24
dan  kemudian  terus  mengalami  lebih  banyak  keberhasilan  melalui tambahan  belajar.  Siswa  belajar  bagaimana  upaya  terkonsentrasi  dan
praktek  selama  periode  waktu  sehingga  menyebabkan  peningkatan keahlian.
f. Instruksi  rekan.  Anak-anak  banyak  belajar  mengenai  puzzle  dan
permainan  dari  anak-anak  lain.  Belajar  untuk  belajar  dari  rekan-rekan seseorang  dan  pembelajaran  untuk  membantu  rekan-rekan  seseorang
untuk belajar karena keduanya merupakan tujuan pendidikan yang cukup penting.
g. Individualisasi  instruksi.  Puzzle  dan  permainan  dapat  digunakan  untuk
membantu  dalam  membedakan  instruksi,  mana  fokus  mungkin independen, koperatif, atau kegiatan kompetitif.
h. Sibuk  bekerja  atau  hiburan  murni.  Puzzle  yang  sering  digunakan  di
sekolah  dan  rumah  untuk  menjaga  siswa  untuk  diam  dan  terhibur.  Guru atau  orang  tua  tidak  memiliki  tujuan  pendidikan  tertentu  seperti  yang
tercantum di atas, tetapi hanya ingin menjaga siswa untuk diam sehingga siswa  tidak  membuat  masalah  di  kelas.  Guru  dan  orang  tua  membuat
penggunaan tersebut sebagai alat bantu untuk kelas dan manajemen anak di rumah. Menggunakan ide dari buku ini dapat membantu meningkatkan
pendidikan nilai kegiatan tersebut.
25
5. Kelebihan dan Kekurangan Media Spelling Puzzle
Adapun kekurangan dan kelebihan menurut Dave Moursund, 2007: 55  kelebihan  media  puzzle  adalah  suatu  puzzle  juga  dapat  memberikan
lingkungan  yang  baik  bagi  siswa  untuk  belajar  mengenai  beberapa kemampuan  dan  keterbatasan  mereka  sebagai  seorang  pelajar.  Sedangkan
kekurangan  dari  media  puzzle  adalah  ada  kemungkinan  siswa  untuk menggunakan waktu sekolah untuk bermain puzzle yang sama dan berulang
kali.  Penggunaan  media  puzzle  tidak  dapat  digunakan  berulang-ulang dengan  menggunakan  puzzle  yang  sama  karena  tidak  akan  menambah
kosakata  yang  dimiliki  apabila  terus  menggunakan  puzzle  yang  sama. Penggunaan  media  puzzle  sebaiknya  menggunakan  beberapa  puzzle  yang
berbeda sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai.
D. Kajian Tentang Teori Belajar yang Mendasari Proses Pembelajaran
1. Teori  Belajar  yang  Mendasari  Proses  Pembelajaran  dengan
Menggunakan Media Spelling Puzzle Pada Penelitian Ini.
Belajar  merupakan  proses  perubahan  tingkah  laku  dari  hasil  interaksi individu  dengan  lingkungannya.  Perubahan  tingkah  laku  yang  terjadi  dapat
terjadi  pada  tingkat  pengetahuan,  sikap,  atau  keterampilan.  Menurut pandangan  behavioristik  Dali  2004:  43  belajar  terjadi  melalui
pengkondisian, rangsangan untuk menanggap, dan asosiasi diantara hal yang
26
belum  diketahui  dengan  hal  yang  diketahui.  Menurut  thorndike  dalam sugihartono  dkk,  2007:  91  belajar  merupakan  peristiwa  terbentuknya
asosiasi-asosiasi  antara  peristiwa-peristiwa  yang  disebut  stimulus  dan respon. Sementara itu Skinner dalam Sugihartono dkk, 2007: 97 meyakini
bahwa prilaku dikontrol melalui proses penguatan prilaku operan penguatan positif atau negative.
Pengertian  belajar  yang  dikemukan  beberapa  ahli  memiliki keterkaitan.  Dengan  kata  lain  belajar  merupakan  bentuk  perubahan  yang
dialami  siswa  untuk  bertingkah  laku  sebagai  hasil  interaksi  antara  stimulus dan  respon.  Hal  ini  sesuai  dengan  tiga  ranah  yang  dikembangkan  dalam
aspek  penguasaan  yaitu  pengetahuan,  sikap,  dan  keterampilan  dalam  suatu proses sebagai tingkah laku yang dapat terjadi.
Media spelling puzzle merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran.  Media  puzzle  ini  merupakan  bentuk
permainan yang menarik dan dapat membentuk kreatifitas siswa karena anak mencoba  memecahkan  masalah  yang  ada  pada  puzzle.  Selain  itu,  setelah
menyusun  puzzle,  siswa  mendapatkan  kosakata  baru.  Dengan  bermain sambil  belajar  inilah  anak  menemukan  berbagai  hal  baru  sehingga  anak
senantiasa berusaha ingin tahu mengenai lingkungan dan hal-hal yang belum diketahui  anak  sebelumnya.  Hal  ini  dapat  membentuk  perubahan  tingkah
laku baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.