memperoleh pengetahuan, pengalaman serta dapat mempelajari kebudayaan dari bangsa atau negara tersebut.
C. Keterampilan Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Ada beberapa definisi tentang menulis. Iskandarwassid dan Sunendar 2011: 248 menyatakan bahwa
“aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan
mendengarkan, berbicara dan membaca”. Tarig
an 2008: 3 menyatakan bahwa “menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain” . Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan aktif. Keterampilan menulis ini merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan yang ada pada diri seseorang pemakai bahasa melalui bahasa. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis atau dengan sendirinya,
tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Menurut Nurgiyantoro 2011: 423 kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai
lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis, khususnya yang menyangkut masalah ejaan.
Tagliante 1994: 137 menyatakan bahwa : avant
de pouvoir écrite pour s‟exprimer, pour communiquer avec un destinataire, l‟apprenant étranger, bien qu‟il sache déjà le faire dans sa langue
maternelle, doit apprendre à écrire, à tracer les formes graphiques qui corespondent aux sons qu‟il entend et wu‟il discrimine.
C‟est au cours de cette activité de transcription de l‟oral que se structureront les éléments morphosyntaxiques et orthographiques nécessaires à l‟expression
future. Mais l‟écrit n‟est pas une simple trancription de l‟oral. Ce sont deux gra
mmaires que l‟apprenant doit apprendre à maȋ triser pour pouvoir s‟exprimer : la grammaire de l‟oral et la grammaire de l‟écrit. À ma
connaissance, un seul ouvrage traite avec pertinence et méthodologie de ce passage de la phonie à la graphie.
Pendapat Tagliante di atas menjelaskan bahwa sebelum menguasai keterampilan menulis untuk berkomunikasi dengan menyampaikan pikiran serta gagasan, seorang
pembelajar bahasa asing terlebih dahulu harus belajar membuat tulisan yang sesuai dengan bunyi yang didengar dan dapat membedakannya, walaupun hal tersebut sudah
dapat dilakukan oleh pembelajar dalam bahasa ibu. Hal tersebut sangat penting karena adanya aktivitas dari bahasa lisan seperti menyusun tatabahasa serta
gramatikal mengenai ejaan dan ortografisnya yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan menulis. Tetapi bukan berarti menulis tidak mempelajari secara lisan,
penulis harus mampu menguasai secara lisan maupun tertulis untuk menyampaikan pikirannya dan gagasannya.
Komunikasi lisan dan tulis berhubungan erat karena sifat penggunaannya yang saling berkaitan dalam bahasa. Morsey melalui Tarigan, 2008 : 20-22
mengungkapkan komunikasi tulis diperlukan oleh orang untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain. Hal tersebut bisa tercapai
dengan baik apabila para penulis dapat menyusun pikirannya serta mengutarakannya dengan jelas. Kejelasan tersebut bergantung kepada pemikiran, susunanorganisasi,
penggunaan kata-kata, dan struktur kalimat. Wallen melalui Tarigan, 2008: 21 memberikan gambaran supaya lebih jelas.
PENULIS
Pikiran Penyandian
Psikomotor Menurunkan
Menerjemahkan Mempergunakan
gagasan-gagasannya gagasan-gagasan itu
sejumlah sarana ke dalam sandi lisan
mekanis untuk dan selanjutnya
merekam sandi tulis itu mengubahnya ke dalam
sandi tulis
diteruskan dan disebarkan melintasimenembus waktu dan
ruang
PEMBACA
Pikiran Pengalihsandian
Psikomotor Memahami gagasan
Menerjemahkan sandi Melihat tulisan
gagasan penulis tulis menjadi sandi
lisan dan mendapatkan menemui gagasan-gagasan
penulis
Gambar I: Hubungan antara Penulis dengan Pembaca
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa setiap penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan atau diturunkan kepada
orang lain. Dalam hal ini peneliti harus menerjemahkan ide-idenya kedalam sandi- sandi lisan yang selanjutnya diubah menjadi sandi-sandi tulis. Pengarang
memanfaatkan sejumlah sarana mekanis untuk merekam sandi tulis tersebut. Setelah selesai perekaman diteruskan atau disebarkan kepada orang lain dalam hal ini para
pembaca melintasi waktu dan ruang. Pikiran atau gagasan penulis pun sampai ke