16
dengan penyajian materi secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya berdasarkan pendekatan Approach yang telah
dipilih. Dalam pemilihan metode pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan
tujuan, materi, dan situasi pembelajaran serta pendidik dapat memvariasikan metode meskipun dengan modeltipe yang sama. Dengan demikian sebuah metode
pembelajaran dapat diaplikasikan melalui berbagai tipe pembelajaran. Semakin banyak variasi yang dilakukan, maka akan meningkatkan motivasi belajar peserta
didik, sehingga tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran juga akan semakin baik.
Dari beberapa teori yang dikemukakan dapat disimpulkan metode pembelajaran merupakan suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik
agar proses belajar mengajar pada peserta didik tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran akan membuat suasana pada saat proses
belajar mengajar menjadi lebih variatif, sehingga peserta didik tidak mudah mengalami kebosanan dan akan lebih mudah menangkap materi yang diajarkan.
3. Hakikat Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk mendidik kerja sama kelompok dan interaksi antara peserta didik yang satu
dengan peserta didik yang lainnya. Slavin 1995: 5 mendefinisikan belajar kooperatif sebagai berikut “cooperative learning methods share the idea that
17
students work together to learn and are responsible for their teammates learning as well as their own”
. Definisi ini mengandung pengertian bahwa dalam belajar kooperatif Peserta didik belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan
bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Menurut Roger Johnson dalam Lie, 2008: 31 mengemukakan
dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: 1 saling ketergantungan positif, 2 tanggung jawab individual, 3 tatap muka, 4
komunikasi antar anggota, 5 evaluasi proses kelompok. Lima unsur tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif supaya mendapatkan hasil yang
maksimal.
Metode yang perlu dikembangkan agar peserta didik dapat melakukan aktifitas belajar secara teratur dan terarah salah satunya adalah metode pembelajaran
kooperatif. Menurut Kunandar 2007:337 “Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling
asuh antarpeserta didik untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan”.
Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin 1995:2 mendefinisikan bahwa “Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Learning
merupakan variasi metode mengajar dimana peserta didik-peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lain”. Dalam
pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan
18
masalah-masalah tersebut dengan temannya. Untuk menjamin keanggotaan kelompok, maka gurulah yang membentuk kelompok-kelompok tersebut. Jika
peserta didik dibebaskan membuat kelompok sendiri maka biasanya akan memilih teman-teman yang disukainya, misalnya karena sama jenisnya, sama etniknya,
atau sama dalam kemampuannya. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok
tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Slavin 1995:5 menyatakan bahwa “Metode
pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu “getting better together”, atau raihlah yang lebih baik secara bersama-
sama”. Metode kooperatif aplikasinya di dalam pembelajaran di kelas,
merupakan suatu metode pembelajaran yang membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata
dimasyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan
belajar. Solihatin dan Raharjo, 2007 : 5 Roger dan David Johnson dalam Lie 2005 : 31-35 mengatakan bahwa
tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada 5 unsur yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif,
yaitu : a Saling ketergantungan positif, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif; b Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota
19
kelompok bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik; c Tatap muka, kegiatan ini akan menguntungkan baik bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil
pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja; d Komunikasi antaranggota, keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung
pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat mereka; e Evaluasi proses kelompok, evaluasi
proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru agar peserta didik selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih baik.
Lima unsur dalam pembelajaran kooperatif tersebut tidak dapat dipisahkan, karena antara satu unsur dengan yang lainnya saling berhubungan.
Selain memiliki karakteristik tertentu metode kooperatif mempunyai kelebihan atau keunggulan menurut Slavin,1995:2 di banding metode pembelajaran yang
lain, diantaranya : 1. Meningkatkan kemampuan akademik peserta didik
2. Meningkatkan rasa percaya diri 3. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian
4. Memperbaiki hubungan antar kelompok Disamping keunggulan yang dimiliki, metode pembelajaran kooperatif
juga mempunyai kelemahan, antara lain : a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;
b. Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk;
20
c. Bila ada peserta didik yang malas atau ada yang ingin berkuasa maka dalam kelompok akan terjadi kesenjangan sehingga usaha kelompok dalam
memahami materi maupun untuk memperoleh penghargaan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran bahasa akan dapat membantu para peserta didik untuk meningkatkan sikap positif peserta didik
dalam mempelajari bahasa asing. Para peserta didik secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi pada saat mempelajari bahasa asing, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa bosan terhadap pembelajaran bahasa yang banyak
dialami para peserta didik. Tujuan metode pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim 2000: 7
antara lain sebagai berikut. 1 Hasil belajar akademik. Metode pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik dalam memahami konsep-konsep yang
sulit, sehingga peserta didk ndapat meningkatkan kinerja dalam bidang akademik. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu. Pembelajaran kooperatif
memberikan peluang kepada peserta didik dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk saling bekerjasama dalam suatu kelompok. 3 Pengembangan
keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menghargai pendapat orang lain.
Arends 2008: 6 menyatakan bahwa ada enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut.
21
1 Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. 2 Fase ini
diikuti oleh presentasi informasi, sering kali dalam bentuk teks daripada ceramah. 3 Peserta didik di organisasi menjadi kelompok-kelompok
belajar. 4 Peserta didik dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen. 5 Presentasi hasil akhir
kelompok atau menguji segala sesuatu yang telah dipelajari oleh peserta didik. 6 Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.
Suprijono 2009: 56 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh pendidik atau diarahkan oleh pendidik.
Suprijono 2010: 89 juga menjelaskan bahwa metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe antara lain, 1 jigsaw, 2 think-pair-share, 3 numbered
heads together , 4 Group Investigation, 5 two stay two stray, 6 make a match,
7 listening team, 8 inside-outside circle, 9 bamboo dancing, 10 point- counter-point
, 11 the power of two. Penggunaan tipe-tipe pembelajaran kooperatif dalam sebuah pembelajaran dapat mengarahkan pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan sekaligus meningkatkan hasil pembelajaran pada peserta didik.
Selain tipe-tipe pembelajaran kooperatif di atas, Suprijono 2010: 102 menjabarkan tipe-tipe pengembangan dari metode pembelajaran kooperatif seperti
berikut ini. 1 PQ4R, 2 guided note taking, 3 snowball drilling, 4 concept mapping
, 5 giving question and getting answer, 6 question student have, 7 talking stick
, 8 everyone is a teacher here, 9 tebak pelajaran. Salah satu tujuan pengembangan metode pembelajaran kooperatif adalah menambahkan tipe-tipe
22
dari pembelajaran kooperatif yang telah ada, agar metode pembelajaran yang digunakan di kelas lebih bervariasi, sehingga dapat menjadikan peserta didik lebih
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga dilatih untuk saling bekerja sama dalam suatu kelompok.
Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tujuan yang diantaranya adalah
membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit. Dengan strategi kooperatif diharapkan terjadi interaksi antar peserta didik untuk saling memberi
pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang disajikan oleh guru sehingga semua peserta didik akan lebih mudah memahami berbagai konsep.
membuat suasana penerimaan terhadap sesama peserta didik yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial, budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi
kesempatan yang sama kepada semua peserta didik terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerja sama.
4. Hakikat Tipe Group Investigation