Pengertian Siswa Tunagrahita Ringan
13
dengan lemahnya fungsi intelektual dengan intelegensi rendah kurang dari 70. Kurangnya ketrampilan adaptif antara lain seperti tidak bisa
merawat dirinya sendiri seperti kontrol diri, berpakaian, makan, buang air dan sebagainya. Kurang keahlian dan mengemban tanggung jawab
sosial seperti berinteraksi dengan kawan sebaya. Kurangnya fungsi adaptif seperti dalam kehidupan keluarga, ketrampilan interpersonal,
penggunaan sumber daya komunitas, kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, ketrampilan akademik fungsional, rekreasi,
pekerjaan, kesehatan dan keamanan. Tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya, sulit menyesuaikan diri, memiliki
perkembangan kecerdasan intelektual yang lebih rendah, mengalami kesulitan dalam proses belajar serta adaptasi social, susah untuk
berkembang, terjadi pada usia kurang dari 18 tahun.
Muhammad Effendi 2005: 98 mengatakan beberpa hambatan yang tampak pada anak tunagrahita dari segi kognitif dan sekaligus
menjadi karakteristiknya, yaitu siswa cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar berpikir abstrak, mengalami kesulitan dalam
konsentrasi, kemampuan sosialisasinya terbatas, tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit, kurang mampu menganalisis dan
menilai kejadian yang dihadapi. Pada tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca, tulis, hitung tidak lebih dari anak normal
setingkat kelas III-IV Sekolah Dasar.
14
Dari beberapa pendapat mengenai karakteristik anak tunagrahita ringan dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa siswa
tunagrahita ringan lemah dalam fungsi intelektual, tidak mampu berpikir abstrak, mudah lupa, sulit dalam berkonsentrasi, tidak mampu menangkap
intruksi yang sulit, prestasi tertinggi anak tunagrahita ringan tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV sekolah dasar sehingga mereka
membutuhkan suatu pendekatan, metode dan media pembelajaran maupun materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.