Siklus II Pelaksanaan Tindakan Tentang Peningkatan Kemampuan Mengenal

92 tumbuhan pisang berada yaitu di lingkungan persawahan sekitar sekolah. 3 Guru memulai dengan menunjuk dan menanyakan tiap bagian tumbuhan pohon pisang kepada para siswa. 4 Guru mulai menjelaskan mengenai tumbuhan pisang yang ada di hadapan para siswa. Menunjuk bagian daun kemudian memberi penjelasan kepada siswa mengenai fungsi dan kegunaannya. Kemudian beralih pada batang dan akar serta fungsinya, tidak lupa menjelaskan mengenai buah dan bunga yang juga terdapat pada pohon tersebut. 5 Untuk lebih memantapkan materi, guru membimbing siswa satu per satu dalam mengenal tiap bagian pohon pisang, juga mengulang penjelasan ke tiap siswa. 6 Guru selalu menanyakan nama bagian tubuh tumbuhan pisang kepada siswa untuk mengetahui seberapa banyak siswa dapat menguasai materi. 7 Guru membimbing siswa kembali ke dalam kelas ketika kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan 8 Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan sebagai tolak ukur apakah siswa telah benar-benar menguasai materi yang diberikan. c Kegiatan Penutup 93 1 Guru melakuka kegiatan tanya jawab mengenai tumbuhan pisang yang baru saja mereka pelajari. Bagian daun tumbuhannya, batang, serta buah yang biasa dimakan setiap harinya. 2 Guru memberikan pesan-pesan kepada siswa agar rajin belajar. 3 Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama. 2 Pertemuan II Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015, pada pukul 07.30 – 08.30 WIB di kelas III SDLBC. Materi pada pertemuan pertama ialah pengenalan siswa dengan tumbuhan pohon pepaya, tiap bagian tumbuhan tersebut serta pemanfaatannya bagi kehidupan manusia. Adapun langkah- langkah proses kegiatan pembelajarannya sebagai berikut : a Kegiatan Awal 1 Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran, kemudian doa dipimpin oleh guru. 2 Guru mengkondisikan siswa untuk tenang, bersiap memulai proses pembelajaran dengan memberikan motivasi apabila siswa belajar dengan tekun akan mendapat nilai yang baik dan menajdi pintar. 94 3 Guru memberitahukan materi pembelajaran kali ini yang akan dipelajari mereka ialah mengenai tumbuhan pepaya. 4 Guru memulai dengan melakukan tanya-jawab kepada siswa mengenai bagaimana bentuk tanaman pepaya yang mereka pelajari sebelumnya untuk mengingatkan kembali. b Kegiatan Inti 1 Guru menjelaskan mengenai kegiatan yang akan dilakukan hari ini, yaitu pembelajaran diluar kelas sama seperti pertemuan sebelumnya. 2 Guru memberi nasihat dan motivasi agar siswa dengan tertib mengikuti pembelajaran diluar kelas dan tidak mengganggu kelas lain. 3 Guru membimbing siswa keluar lingkungan sekolah menuju area persawahan dimana terdapat tanaman pohon pepaya. 4 Guru memulai penjelasan dengan memberi pertanyaan mengenai pohon pepaya, mana yang disebut bagian daun, batang ataupun buah dan bunga. 5 Kemudian guru mulai menjelaskan kembali tiap bagian pohon pepaya yang masih belum dipahami oleh siswa. 95 6 Selanjutnya guru membimbing siswa satu per satu dalam mengenal tiap bagian pohon pepaya, juga mengulang penjelasan ke tiap siswa sampai siswa mengerti. 7 Guru bertanya kepada siswa bagian mana yang masih belum mereka mengerti untuk dijelaskan kembali. 8 Guru membimbing siswa untuk kembali ke kelas. 9 Guru memberikan beberapa soal evaluasi untuk dikerjakan sebagai tolak ukur apakah siswa telah benar- benar mengerti apa yang telah dijelaskan. c Kegiatan Penutup 1 Guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai tumbuhan pepaya yang baru saja mereka pelajari. 2 Guru memberikan pesan-pesan kepada siswa agar rajin belajar. 3 Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama. 3 Pertemuan III Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2015, pada pukul 07.30 – 08.30 WIB di kelas III SDLBC. Materi pada pertemuan pertama ialah pengenalan siswa dengan tumbuhan pohon ketela, tiap bagian tumbuhan tersebut serta pemanfaatannya bagi kehidupan manusia. Adapun 96 langkah-langkah proses kegiatan pembelajarannya sebagai berikut : a Kegiatan Awal 1 Guru menanyakan kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran, kemudian guru memimpin doa. 2 Guru mengkondisikan siswa untuk bersiap memulai proses pembelajaran dengan memberikan motivasi apabila siswa belajar dengan tekun akan mendapat nilai yang baik dan menajdi pintar. 3 Guru memberitahukan materi dan kegiatan yang akan mereka pelajari, kemudian melakukan kegiatan tanya- jawab mengenai pohon ketela yang pernah mereka pelajari. b Kegiatan Inti 1 Setelah kegiatan tanya-jawab usai, guru menjelaskan kegiatan pembelajaran diluar kelas yang akan mereka lakukan. 2 Guru memberi arahan kepada siswa untuk keluar kelas secara tertib dan tidak mengganggu kelas yang lain, menuju area diluar sekolah yang dekat dengan persawahan dimana pohon ketela tumbuh. Dengan sebelumnya meminta ijin kepada pemilik sawah. 97 3 Guru memulai dengan mengajukan pertanyaan mengenai tiap bagian tumbuhan ketela yang ada di hadapan para siswa. Setelahnya guru mulai menjelaskan mengenai bagian tumbuhan ketela yang belum mampu dipahami siswa yaitu bagian batang serta fungsinya. 4 Guru membimbing siswa satu per satu dalam mengenal tiap bagian pohon ketela, juga mengulang penjelasan ke tiap siswa. 5 Guru bertanya kepada siswa bagian mana yang masih belum dipahami, untuk dijelaskan kembali secara lebih perlahan sampai siswa mengerti. 6 Guru membimbing siswa kembali ke kelas dengan terlebih dulu berterima kasih kepada pemilik area persawahan yang juga ada di tempat itu. 7 Guru memberikan beberapa soal sesampainya siswa di kelas, untuk dikerjakan sebagai tolak ukur apakah siswa telah benar-benar mengerti apa yang telah dijelaskan. c Kegiatan Penutup 1 Guru melakuka kegiatan tanya jawab mengenai tumbuhan ketela yang baru saja mereka pelajari. 98 2 Guru memberikan pesan-pesan kepada siswa agar rajin belajar. 3 Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama-sama. 4 Peremuan IV Pertemuan IV dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 07.30 - 08.30 WIB di kelas III SDLBC. Pada pertemuan keempat ini guru memberikan soal tes post-test siklus II mengenal bagian utama tumbuhan. Kedua siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal tersebut untuk mengukur berapa banyak materi yang telah dikuasai siswa selama pertemuan berlangsung.

