berbeda nyata pada taraf a = 5 uji BNJ
Dari Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa, interaksi terbaik akibat pemberian dosis arnpas kopi dan kosentrasi EM-4 terhadap jumlah buah perbatang dijumpai pada kombinasi perlakuan 03 K3 30
ton Ha
-1
setara dengan 150 g plot dan 150 ml EM-4plot, yaitu3,00,4,00 dan 5,00 yang berbeda sangat nyata dengan semua perlakuan lainya, Hal ini sesuai dengan pendapat Wididana 1994,
penarnbahan EM-4 pada tanah yang dipupuk kompos bertujuan menarnbah populasi mikroorganisme yang menguntungkan sehingga dapat mempercepat proses dekomposisi bahan
organik dan penyediaan unsur hara yang mudah diserapoleh tanaman.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan