10
yang cukup untuk memungkinkan pengolahan informasi linguistic melalui audisi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tunarungu merupakan istilah yang diberikan kepada seseorang yang
mengalami kesulitan atau gangguan pendengaran dari yang ringan sampai yang berat dan digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar sehingga
mengalami gangguan dalam menerima informasi dalam kehidupan sehari- hari.
2. Karakteristik Anak Tunarungu
Ada beberapa karakteristik yang dimiliki tunarungu yaitu sebagai berikut: a.
Karakteristik sosial Karakteristik sosial dari anak tunarungu adalah sebagai berikut
Somad dan Hernawati, 1996: 37 : 1
Egosentrisme yang melebihi anak normal 2
Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas 3
Ketergantungan terhadap orang lain 4
Perhatian mereka lebih sukar dialihkan 5
Lebih mudah marah dan cepat tersinggung b.
Karakteristik dalam segi intelektual Pada dasarnya kemampuan intelektual anak tunarungu sama
seperti anak normal. Umumnya, anak tunarungu memiliki intelegensi
11
normal atau rata-rata, tetapi karena perkembangan bahasanya, anak tunarungu akan menampakkan intelegensi yang rendah disebabkan
oleh kesulitannya memahami bahasa. Kehilangan pendengaran yang dialami anak tunarungu berdampak pada kemiskinan kosakata,
kesulitan berbahasa dan berkomunikasi, dan efeknya menyebabkan perbedaan yang signifikan tentang apa yang tidak dapat dilakukan dan
apa yang dapat dilakukan oleh anak tunarungu maupun anak normal effendi, 2009: 79 .
c. Karakteristik dalam segi bahasa
Karakteristik anak tunarungu dalam segi bahasa dan bicara menurut Suparno, 2001:14 adalah sebagai berikut:
a Miskin kosakata
b Mengalami kesulitan dalam mengerti ungkapan bahasa yang
mengandung arti kiasan dan kata-kata abstrak. c
Kurang menguasai irama dan gaya bahasa. d
Sulit memahami kalimat-kalimat yang kompleks atau kalimat- kalimat yang panjang serta bentuk kiasan.
3. Klasifikasi dan jenis-jenis ketunarunguan
Ketunarunguan dibagi ke dalam beberapa klasifikasi. Pembagian klasifikasi sangat diperlukan untuk menentukan alat bantu yang sesuai
dengan sisa pendengaran sehingga dapat membantu dalam proses