c. Data Hasil Observasi Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran. Guru berperan sebagai pelaku tindakan dan peneliti berperan sebagai pengamat dalam jalannya proses tindakan. Data ini diperoleh dari dua macam pengamatan, yaitu partisipasi siswa di dalam proses pelaksanaan tindakan dan kinerja guru dalam menerapkan pendekatan lingkungan alam sekitar dalam proses pelaksanaan tindakan dengan materi bagian tumbuhan. Peneliti juga melakukan pengamatan pada prestasi belajar siswa dan pemahamannya terhadap materi yang diberikan. 99 1 Deskripsi Hasil Observasi Partisipasi siswa Pada tindakan siklus II ini kedua siswa cukup tenang dalam mengikuti pembelajaran serta mendengarkan guru dengan baik. Siswa telah mampu menyebutkan bagian-bagian dari tubuh tumbuhan secara mandiri ketika ditanya oleh guru. Pada pembelajaran siklus II ini subjek masih mendapatkan bimbingan dari guru namun tidak sesering pada siklus I karena materi yang diberikan pun hanya mengulang materi pada siklus I. Data partisipasi siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 17. Data Partisipasi Siswa Pada Siklus II Keterangan GCP ABA Skor Persentase Kategori Skor Persentase Kategori Pertemuan 1 45 86,53 Baik 42 80,76 Baik Pertemuan 2 44 84,61 Baik 41 78,84 Baik Pertemuan 3 47 90,38 Baik sekali 43 82,69 Baik Sekali Rata-rata 45,33 87,17 Baik sekali 42 80,76 Baik Tabel diatas memperlihatkan skor partisipasi siswa selama kegiatan tindakan siklus II dilakukan. Berdasarkan tabel diatas subjek GCP memperoleh skor rata-rata 45,33 dengan persentase 87,17 masuk dalam kategori baik sekali dan subjek ABA memperoleh skor rata-rata 42 dengan persentase 80,76 masuk dalam kategori baik. 100 2 Deskripsi Hasil Observasi Partisipasi Guru Pada awal pertemuan pada siklus II guru mengkondisikan siswa untuk bersiap memulai kegiatan pembelajaran. Kemudian guru mengulang penjelasan mengenai tumbuhan-tumbuhan yang telah mereka pelajari pada tindakan siklus I. Kegiatan diawali dengan guru menanyakan beberapa pertanyaan mengenai tumbuhan yang mereka pelajari. Pada tindakan sikluss II guru dengan lebih pelan menjelaskan kepada masing-masing siswa sampai mereka paham ketika melakukan pembelajaran diluar kelas. Guru melakukan pengulangan materi serta memberikan beberapa motivasi kepada siswa ketika pelajaran berlangsung, jika siswa dapat melakukan secara mandiri guru akan memberikan penghargaan berupa pujian kepada siswa. Data kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 18. Data kinerja guru pada siklus II Keterangan Guru Skor Persentase Kategori Pertemuan 1 45 93,75 Baik sekali Pertemuan 2 43 89,58 Baik sekali Pertemuan 3 46 95,83 Baik sekali Rata-rata skor 44,66 93,04 Baik sekali Dari tabel diatas dapat dilihat data kinerja guru selama tindakan pada siklus II berlangsung. Nilai rerata observasi 101 kinerja guru dalam pengenalan bagian tumbuhan kepada siswa ialah 93,04 dengan kategori baik sekali.

