Pengambilan Contoh Benih Pengawasan Pemasangan Label

28

d. Pemeriksaan Lapang Fase Menjelang Panen

Pemerikasaan lapang fase menjelang panen dilaksanakan paling lambat satu minggu sebelum tanaman padi dipanen. Pemeriksaan ini lebih mengutamakan kemurnian varietas. Faktor-faktor yang diamati dalam pemeriksaan fase menjelang panen masak ini adalah bentuk atau tipe malai, leher malai, bentuk daun bendera, posisi daun bendera, bentuk gabah, warna gabah, warna ujung gabah, bulu pada ujung gabah dan sudut daun bendera. Fase ini lebih mengutamakan kemurnian varietas yang ditanam. Apabila areal pertanaman tidak memenuhi syarat lapang yang ditentukan, maka benih yang dihasilkan tidak dapat dijadikan benih bersertifikat.

2.2.3 Pengambilan Contoh Benih

Pengambilan contoh benih bertujuan untuk mengambil contoh benih yang homogen dari suatu kelompok benih dengan cara-cara yang telah ditentukan untuk dilakukan pengujian laboratorium. Contoh benih harus mewakili satu lot benih dari suatu areal sertifikasi yang telah lulus dalam pemeriksaan lapang. Pengambilan contoh benih dilakukan dengan cara menusukkan alat yang berupa stick trier ke dalam karung. Penusukan dilakukan secara acak. Pengambilan jumlah contoh benih yang akan diambil, yaitu dengan menggunakan rumus : X = 5 + 10 N Keterangan : X = Jumlah karung yang diambil contohnya N = Jumlah seluruh karung yang diperiksa Benih yang sudah diambil contohnya dikirim ke laboratorium sebanyak 1 kg untuk diperiksa. Pemeriksaan yang dilakukan berupa penetapan kadar air, pengujian kemurnian benih, penetapan varietas lain dan pengujian daya tumbuh. Standar pengujian laboratorium bisa dilihat pada Tabel 5. 29 Tabel 5 Nilai Standar Pengujian laboratorium Berdasarkan Kelas Benih Kelas Benih Kadar Air Benih Murni Kotoran Benih Benih Varietas Lain Benih Tanaman Lain dan Biji Gulma Daya Tumbuh Benih Dasar 13.0 99.0 1.0 0.0 0.0 80.0 Benih Pokok 13.0 99.0 1.0 0.1 0.1 80.0 Benih Sebar 13.0 99.0 2.0 0.2 0.2 80.0 Sumber : BPSB Jawa Tengah, 2006

2.2.4 Pengawasan Pemasangan Label

Warna label yang digunakan untuk setiap benih berbeda-beda. Benih penjenis merupakan kelas benih yang paling tinggi. Benih ini berasal dari hasil pemuliaan dan diberi warna label putih. Benih dasar merupakan turunan dari benih penjenis, yaitu didapat hasil panen benih penjenis. Benih dasar diberi label dengan warna putih. Benih pokok mempunyai warna label unggu. Benih ini merupakan benih kelas ketiga, yaitu dibawah kelas benih penjenis dan benih dasar. Benih ini didapat dari hasil penanaman kelas benih dasar. Kelas benih terakhir adalah kelas benih sebar, yang didapat dari hasil penanaman benih pokok. Benih ini berbeda dengan kelas benih sebelumnya. Benih sebar adalah benih yang boleh dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat, sedangkan benih penjenis, benih dasar dan benih pokok hanya ditanam untuk tujuan perbanyakan benih. Benih ini mempunyai warna label biru. Pembagian warna label berdasarkan kelas benih bisa dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Warna Label Kelas Benih Bersertifikat No Kelas Benih Warna Label 1 Benih Penjenis Putih 2 Benih Dasar Putih 3 Benih Pokok Unggu 4 Benih Sebar Biru Sumber : BPSB Jawa Tengah, 2006 30 Menurut Soetopo 1993 keunggulan benih bersertifikat dibandingkan dengan benih tidak bersertifikat adalah ; 1. Penghematan penggunaan benih, misalnya untuk padi dari rata-rata 40-50 kgha menjadi 20-25 kgha. 2. Keseragaman pertumbuhan, pembunggan dan pemasakan buah sehingga dapat dipanen sekaligus. 3. Rendemen beras tinggi dan mutunya seragam. 4. Penggunaan benih padi bersertifikat mampu meningkatkan hasil panen 5- 15 persen perhektar. 5. Meningkatkan mutu produksi yang dihasilkan. 6. Mutu benih dapat menentukan kebutuhan dan respon sarana produksi lainnya, dinaman peran sarana produksi tidak akan terlihat apabila benih yang digunakan tidak bermutu. 2.3 Varietas Unggul Di Kota Solok 2.3.1 Varietas Batang Piaman