13
atau gagasan yang dibangun dalam pikirannya menjadi sesuatu bentuk nyata 2009: 217.
Luluk menyatakan bahwa selain menggunakan 3 jenis main, model ini juga menggunakan 4 jenis pijakan untuk mendukung perkembangan anak, yaitu:
pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main 2014: 54. Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah
yang disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi Depdiknas.
2006: 3.
3. Tujuan Beyond Center and Circle Time BCCT
Tujuan pendekatan BCCT menurut Yuliani 2009: 217 adalah 1 untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak multiple intelligent melalui bermain
yang terarah, 2 menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk saling aktif, kreatif, terus berfikir dengan menggali pengalamannya sendiri
bukan sekedar mengikuti perintah, meniru, atau menghafal, 3 dilengkapi dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra-sentra kegiatan
dan saat anak berada dalam lingkaran, sehingga mudah diikuti. Dengan pemainan-permainan yang dilakukan disentra, diharapkan mampu meningkatkan
seluruh aspek kecerdasan dan kreativitas serta kemampuan anak. Karena melalui bermain anak menikmati kegiatan belajar nya sehingga anak akan lebih mudah
mengingat apa yang telah dipelajarinya.
4. Prinsip Pendekatan Beyond Center and Circle Time BCCT
Pendekatan BCCT merupakan pendekatan yang memperhatikan perkembangan anak yaitu kognitif, bahasa, sosial emosional dan fisik motorik.
14
Pendekatan BCCT memiliki beberapa prinsip diantaranya: 1 memperhatikan karakteristik anak, 2 memperhatikan konsep keahlian yang akan dikembangkan
di dalam sentra, 3 merumuskan tujuan dan manfaat sentra yang akan diajarkan, 4 menentukan tempat sesuai kebutuhan, 5 guru menjadi fasilitator, 6
membatasi jumlah anak setiap sentra, 7 mengajak anak untuk berpartisipasi aktif, 8 menambah alat dan bahan-bahan baru ke setiap sentra Luluk. 2014: 56
Prinsip-prinsip dasar pendekatan BCCT menurut Yuliani 2009: 215 adalah: menggunakan tiga jenis main yaitu main sensorimotor, main peran, dan main
pembangunan; prosedur pembelajaran yang dilakukan di BCCT meliputi penataan lingkungan main, pemberian pijakan yang terdiri dari empat jenis
pijakan yaitu pijakan lingkungan main, pijakan pengalaman sebelum main, pijakan pengalaman main setiap anak, dan pijakan pengalaman setelah main.
Prinsip-prinsip pendekatan Circle Time menurut Masitoh, dkk 2005: 213 adalah: Circle Time memiliki tiga tahapan yaitu: tahap persiapan dimana guru
mempersiapkan setting kelas dan menyiapkan fasilitas belajar atau media serta alat yang akan digunakan; tahap pelaksanaan, yaitu guru memulai kegiatan
dengan melakukan percakapan dengan anak sesuai tema, memberikan kesempatan anak mengungkapkan pendapat, selanjutnya guru memberikan
tanggapan atau jawaban yang diberikan oleh anak dan mempersilahkan anak bermain: tahap penutup atau evaluasi, yaitu guru membuat kesimpulan atau
menjelaskan kembali kegiatan-kegiatan yng telah dilakukan pada hari itu, tanya jawab dan mengingat kembali apa yang diungkapkan oleh anak pada kegiatan
sebelumnya.
15
Depdiknas 2006: 5 juga mengemukakan prinsip-prinsip pendekatan BCCT diantara nya adalah: Keseluruhan proses pembelajarannya berdasarkan teori dan
pengalaman empirik, setiap proses pembelajaran harus ditunjukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak melalui bermain yang terencana dan
terarah serta dukungan pendidik dalam bentuk 4 jenis pijakan, menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsang anak untuk
aktif, kreatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman nya sendiri, menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajarannya,
yaitu meliputi: penataan lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan, transisi, pijakan pengalaman sebelum main, pijakan selama main, membereskan
peralatan bersama, pijakan setelah main, makan bekal, penutup, dan evaluasi. Prinsip-prinsip pembelajaran BCCT yang telah diuraikan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa prinsip pembelajaran BCCT pada umumnya yaitu: sentra bermain dirancang secara sistematis, menggunakan tiga jenis main yaitu
main sensori, main peran, dan main pembangunan, menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajarannya, meliputi: penataan
lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan, transisi, pijakan pengalaman sebelum main, pijakan selama main, membereskan peralatan
bersama, pijakan setelah main, makan bekal, penutup, dan evaluasi.
5. Langkah-langkah Pembelajaran Beyond Center and Circle Time BCCT
Langkah pembelajaran dengan pendekatan BCCT menurut Depdiknas dilaksanakan melalui tahap: penataan lingkungan main, penyambutan anak, main
pembukaan, transisi, kegiatan main disentra, makan bekal bersama, kegiatan
16
penutup dan evaluasi 2006: 9-18. Berikut prosedur atau tahapan pembelajaran dengan pendekatan BCCT :
a. Penataan Lingkungan Main
Kegiatan penataan lingkungan main menurut Depdiknas adalah: pendidik menyiapkan bahan atau alat main yang akan digunakan sesuai dengan rencana
dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok anak yang dibinanya, pendidik menata bahan dan alat main yang akan digunakan sesuai dengan
kelompok usia yang dibimbingnya, penataan alat main harus mencerminkan rencana pembelajaran yang sudah dibuat 2006: 9. Suyadi 2010: 244
menyatakan bahwa penataan lingkungan bermain yaitu, pendidik lebih aktif dari pada peserta didik, karena pendidik harus mempersiapkan lingkungan bermain,
sehingga sebelum peserta didik masuk, sentra sudah tertata rapi dan siap digunakan bermain.
b. Penyambutan Anak
Kegiatan penyambutan anak menurut Depdiknas meliputi: pendidik menyambut kedatangan anak, anak diarahkan untuk bermain bebas bersama
teman-temannya yang sudah datang sambil menunggu kegiatan dimulai. Orangtua atau pengasuh sudah tidak bergabung dengan anak 2006: 9.
c. Main Pembukaan
Kegiatan main pembukaan menurut Depdiknas dilaksanakan melalui tahap: pendidik menyiapkan anak-anak dalam lingkaran dan menyebutkan kegiatan
pembuka yang akan dilakukan, selanjutnya anak-anak melakukan aktivitas main pembukaan seperti yang telah dijelaskan dan didampingi guru 2006: 10.