d. Data Tes Hasil Belajar Pasca Tindakan Siklus II

Data tes hasil evaluasi kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan bagi anak tunagrahita ringan kelas III SDLBC, dengan subjek bernama GCP dan ABA didapat dari post test siklus II yang didapat siswa. Adapun nilai post test yang diperoleh GCP ialah 90,00 dan ABA mendapat 86,25. Hasil dari post test siklus II dapat dilihat dari sajian di bawah ini : Tabel 19. Nilai Post test Siklus II Kemampuan Mengenal Bagian Tubuh Tubuhan No Nama Subyek KKM Skor Maksimal Skor Siswa Nilai pre-test dalam Kategori 1. GCP 65 80 72 90,00 Sangat Baik 2 ABA 65 80 69 86,25 Sangat baik Tabel diatas menunjukkan hasil pst test siklus II dari subjek bernama GCP dan ABA. Skor yang diperoleh siswa GCp ialah 72 dan skor yang diperoleh ABA ialah 69, dari skor amksimal 80. Dan nilai dari siswa GCP ialah 90,00 dan siswa ABA 86,25 dari KKM yang ditentukan yaitu 65, keduanya masuk dalam kategori sangat baik. Dalammengerjakan soal post test siklus II, siswa GCP dan ABA mampu mengerjkan soal dengan baik. GCP. Data hasil post test siklus II prestasi belajar IPA dengan materi bagian utama 102 tubuh tumbuhan dengan pendekatan lingkungan alam sekitar dapat dilihat dalam sajidan grafik di bawah ini: Gambar 6. Histogram hasil peningkatan kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan dari pre test ke post test siklus II Berdasarkan gamabr diatas nilai post test siklus II prestasi belajar IPA dengan materi bagian utama tubuh tumbuhan, dapat dilihat bahwa nilai post test siklus II telah mampu mencapia KKM yang telah ditentukan. Adapun nilai post test siklus II yang didapat oleh GCP ialah 90,00 dan yang diperoleh ABA ialah 86,25 dengan KKM yang ditentukans ebesar 65. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tindakan dihentikan pada siklus II karena kedua subyek telah mampu mengerjakan soal dengan fungsi tiap bagian tumbuhan dengan baik dengan sedikit bantuan dari guru. 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 GCP ABA KKM post test siklus II 103

e. Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada tindakan siklus II diketahui bahwa kemampuan mengenal bagian utama tubuh tubuhan pada anak tunagrahita ringan SDLBC telah meningkat dibandingkan dengan nilai post test setelah tindakan siklus I. Peningkatan tersebut telah mampu mencapai keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 65. Data kemampuan mengenal bagian tubuh tumbuhan subjek pada siklus II dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 20. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bagian Utama Tubuh Tubuhan Dari Post Test Siklus I Ke Post Test Siklus II Subjek Post test siklus I Post test siklus I Peningkatan Skor Pencapaian Skor Pencapaian Skor Pencapaian GCP 61 76,25 72 90,00 11 13,75 ABA 56 70,00 69 86,25 13 16,25 Tabel diatas menunjukan bahwa skor yang diperoleh GCP mengalami peningkatan dari 61 76,25 pada post test tindakan siklus I menjadi 72 90,00 pada post test tindakan siklus II dengan peningkatasn skor sebesar 11 13,75, sedangkan untuk subjek ABA mengalami peningkatan skor dari 56 70,00 pada post test tindakan siklus I menjadi 69 86,25 pada post test tindakan siklus II dengan penignkatan skor sebesar 13 16,25. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil test pasca tindakan siklus II tentang kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan 104 siswa tunagrahita ringan kelas III SDLBC, dapat dilihat dari gambar berikut ini : Gambar 7. Histogram hasil peningkatan kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan dari post test siklus I ke post test siklus II Gambar diatas menunjukkan hasil kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita kategori ringan kelas III SDLBC setelah dilaksanakan tindakan berupa penerapan pendekatan lingkungan alam sekitar pada siklus II. Berdasarkan hasil pengukuran awal dari pre test, setelah dilakukan tindakan siklus I dan tindakan siklus II dapat diperoleh hasil peningkatan pada siswa tunagrahita ringan kelas III SDLBC di SLB Negeri 1 Sleman mengenai kemampuan mengenal bagian utama pada tubuh tumbuhan. Kemampuan awal yang diperoleh siswa GCP ialah 47 58,75 termasuk ke dalam kriteria cukup, setelah pemberian tindakan siklus I meningkat menjadi 61 76,25 dengan kategori 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 GCP ABA post test siklus I post test siklus II 105 baik, kemudian setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 72 90,00 dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk siswa ABA mendapat 41 51,25 termasuk ke dalam kriteria cukup, setelah pemberian tindakan siklus I meningkat menjadi 56 70,00 dengan kategori baik, kemudian setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 69 86,25 dengan kategori sangat baik. Peningkatan kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan pada awal tindakan, tindakan siklus I, dan tindakan siklus II siswa tunagrahita kategori ringan kelas III SDLBC, disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini : Tabel 21. Peningkatan Kemampuan Mengenal Bagian Utama Tubuh Tumbuhan pada Siswa Tunagrahita Kategori Ringan Kelas Dasar III Subyek Skor Kemampuan Mengenal Bagian Utama Tubuh Tumbuhan Presentase Peningkatan Pre-test Post-test Siklus I Post-test Siklus II GCP 58,75 76,25 90,00 65 ABA 51,25 70,00 86,25 Pada tabel diatas dapat dilihat hasil tes kemampuan kedua subjek, GCP dan ABA pada pre test, post test siklus I dan post test siklus II. Adapun peroleh skor kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan dari kedua subjek, siswa GCP pada kemampuan awal 58,75 termasuk kategori cukup, meningkat menjadi 76,25 setelah diberikan tindakan siklus I termasuk kategori baik dan meningkat menjadi 90,00 termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan