Discrepancy Models Model-model Evaluasi Program

33 kesimpulan bahwa evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan informasi untuk menetapkan sejauh mana sebuah program telah berjalan dan berguna. Model evaluasi menurut Farida ialah model desain evaluasi standart yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar-pakar evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap pembuatannya 2000: 13. Beberapa model evaluasi diantaranya; Countenance Evaluation Models, CSE-USLA Evaluation Models, CIPP Evaluation Models, Discrepancy Models, Brinkerhoff Models. Suharsimi Cepi menyatakan bahwa model evaluasi kesenjangan ini merupakan model yang menekankan pada pandangan adanya kesenjangan di dalam pelaksanaan program 2008: 48. Sejalan dengan pendapat di atas Eko menyatakan tujuan evaluasi kesenjangan adalah untuk menganalisis suatu program sehingga dapat ditentukan apakah suatu program layak diteruskan, ditingkatkan atau sebaliknya dihentikan 2009: 186. Pada model evaluasi ini, diperlukan langkah-langkah yang sistematis di dalam pelaksanaannya. Setidaknya terdapat lima langkah dalam pelaksanaan model evaluasi discrepancy. Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Menetapkan Desain Program

Tahap ini merupakan tahap awal yaitu menetapkan standar atau kriteria yang akan dijadikan pembanding dengan praktik dilapangan. Standar desain program ini dibuat berdasarkan standar pelaksanaan pendekatan BCCT. Standar tersebut kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator atau kriteria secara lebih rinci untuk mempermudah pengumpulan data atau informasi. 34

2. Merencanakan Evaluasi dengan Model Dispcrepancy

Tahap ini merupakan tahap kedua, berisi perencanaan proses evaluasi menggunakan model discrepancy. Pada tahap ini peneliti menyusun perencanaan evaluasi dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan evaluasi. Penelitian ini membahas tentang evaluasi penerapan pendekatan BCCT pada pembelajaran kelompok B sehingga komponen yang tidak boleh tertinggal adalah standar atau kriteria pendekatan BCCT dalam pembelajaran yang pada tahap sebelumnya telah ditetapkan.

3. Mengumpulkan Data dilapangan

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data di Taman Kanak-kanak An-Nur Sleman. Pengumpulan data menggunakan beberapa metode, yaitu: metode observasi dengan menggunakan lembar observasi dan didukung oleh wawancara dengan guru dan beberapa pihak terkait serta dokumentasi terhadap segala hal yang berhubungan dengan penerapan pendekatan BCCT pada pembelajaran kelompok B di TK An-Nur Sleman.

4. Mengidentifikasi Kesenjangan

Setelah dilakukan nya pengumpulan data dan informasi, selanjutnya peneliti melakukan perbandingan data dengan standar yang telah ditetapkan. Melalui proses tersebut akan nampak hasil yang dapat menunjukan apakah terdapat kesenjangan antara data dilapangan dengan standar. Tahap yang terakhir yaitu penarikan kesimpulan hasil evaluasi. 35

5. Mengubah Kondisi Program dan atau Mengubah Standar

Apabila ditemukan kesenjangan melalui data yang telah dianalisis, selanjutnya dilakukan pengubahan standar program atau mengubah kondisi program atau keduanya dengan cara memperbaiki program agar dapat sesuai dengan standar yang telah ada. Memperbaiki program pada penelitian ini dilakukan melalui pemberian rekomendasi kepada pihak Taman Kanak-kanak terkait dengan hasil penelitian. Diharapkan melalui pemberian rekomendasi mampu menjadi wahana bagi Taman Kanak-kanak untuk melakukan peningkatan atau perbaikan program agar sesuai dengan standar yang ada. Adapun konsep kelima langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar.1

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KREATIVITAS ANAK YANG SEKOLAH DI TK YANG MENERAPKAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME)DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN METODE BCCT

1 4 20

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN METODE BCCT (BEYOND CENTERS AND

0 3 3

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME (BCCT) DAN KURIKULUM YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ANAKDEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE (DAP) PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

4 22 126

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME (BCCT) DI PUSAT PAUD FIRDAUS INTERNATIONAL PRESCHOOL BANJARNEGARA

15 303 296

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DI PRE IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DI PRE SCHOOL INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2013/2014.

0 1 14

PENGELOLAAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI Pengelolaan Beyond Center And Circle Time (BCCT) Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Semarang.

0 0 16

Pengelolaan Beyond Center And Circle Time (BCCT) Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Banyumanik Pengelolaan Beyond Center And Circle Time (BCCT) Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini di Kelompok Bermain LPI Hidayatullah Ba

1 1 21

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BCCT BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN JAMAK (MULTIPLE INTELLIGENCES) ANAK USIA DINI.

3 5 42

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME (BCCT) DI KELOMPOK BERMAIN (KB) SURYA CERIA AISYIYAH (SCA) KARANGANYAR.

0 10 213

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI TK MUJAHIDIN PONTIANAK

0 1 8