87 dan 3,94 yang termasuk ke dalam kriteria harga yang murah 3,40-4,19. Varietas
Cisokan dan Anak Daro memiliki harga yang mahal dengan nilai total tingkat kinerja harga beli benih 198 untuk Cisokan dan 215 untuk Anak Daro. Skor rata-
rata kedua varietas tersebut secara berturut-turut adalah 2,11 dan 2,29 yang termasuk ke dalam kriteria harga yang mahal 1,80-2,59.
Hal ini dikarenakan, benih varietas Batang Piaman dan Batang Lembang yang bersubsidi banyak tersedia di kios saprotan kelompok tani. Sedangkan
varietas Cisokan dan Anak Daro bersubsidi sulit tersedia, sehingga petani terpaksa membeli benih yang tidak bersubsidi di toko pertanian kios saprotan umum
dengan harga lebih tinggi. Tingkat kinerja harga beli benih varietas unggul lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25 Tingkat Kinerja Harga Beli Benih
Atribut Kinerja
Nilai Total
Skor Rata- rata
1 2 3 4 5 Harga
Beli Benih
Batang Piaman
0 0 19 73 2 359
3,82 Harga Beli Benih Cisokan
12 68 8 4 2 198
2,11 Harga Beli Benih Anak Daro
9 64
10 7 4 215 2,29
Harga Beli
Benih Batang
Lembang 0 0 15 70 9 370
3,94
Keterangan :
1 :
Sangat Mahal
2 :
Mahal 3
: Cukup
Murah 4
: Murah
5 :
Sangat Murah
Petani mengaku, meskipun mempunyai harga yang mahal, petani lebih menyukai membeli varietas Cisokan atau Anak Daro. Mereka beralasan, harga
beli benih yang mahal ini nantinya bisa tertutupi dengan penghasilan setelah panen. Selain itu, beberapa petani menegaskan mendapatkan banyak keuntungan
jika menanam varietas Cisokan ataupun varietas Anak Daro seperti rasa nasi yang enak.
h. Kinerja Harga Jual Gabah
Harga dasar gabah yang ditetapkan pemerintah Kota Solok pada tahun 2007 yaitu Rp.2.600kg untuk GKG dan Rp.2.035kg untuk GKP. Petani di Kota
Solok mempunyai kebiasaan menjual hasil panen dalam bentuk GKP dan selalu menjual hasil panennya dalam satuan sukat yang setara dengan 1,5 kg. Pada
dasarnya varietas Batang Piaman dan Batang Lembang memiliki harga jual yang sama, yaitu berkisar antara Rp.4000sukat atau setara Rp.2.600kg sampai dengan
88 Rp.4500sukat atau setara Rp.3.000kg, begitu pula dengan varietas Cisokan dan
Anak Daro memiliki harga yang sama, minimal harga jual yang diterima petani adalah Rp.5000sukat yang setara dengan Rp.3.333kg.
Kinerja atribut harga jual gabah varietas unggul sangat rendah berada pada rentang harga Rp.3.600sukat, rendah Rp.3.600-Rp.4.000 sukat, cukup tinggi
Rp.4.100-Rp.4.500 sukat, tinggi Rp.4.600-Rp.5.000 sukat dan sangat tinggi Rp.5.000 per sukat. Kinerja harga jual gabah varietas Batang Piaman dan Batang
Lembang dinilai oleh petani responden cukup tinggi, yaitu dengan skor rata-rata masih berada pada rentang skala 2,60-3,39 yang termasuk kedalam kriteria cukup
tinggi. Varietas Cisokan dan Anak Daro dinilai oleh petani responden memiliki tingkat kinerja harga jual gabah yang sangat tinggi, yang berada pada rentang
skala 4,20-5,00. Hasil kinerja atribut harga jual gabah lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Tingkat Kinerja Harga Jual Gabah
Atribut Kinerja
Nilai Total
Skor Rata-rata
1 2 3 4 5 Harga
Jual Gabah
Batang Piaman
0 27 62 5 0 260
2,77 Harga Jual Gabah Cisokan
0 0 2 16
76 450 4,79
Harga Jual Gabah Anak Daro 0 0 1
14 79
454 4,83 Harga
Jual Gabah
Batang Lembang 0 35 51 8 0
244 2,71
Keterangan : 1
: Sangat
Rendah 2
: Rendah
3 :
Cukup Tinggi
4 :
Tinggi 5
: Sangat
Tinggi
Tinggi atau rendahnya harga jual gabah yang diterima petani tergantung pada varietas yang dijual dan kesepakatan antara petani dan pemborong. Rata-rata
harga jual gabah Batang Piaman dan Batang Lembang lebih murah Rp.1000sukat GKP dibanding varietas Anak Daro dan Cisokan. Sebelumnya melakukan
penjualan, petani dan pemborong terlebih dahulu melakukan kesepakatan harga jual gabah. Pemborong menjemput hasil panen secara langsung ke area panen,
dengan biaya transportasi ditanggung pemborong. Dengan sistem ini, petani mengaku lebih praktis dan langsung menerima uang hasil panen tanpa
mengeluarkan biaya untuk pengolahan pasca panen. Jumlah panen yang biasa dijual petani kepada pemborong adalah tiga
perempat dari hasil panen, sedangkan seperempat lagi disisihkan untuk dikonsumsi sendiri. Tetapi, juga terdapat petani yang menjual seluruh hasil
89 panennya, petani ini umumnya adalah petani yang menanam varietas Batang
Piaman dan Batang Lembang. Selanjutnya mereka akan membeli beras varietas Cisokan atau Anak Daro untuk di konsumsi sendiri. Meskipun petani Kota Solok
memiliki kebiasaan menjual hasil panen langsung kepada pemborong dalam bentuk gabah, namun masih terdapat beberapa petani yang menjual hasil panen
setelah diolah menjadi beras. Walaupun prosesnya lebih panjang, mereka mengaku mendapatkan untung lebih dibanding jika menjual dalam bentuk gabah.
i. Kinerja Pemasaran Hasil Panen