untuk siswa ABA pada kemampuan awal 51,25 106 termasuk kategori cukup, meningkat menjadi 70,00 setelah diberikan tindakan siklus I termasuk kategori baik dan meningkat menjadi 86,25 termasuk dalam kategori sangat baik. Keduanya telah mencapai KKM yang ditentukan yakni 65. Agar mempermudah, peningkatan kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini : Gambar 8. Grafik peningkatan pengenalan bagian utama tubuh tumbuhan pre test, post test siklus I dan post test siklus II Berdasarkan gambar di atas tentang grafik peningkatan kemampuan mengenal bagian utama tubuh tumbuhan pada pre test, post test siklus I, dan post test siklus II menunjukkan bahwa nilai hasil pre test yang diperoleh subjek GCP adalah 58,75 masuk pada kategori cukup, kemudian setelah mendapat perlakuan tindakan siklus I nilainya meningkat menjadi 76,25 termasuk ke dalam kategori baik, setelahnya subjek mendapatkan tindakan siklus II nilainya meningkat kembali menjadi 90,00 termasuk ke dalam kategori sangat baik. Sedangkan siswa ABA pada saat pre test mendapatkan 58.75 51.25 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 GCP ABA pre test post test siklus I post test siklus II 107 51,25 termasuk ke dalam kriteria cukup, kemudian setelah mendapatkan tindakan perlakuan siklus I meningkat menjadi 70,00 termausk ke dalam kategori baik, setelahnya subjek mendapat tindakan siklus II membuat nilainya kembali meningkat menjadi 86,25 termasuk ke dalam kategori sangat baik. Tabel 22. Refleksi Tindakan Siklus II No Tindakan Indikator Hasil Analisis Kuantitatif Hasil Analisis Kualitatif Evaluasi Rencana Tindakan Siklus Selanjutnya 1. Penggunaan pendekatan lingkungan alam sekitar PLAS pada pembelajara n IPA Siswa mampu mengenal bagian tubuh tumbuhan yakni akar, batang, daun, dari pohon pisang, pohon pepaya, pohon ketela a. Siswa GCP: Pada 10 soal pilihan ganda, 7 soal dijawab dengan benar, 3 soal dengan bantuan verbal ataupun non verbal dari guru. Pada 10 soal lisan, 7 soal dijawab dengan benar, 3 soal memerlukan bantuan verbal maupun non verbal. b. Siswa ABA: Dari 10 soal pilihan ganda, 4 soal dijawab dengan benar, 6 soal dijawab dengan bantuan verbal maupun non verbal. Dari 10 soal lisan, 6 soal dijawab dengan benar, 4 soal lainnya dijawab dengan bantuan verbal maupun non verbal dari guru. Dari soal yang diberikan kepada siswa dapat diketahui bahwa siswa telah cukup banyak menguasai materi yang disampaikan guru meskipun harus dilakukan berulang kali. Siswa telah mampu menunjukkan bagian tubuh tumbuhan ketika ditanyakan, telah mengetahui bagian bagian tumbuhan yang dapat dikonsumsi ataupun dimanfaatkan oleh manusia meskipun terkadang masih dibimbing. Namun siswa belum mampu memahami materi fungsi bagian tumbuhan Setelah diberi tindakan siswa diminta untuk mengerjakan beberapa soal dalam bentuk menjodohkan dan menempel mengenai materi yang telah dipelajari dan beberapa tanya jawab Tidakan selanjutnya yang dapat dilakukan, mengulang penjelasan pertemuan sebelumnya, guru terus memberi bimbingan kepada siswa dalam mengenal bagian tubuh tumbuhan dengan fungsi serta kegunaannya bagi manusia, memberi pengarahan dalam memelihara tumbuhan . 108 Pelaksanaan tindakan siklus II ini kedua subjek telah mampu mengenali bagian-bagian dari tumbuhan tanpa bantuan dari guru. Subjek GCP telah mampu menjawab soal-soal yang diberikan dengan baik meskipun pada soal mengenai fungsi bagian tumbuhan masih membutuhkan bimbingan. Untuk subjek ABA sudah mampu mengetahui nama-nama bagian dari tubuh tumbuhan meskipun kesutannya masih sama dengan subjek GCP yang masih membutuhkan bimbingan bila mengenai guna bagian tubuh tumbuhan untuk tumbuhan itu sendiri atau untuk kehidupan manusia.

