Desain Penelitian METODE PENELITIAN

tidak pernah merupakan kegiatan tunggal, tetapi selalu harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini akan dilakukan secara bertahap mulai dari prasiklus, siklus I, dan siklus lanjutan. Setiap tahapan terdiri dari 1 perencanaan planning, 2 pelaksanaan acting, 3 pengamatan observing, dan 4 refleksi reflecting. Empat langkah tersebut saling berkaitan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Penjelasan dari ke empat langkah-langkah diatas adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan planning.

Kegiatan perencanaan mencakup identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah dan pengembangan bentuk tindakan aksi sebagai pemecahan masalah. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk ini adalah penelitian kolaborasi Arikunto, 2006: 17. Pada tahap ini segala keperluan yang dibutuhkan untuk penelitian harus disiapkan terlebih dahulu. Segala hambatan yang bisa muncul pada saat penelitian juga harus diperhitungkan. Dengan demikian diharapkan proses penelitian tindakan kelas dapat berjalan dengan lancar. Sebelum menentukan tindakan atau langkah yang akan dilakukan, peneliti harus melakukan identifikasi masalah ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung suasana atau masalah yang dihadapi guru atau siswa. Proses identifikasi masalah ini bisa dilakukan dengan observasi kelas. Dari berbagai masalah yang terindetifikasi, peneliti bersama guru yang bertindak sebagai kolaborator menentukan masalah pokok yang akan diupayakan pemecahannya. Setelah pengupayaan pemecahan masalah, peneliti dengan guru menentukan langkah atau tindakan yang akan ditempuh. Tindakan tersebut seperti: menyusun skenario dan rencana pembelajaran bahasa Prancis, mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan, menyiapkan instrumen penelitian yang berupa tes dan non tes seperti, pedoman observasi, pedoman angket, catatan lapangan dan dokumentasi.

2. Pelaksanaan acting

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan perencanaan yang sudah dibuat kemudian mengimplementasikan tindakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan adalah penggunaan media poster pada pembelajaran keterampilan menulis bahasa Prancis. Pada saat tindakan dilaksanakan kegiatan pengamatan juga mulai dilakukan

3. Pengamatan observing

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kemajuan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu observasi digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator sesuai dengan tindakan yang telah disusun Sanjaya, 2013: 79. Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat berbagai kelemahan dan kelebihan tindakan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hasil dari pengamatan tersebut dapat dijadikan masukan ketika peneliti melakukan refleksi untuk menyusun rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya. Kegiatan pengamatan menggunakan catatan lapangan yang sudah disiapkan sebelumnya. Segala masalah dan kendala yang muncul didiskusikan antara peneliti dengan guru.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti dengan guru untuk mengkaji kembali tindakan yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk melihat perubahan setelah dilakukan tindakan baik perubahan positif maupun perubahan negatif yang terjadi pada hasil belajar siswa. Selain itu, refleksi juga digunakan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi selama proses tindakan tersebut dilakukan. Dengan melihat itu semua peneliti dengan guru berdiskusi untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

C. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA N 3 Klaten yang beralamatkan di Jl. Solo Km 2. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa SMA N 3 Klaten merupakan salah satu SMA yang mengajarkan bahasa Prancis mulai dari kelas X dan XII. Selain itu, peneliti sudah cukup baik mengenal situasi dan kondisi di sekolah tersebut baik dari guru maupun siswanya. Peneliti pernah melakukan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Dengan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Karanganyar.

0 2 16

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS MENGGUNAKAN MEDIA LAGU BERBAHASA PRANCIS PADA SISWA KELAS XII IPA 2 SMA NEGERI 1 DEPOK.

1 2 213

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA PRANCIS MELALUI MEDIA PETA KONSEP POHON JARINGAN PADA SISWA KELAS XII IPA 2 SMA N 3 PURWOREJO.

2 9 172

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS KELAS XII SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NTH).

2 8 195

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA SMA NEGERI 3 KLATEN KELAS XI IPS DENGAN MEDIA PERMAINAN “SEDANG APA”.

1 5 210

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL ALLEZ PARLER PADA SISWA KELAS X SMA N 2 SLEMAN.

0 11 180

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI.

1 1 217

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRONONCIATION SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 3 KALTEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU BERBAHASA PRANCIS.

0 2 182

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 KLATEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION.

3 5 240