29
b. CSE-USLA Evaluation Models
Suharsimi Cepi 2008: 44 menyatakan bahwa CSE-USLA terdiri dari dua singkatan, yaitu CSE dan UCLA. CSE merupakan singkatan dari Center for the
Study of Evaluation, sedangkan UCLA merupakan singkatan dari University of California in Los Angeles. Lebih jauh Alkin dalam Farida 2000: 15 mengatakan
bahwa evaluasi menurut model UCLA adalah suatu proses menyakinkan keputusan, memilih informasi yang tepat, mengumpulkan, dan menganalisis
informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif.
Fernandes dalam Suharsimi Cepi memberikan penjelasan tentang model ini menjadi empat tahap:
1 needs assessment. Evaluator memusatkan perhatian pada penentuan masalah, 2 program planning. Evaluator mengumpulkan
data yang terkait langsung dengan pembelajaran dan mengarah pada pemenuhan kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap kesatu, 3
formative evaluation. Evaluator memusatkan perhatian pada keterlaksanaan program, dan 4 summative evaluation. Para
evaluator diharapkan dapat mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program 2008: 44.
c. CIPP Evaluation Models
Model CIPP dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk 1967 di Ohio State University. CIPP yang merupakan singkatan dari huruf awal empat buah kata
Suharsimi Cepi. 2008: 45, yaitu: Contect Evaluation : evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation : evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation : evaluasi terhadap proses Product Evaluation : evaluasi terhadap hasil
30
Eko 2009: 181 menyatakan bahwa keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah
komponen dari proses sebuah program kegiatan. Farida 2000: 14 menyatakan bahwa evaluasi CIPP terbagi menjadi empat macam, yaitu: 1 contect evaluation
to serve planning decision, konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan dan merumuskan tujuan: 2 input evaluation,
structuring decision, evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber, alternatif yang diambil, rencana dan strategi, dan prosedur kerja: 3
process evaluation, to serve implementation decision, evaluasi proses untuk membantu mengimplementasikan keputusan: dan 4 product evaluation, to serve
recyling decision, evaluasi untuk menolong keputusan selanjutnya.
d. Discrepancy Models
Discrepancy adalah istilah bahasa inggris, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi “kesenjangan”. Model yang dikembangkan oleh
Malcolm Provus ini merupakan model yang menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program Suharsimi Cepi. 2008: 48.
Menurut Eko model evaluasi ini berangkat dari asumsi bahwa untuk mengetahui kelayakan suatu program, evaluator dapat membandingkan antara apa yang
seharusnya dan diharapkan terjadi standard dengan apa yang sebenarnya terjadi performance sehingga dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan antara
keduanya yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja sesungguhnya 2009: 186.