Perumusan Masalah Analisis Sikap Dan Kepuasan Petani Padi Terhadap Benih Padi (Oryza sativa) Varietas Unggul di Kota Solok, Sumatera Barat

21 Sikap dan kepuasan petani terhadap benih yang digunakan sangat erat kaitannya dengan kegiatan peningkatan swasembada beras. Dengan mengetahui sikap dan kepuasan petani, pemerintah maupun pihak terkait bisa menerapkan strategi yang tepat guna mewujudkan tujuan tersebut, seperti strategi dalam pengadaan benih. Semakin tinggi tingkat kepuasan petani terhadap suatu varietas unggul, maka petani tersebut akan semakin loyal. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tanaman padi tiap musim panen.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu daerah yang menjadi sentra produksi beras di Sumatera Barat adalah daerah Solok. Kota Solok memiliki luas wilayah sebesar 57,64 km 2 dengan 21,75 persen 1.254 ha digunakan sebagai areal persawahan. Pada tahun 2007 produksi beras Kota Solok sebesar 11.221,08 ton dengan produktivitas sebesar 6,07 tonha. Setiap tahun, persentase penggunaan masing-masing varietas unggul berubah Dinas Pertanian Kota Solok, 2007. Hal tersebut menandakan terdapat perbedaan sikap dan kepuasan petani terhadap varietas unggul yang ada. Semua ini tidak lepas dari kondisi demografi, ekonomi, sosial, budaya, keluarga, psikologis dan faktor-faktor lainnya. Kondisi tersebut tentunya akan membentuk sikap petani dalam penggunaan benih varietas unggul sehingga pada akhirnya petani mampu mengevaluasi benih tertentu yang dapat memuaskan serta memenuhi kebutuhan mereka. Persentase perubahan penggunaan benih padi varietas unggul di Kota Solok dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Tingkat Penggunaan Varietas Unggul Dikota Solok Varietas Persentase Tingkat Pengunaan Varietas 2005 2006 2007 Anak Daro 35 35 35 Cisokan 30 20 20 Batang Piaman 15 25 25 Batang Lembang 5 5 5 Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Solok, 2008 22 Banyaknya varietas unggul yang dikeluarkan pemerintah dalam upaya meningkatkan produksi beras tentunya berdampak terhadap perilaku petani dalam pemilihan benih yang akan ditanam, mengingat penilaian petani padi terhadap varietas di masing-masing wilayah tidak sama. Menurut Lass et all 2004 dalam Fahmi 2008, dari sekitar 80 varietas unggul yang berkembang di petani, varietas IR 64 merupakan varietas unggul padi yang paling banyak digunakan petani padi di 12 provinsi penghasil padi utama di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Bali dan NTB. Pada tahun 2002 varietas IR 64 menyebar 45,52 persen dari luas tanam di 12 provinsi tersebut. Selain IR 64, varietas yang menonjol antara lain Wai Apo Buru 8,16 persen, Ciliwung 6,82 persen, Membramo 4,59 persen, Ciherang 4,43 persen dan Cisadane 2,63 persen. Varietas unggul yang secara umum banyak di gunakan oleh petani di Indonesia pada tahun 2005 adalah varietas IR 64 31,4 persen, Ciherang 21,8 persen, Ciliwung delapan persen, Way Apo Buru 3,3 persen dan IR 42 2,4 persen Lampiran 2. Tetapi, keadaan ini berbeda dengan petani di provinsi Sumatera Barat, varietas-varietas unggul tersebut kurang diminati khususnya oleh petani di Kota Solok sebagai daerah penghasil padi di Sumatera Barat. Pemberian subsidi kepada varietas unggul melalui program P2BN, tentunya juga mempengaruhi sikap petani dalam pemilihan benih yang akan dibeli dan digunakan. Dengan membeli benih yang bersubsidi, petani berharap bisa mengurangi biaya produksi. Melihat beragamnya benih varietas unggul yang beredar dipasaran serta adanya pemberian subsidi terhadap varietas-varietas unggul maka penelitian terhadap perilaku petani padi, sikap mereka terhadap benih padi, serta kepuasan mereka dalam menggunakan benih varietas unggul di Kota Solok menarik untuk dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik petani dan proses keputusan pembelian petani terhadap benih padi varietas unggul di Kota Solok? 2. Bagaimana sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi varietas-varietas unggul di Kota Solok? 23

1.3 Tujuan Penelitian