Karakteristik Petani Responden Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat

70 VI KARAKTERISTIK PETANI DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL DI KOTA SOLOK

6.1 Karakteristik Petani Responden

Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini diambil dari petani yang terdaftar di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solok, dengan jumlah responden 94 orang. Petani responden adalah perempuan dan laki-laki dengan persentase masing-masing 59 persen dan 41 persen. Jumlah petani perempuan lebih banyak dibandingkan petani laki-laki karena sebagian besar laki- laki dari keluarga petani di Kota Solok bekerja sebagai pedagang, buruh bangunan bangunan atau wiraswasta. Hal ini juga tidak terlepas dari kebudayaan masyarakat Sumatera Barat yang menganut sistem matrilinial. Motivasi petani perempuan ini memilih bertani sebagai mata pencarian mereka adalah untuk menambah penghasilan keluarga, memenuhi kebutuhan sendiri ataupun mengelola sawah warisan. Sebagian besar petani berusia antara 41-50 tahun 42 dan telah berkeluarga dengan jumlah anggota keluarga sebagian besar sebanyak lima orang suami, istri dan anak 34. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petani di Kota Solok bervariasi, mulai dari tidak bersekolah, sampai SMU atau sederajat. Tingkat pendidikan yang umum dimiliki oleh petani responden di Kota Solok adalah SD atau sederajat 49 . Sedangkan responden yang berpendidikan SMU adalah sebanyak 23 persen. Petani yang tamatan SMU memilih bertani sebagai mata pencarian karena melanjutkan pekerjaan orang tua, sambil melaksanakan usaha lain seperti berdagang. Tingkat pendapatan per bulan petani responden diluar sawah sendiri umumnya tidak menentu 53, terutama bagi petani yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh tani. Hal ini dikarenakan, buruh tani di Kota Solok mendapat upah bisa berupa uang padi, ataupun upah tenaga. Petani yang memilih bertani sebagai pekerjaan utama mereka adalah sebanyak 97 persen, dengan pekerjaan sampingan adalah sebagai buruh tani atau pedangang kecil-kecilan. Sedangkan tiga persen memilih bertani sebagai pekerjaan sampingan mereka karena mereka telah memiliki pekerjaan utama 71 sebagai pedagang atau pegawai, tetapi tetap harus mengelola sawah warisan. Untuk lebih jelasnya, karakteristik petani responden dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Karakteristik Petani Responden No Keterangan Kategori Jumlah Persentase 1 Jenis Kelamin Laki-Laki 39 41 Perempuan 55 59 Total 94 100 2 Umur 40 Tahun 19 20 41-50 Tahun 41 42 51-60 Tahun 24 25 60 Tahun 10 13 Total 94 100 3 Jumlah Anggota Keluarga 4 Orang 19 20 5 Orang 33 34 6 Orang 28 28 7 Orang 8 10 8 Orang 6 8 Total 94 100 4 Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah 4 5 SD 46 49 SMP 22 23 SLTA 22 23 Total 94 100 5 Rata-Rata Pendapatan Per Bulan Tidak Menentu 51 53 Rp.500.000 7 8 Rp.500.000-999.999 18 19 Rp.1000.000- 1.999.999 15 16 Rp.2000.000 3 4 Total 94 100 6 Pekerjaan Sebagai Petani Pekerjaan Utama 91 97 Pekerjaan Sampingan 3 3 Total 94 100 Petani responden di Kota Solok telah melakukan usaha budidaya padi sawah selama lebih dari 21 tahun 32, dengan status lahan 81 persen milik sendiri. Lahan tersebut merupakan warisan dari orang tua mereka, khusus bagi masyarakat Solok asli ataupun lahan yang dibeli sendiri untuk budidaya padi sawah bagi penduduk pendatang. Petani responden yang menyewa lahan, melakukan kegiatan sewa menyewa lahan dari petani-petani yang memiliki lahan yang lebih luas dengan sistem bagi hasil maupun tunai. 72 Luas lahan yang digarap sebagian besar petani 53 berkisar antara 1 ha - 1,9 ha, dengan budidaya dan panen dalam satu tahun sebanyak dua kali 100. Hasil panen tergantung dari varietas dan serangan hama penyakit Untuk meminimalkan serangan hama penyakit, petani di Kota Solok melakukan penaman padi secara serentak dengan varietas padi yang sesuai dengan keingginan masing-masing petani tetapi memiliki umur yang tidak berbeda jauh. Saat sekarang ini sebanyak 36 persen petani di Kota Solok sedang menanam varietas Anak Daro. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Karakteristik Petani Responden No Keterangan Kategori Jumlah Persentase 1 Lama Menanam Padi 1-5 Tahun 1 1 6-10 Tahun 15 16 11-15 Tahun 19 20 16-20 Tahun 28 29 21 Tahun 31 32 Total 94 100 2 Status lahan Milik Sendiri 78 81 Sewa 16 19 Total 94 100 3 Luas Lahan 1 Ha 16 18 1-1.9 Ha 52 53 2-2.9 Ha 19 21 3 7 8 Total 94 100 4 Budidaya Dan Panen Dalam satu tahun 1 Kali 2 Kali 94 100 3 Kali Total 94 100 5 Saat ini sedang menanam varietas Batang Piaman 10 11 Cisokan 32 34 Anak Daro 35 36 Batang Lembang 17 19 Total 94 100 Tiga perempat dari hasil panen dijual langsung kepada pemborong yang datang langsung ke lokasi panen, dengan alasan lebih praktis dalam pemasaran serta petani tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk pengolahan pasca panen. Tetapi dengan sistem ini petani mengalami kerugian karena mendapat harga murah karena hanya menjual Gabah Kering Panen GKP. Harga GKP yang di terima oleh petani bervariasi antara Rp.4000sukat padi sampai Rp.5000 per sukat 73 padi, tergantung varietas dan kesepakatan. Varietas Cisokan dan Anak Daro biasanya dijual dengan harga yang lebih tinggi dibanding varietas Batang Piaman dan Batang Lembang.

6.2 Proses Keputusan Pembelian Benih Padi Varietas Unggul