F. Pembuktian Hipotesis Tindakan

Uji hipotesis tindakan dilakukan dengan kriteria KKM yang menyatakan bahwa tindakan dikatakan berhasil apabila dapat mencapai indikator keberhasilan 65 dan nilai post test lebih besar dari nilai pre test. Hasil evaluasi pasca tindakan siklus I, subjek GCP memperoleh nilai pada pre test sebesar 58,75 dengan kategori cukup dapat meningkat menjadi 76,25 pada post test siklus I dengan kategori baik dan telah mencapai KKM, namun dimantapkan lagi pada tindakan siklus II yang memperoleh nilai 90,00 dengan kategori sangat baik. Sedangkan untuk siswa ABA yang pada pre test mendapatkan nilai 51,25 dengan kategori cukup dapat meningkat menjadi 70,00 dengan kategori baik dan telah mencapai KKM yang ditentukan, kemudian dimantapkan pada tindakan siklus II hingga ia memperoleh nilai 86,25 dengan kategori sangat baik. Hasil tindakan siklus I dan siklus II menunjukan bahwa hasil yang diperoleh 109 kedua subjek sudah mencapai nilai sesuai KKM. Hipotesis mengenai peningkatan prestasi belajar IPA dengan materi mengenal bagian utama tubuh tumbuhan menggunakan pendekatan lingkungan alam sekitar pada siswa tunagrahita ringan kelas III SDLBC di SLB Negeri 1 Sleman Yogyakarta telah terbukti berhasil.

G. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua subjek siswa tunagrahita ringan kelas III SDLBC di SLB Negeri 1 Sleman Yogyakarta merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tes kemampuan awal sebelum tindakan, tindakan siklus I dan tindakana siklus II. Pada tindakan siklus I terdiri dari 5 pertemuan dengan 4 kali pertemuan untuk penyampaian materi dan 1 pertemuan untuk pelaksanaan post test siklus I. Sedangkan untuk siklus II terdiri dari 4 pertemuan dengan 3 pertemuan untuk pemantapan materi dan 1 pertemuan untuk pelaksanaan post test siklus II. Skor yang diperoleh masing-masing siswa setelah dilakukan pre test, subjek GCP mendapatkan skor 58,75 meningkat menjadi 76,25 pada post test siklus I, kemudian meningkat kembali menjadi 90,00 pada post test siklus II. Sedangkan untuk subjek ABA mendapatkan nilai 51,25 pada pre test meningkat menjadi 70,00 pada post test siklus I, kemudian meningkat kembali menjadi 86,25 pada post test siklus II. Kedua subjek telah mengalami peningkatan pasca post test siklus I dan mencapai nilai KKM yang ditentukan. Tindakan yang diberikan pada siklus I, guru memberikan penjelasan mengenai bagian tubuh tumbuhan 110 aka, batang dan daun serta kegunaannya untuk kehidupan manusia pada pembelajaran berlangsung. Tindakan siklus I dimantapkan kembali pada siklus II, yaitu guru memberikan penjelasan dan bimbingan kepada masing-masing siswa secara bertahap dengan pengulangan penyampaian agar siswa lebih mudah mengingat sehingga dapat mengerjakan soal secara mandiri. Pendekatan lingkungan alam sekitar dalam penelitian ini merupakan suatu usaha guru untuk memanfaakan lingkungan di sekitar sekolah sebagai media pembelajaran yang murah, dapat digunakan sewaktu-waktu dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membantu siswa mempelajari apa yang tidak mereka dapat temukan dari buku saja. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Lily Barlia 2006: 2 yang mengemukakan bahwa proses belajar dengan mengaplikasikan pendekatan lingkungan alam sekitar adalah upaya pengembangan kurikulum sekolah dengan mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar. Sebagai suatu pendekatan, pendekatan lingkungan alam sekitar dapat dilaksanakan dengan beribu macam cara, tergantung sejauh mana kepekaan guru mengenali potensi-potensi yang ada di lingkungan alam sekitar yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar anak. Teknik mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar adalah guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di dalam kelas ke luar ruangan yaitu lingkungan sekitar sekolah. 111 Pada tindakan siklus II terdapat sedikit perubahan dengan mengganti pelajaran yang dilakukan pada siang hari menjadi pagi hari dimana siswa akan lebih mudah dalam berkonsentrasi dan menerima pembelajaran. Tindakan siklus II ini lebih diperuntukkan untuk mengulang kembali materi yang telah disampaikan pada siklus I, hal ini berkaitan dengan karakteristik siswa tunagrahita ringan yang dikemukakan oleh Muhammad Effendi 2005: 98 yang mengatakan bahwa siswa tunagrahita cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar dalam berpikir, mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Dengan kemampuan berpikir yang lemah, maka diperlukan sebuah pengulangan pada materi yang telah disampaikan supaya materi pembelajaran yang disampaikan dapat secara maksimal ditangkap siswa. Peningkatan kemampuan pada subjek GCP dapat dilihat dari siswa yang mampu menanggapi pertanyaan guru mengenai tumbuhan yang berada di sekitar siswa, siswa mampu menunjukkan mana yang disebut daun, batang ataupun akar, serta buah dan bunga dan dengan sedikit bimbingan dari guru siswa dapat menyebutkan fungsi dan manfaat tumbuhan bagi kehidupan manusia atau untuk tumbuhan itu sendiri. Soal- soal menempelkan gambar-gambar bagian tumbuhan serta menjodohkan juga telah mampu ia kerjakan dengan baik. Siswa telah paham untuk tumbuhan membutuhkan air dan pupuk agar tetap hidup dan sinar matahari untuk proses memasak. Pada tindakan siklus I subjek telah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik meskipun masih mendapat

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 13

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Plaosan 1 menggunakan pendekatan kontekstual.

0 0 253

PENINGKATAN KETERAMPILAN OTOMOTIF TAMBAL BAN MELALUI METODE LATIHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X DI SLB NEGERI 1 SLEMAN.

0 0 240

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS DASAR 3 DI SLB NEGERI 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 255

PEMANFAATAN PENDEKATAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TEGALSARI GIRIMULYO KULON PROGO.

0 1 304

Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar IPA melalui Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangreja 01 Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap.

0 0 2

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB DI SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 141

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE ROLE PLAYING BAGI ANAK TUNAGRAHITA TIPE RINGAN KELAS 2 SDLB DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 153

MOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

4 11 153

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI PLAOSAN 1 MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SKRIPSI

0 0 251