Tabel 2: Kerangka berfikir
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
“Keterampilan menulis siswa kelas X di SMA N 3 Klaten akan meningkat apabila dalam proses pembelajarannya menggunakan media poster
”. Kondisi awal
Guru menjelaskan materi di kelas dan
belum menggunakan
media yang bervariasi
a.Siswa kurang tertarik dan kurang memperhatikan materi yang
diberikan. Sehingga merasa bosan. b.Siswa kurang termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. c.Hasil belajar siswa pada keterampilan
menulis masih rendah
Tindakan Penerapan media
poster pada saat pembelajaran
Peneliti bersama dengan guru menyusun dan melaksanakan
pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis
bahasa Prancis siswa.
Peneliti bersama dengan guru melaksanakan upaya perbaikan dari
siklus I, untuk meningkatkan keterampilan menulis bahasa Prancis
siswa. Apabila belum berhasil dilakukan siklus lanjutan.
Memotivasi siswa untuk selalu belajar sehingga
keterampilan menulis siswa akan meningkat.
Kondisi akhir
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Arikunto 2006: 3 berpendapat bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Tindakan-tindakan
tersebut bersumber dari guru yang harus dilakukan oleh para siswa dengan arahan dari guru itu sendiri. Pada halaman lain dari buku ini dijelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas bukan pada silabus, materi, dan lain-lain ataupun hasil belajar siswa
Arikunto, 2006: 58. Penelitian tindakan kelas harus menyangkut upaya guru dalam proses
pembelajaran di dalam kelas untuk mencapai hasil yang optimal. Penelitian tindakan kelas pada dasarnya diarahkan pada pencapaian sasaran sebagai berikut: 1
meningkatkan mutu isi, masukan, proses serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah, 2 membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, 3 meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan, 4 menumbuhkembangkan budaya
akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan sustainable
Arikunto, 2006: 61.
Dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti yaitu: 1 perencanaan planning, 2 pelaksanaan
acting, 3 pengamatan observing, 4 refleksi reflecting Kurt Lewin melalui Sumadayo, 2013: 40. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian
tindakan kelas model Kemmis dan Taggart melalui Arikunto, 2006: 16. Berikut ini model dan penjelasan masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Gambar II: Model Penelitian Tindakan Kelas PTK
Kemmis dan Taggart melalui Arikunto, 2006: 16 Menurut Arikunto 2006: 20 keempat tahap dalam penelitian tindakan
tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah semula. Oleh karena itu bentuk penelitian tindakan
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS II
Pengamatan ?