26 Menurut Mugnisjah, 1991 sertifikasi benih adalah serangkaian sistem
atau mekanisme pengujian berkala untuk mengarahkan, mengendalikan, dan mengorganisasikan perbanyakan dan produksi benih. Pelaksanaan sertifikasi pada
benih padi sangat penting untuk memelihara kemurnian dan mutu benih varietas unggul serta menunjang pengadaan benih nasional. Varietas unggul telah
menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Tujuan dari kegiatan sertifikasi benih ini adalah untuk menjamin mutu
benih varietas unggul yang ditanam petani, sehingga produktifitasnya dapat ditingkatkan. Instansi yang berwenang dalam sertifikasi benih adalah Balai
Penelitian dan Sertifikasi Benih BPSB. Adapun prosedur dalam pelaksanaan sertifikasi benih padi yang dilakukan oleh BPSB yaitu Irawati, 2006:
2.2.1 Permohonan Sertifikasi
Permohonan sertifikasi benih diajukan kepada BPSB oleh pihak produsen paling lambat 10 hari sebelum benih di tabur dengan mengisi formulir sertifikasi
yang sudah ditetapkan BPSB. Surat permohonan harus dilampiri dengan peta lokasi dan bukti asal usul benih. Satu surat permohonan hanya berlaku untuk
satu areal sertifikasi dengan satu kelas benih dan varietas.
2.2.2 Pemeriksaan Lapang
Pemeriksaan lapang terdiri dari beberapa tahap yaitu pemeriksaan lapang pendahuluan, pemeriksaan lapang vegetatif, pemeriksaan lapang generatif dan
pemeriksaan lapang menjelang panen.
a. Pemeriksaan Lapang Pendahuluan
Pemeriksaan lapang pendahuluan bertujuan untuk mengetahui kebenaran area sertifikasidata lapang serta benih yang digunakan
berdasarkan surat yang diajukan oleh produsen benih. Pemerikasaan lapang dilakukan sebelum tanah diolah, agar lebih intensif dan selambat-
lambatnya dilakukan satu minggu setelah surat permohonan diajukan. Hasil pemerikasaan ada tiga kemungkinan, yaitu memenuhi syarat,
tidak memenuhi syarat dan memenuhi syarat dengan anjuran. Apabila dalam pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak BPSB sudah menunjukkan
27 kesesuaian antara permohonan dengan keadaan lapang, maka lahan
tersebut telah sah dinyatakan sebagai lahan produksi benih bersertifikat.
b. Pemeriksaan Lapang Fase Vegetatif
Pemeriksaan lapang fase vegetatif dilakukan setelah pihak BPSB menyatakan area pertanaman lulus pemeriksaan lapang pendahuluan.
Kegiatan ini dilakukan pada tanaman padi telah berumur 30 hari. Kegiatan ini diawali dengan pemeriksaan kebenaran permohonan dan bukti
kelulusan areal sertifikasai, serta pemeriksaan global dengan mengelilingi areal pertanaman yang akan di periksa.
Setelah serangkaian kegiatan tersebut dilakukan maka selanjutnya diambil beberapa contoh tanaman untuk diperiksa tipe simpangnya, bentuk
dan tekstur daun, tinggi tanaman dan campuran varietas lain CVL. Standar kelulusan dalam pemeriksaan fase vegetatif ini bisa dilihat pada
Tabel 4.
c. Pemeriksaan Lapang Fase Generatif
Pemeriksaan lapang fase generatif bertujuan untuk mengetahui kebenaran varietas, dilakukan setelah pertanaman lulus pemeriksaan
lapang fase vegetatif. Kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 60-65 hari setelah tanam. Pada prinsipnya pemeriksaan generatif hampir sama
dengan pemeriksaan vegetatif. Pada pemeriksaan generatif, keberadaan CVL bisa diketahui dengan melakukan pengamatan terhadap organ
reproduktif, seperti warna bunga, bentuk bunga dan lain-lain. Standar kelulusan pemeriksaan fase generatif sama dengan fase vegetatif seperti
terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Standar Lapang Kelulusan Benih Bersertifikat Berdasarkan Kelas Benih
Kelas Benih
Isolasi Jarak
Minimum m Vaeritas Lain dan
Tipe Simpang Rerumputan
Berbahaya Benih Dasar
3 0.0
Tidak ada Benih Pokok
3 0.2
Tidak ada Benih Sebar
3 0.5
Tidak ada
Sumber : BPSB Jawa Tengah, 2006
28
d. Pemeriksaan Lapang Fase Menjelang Panen