Misalnya, perempuan tidak pantas bekerja di luar rumah, karena perempuan itu lembut maka pantasnya hanya bekerja di dalam
rumah. Pelabelan seperti ini mengakibatkan keterbatasan perempuan untuk bekerja di luar rumah.
1.2.4 Violence kekerasan
Adalah suatu serangan terhadap fisik atau psikologis seseorang. Salah satu yang diyakini menjadi sumber dari kekerasan
adalah apa yang disebut sebagai gender-related violence. Berbagai kejahatan yang dapat dikategorikan sebagai kekerasan gender dapat
terjadi mulai dari tingkatan sosial paling rendah dalam hal ini rumah tangga, sampai pada jenjang yang lebih tinggi dalam hal ini
negara dan tafsir agama. 1.2.5
Beban Pekerjaan Ganda Karena adanya anggapan kaum perempuan bersifat
memelihara, rajin dan tidak akan menjadi kepala rumah tangga, maka semua pekerjaan domestik menjadi tanggungjawab
perempuan. Perempuan karenanya menerima beban pekerjaan ganda selain bertanggungjawab pada urusan domestik, juga harus
bertanggungjawab pada urusan ikut membantu mencari nafkah keluarga.
1.3 Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah seperti sebuah frase istilah ‘suci’ yang sering diucapkan oleh para aktivis sosial, kaum feminis, politikus
bahkan hampir oleh para pejabat negara. Istilah kesetaraan gender dalam tataran praktis, hampir selalu diartikan sebagai kondisi
‘ketidaksetaraan’ yang dialami oleh para wanita. Maka istilah kesetaraan gender sering terkait dengan istilah-istilah diskriminasi
terhadap perempuan, seperti ; subordinasi, penindasan, kekerasan dan semacamnya R. Megawangi, 1999:19 dalam Riant Nugroho,
2008:27. Konsep kesetaraan gender ini memenag merupakan suatu konsep
yang sangat rumit dan mengundang kontroversial. Hingga saat ini belum ada konsensus mengenai pengertian dari kesetaraan antara laki-
laki dan perempuan. Ada yang mengatakan bahwa kesetaraan yang dimaksud adalah persamaan hak dan kewajiban, yang tentunya masih
belum jelas. Kemudian ada pula yang mengartikannya dengan konsep mitra kesejajaran antara laki-laki dan perempuan, yang juga masih
belum jelas artinya. Sering juga diartikan bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam melakukan aktualisasi diri,
namun harus sesuai dengan kodratnya masing-masing Riant Nugroho, 2008:27.
1.4 Teknik Analisis Gender
Analisis gender merupakan proses menganalisa data dan informasi secara
sistematis tentang
laki-laki dan
perempuan untuk
mengidentifikasi dan mengungkapkan kedudukan, fungsi dan peran
serta tanggungjawab laki-laki dan perempuan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Analisis gender ini secara rinci ingin 1 mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender, 2 mengidentifikasi kesenjangan
gender, peran, akses, control dan manfaat, 3 menghimpun masalah- masalah kesenjangan gender dan upaya pemecahannya, dan 4
mengidentifikasi langkah-langkah
intervensi yang
diperlukan Prahastiwi Utari, 2008:14-15
1.5 Relasi Gender
Dalam Kamus Lengkap pemikiran Sosial Modern relasi gender diartikan sebagai relasi sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender
dibedakan dari relasi biologis antara jenis kelamin, sebab relasi gender adalah relasi yang dikonstruksi secara sosial. Sifat dari relasi gender
adalah bervariasi dari waktu ke waktu dan tempat, berubah-ubah dari waktu ke waktu dan menunjukkan keragaman menurut kultur dan
lokasi sosial. Penjelasan tentang pola relasi gender juga bervariasi dalam hal prioritas domain yang berbeda dan level abstraksi yang
berbeda Walby, 1990 dalam Outhwaite ed, 2008. Gender dikonstruksi dan diekspresikan dalam banyak institusi
sosial, ini mencakup kultur, ideologi, dan praktik diskursif. Gender adalah bagian dari pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan di
rumah, terutama antara suami dan istri.
Relasi gender mengambil bentuk yang berbeda-beda di negara yang berbeda, dalam kelompok etnis yang berbeda, kelas sosial yang
berbeda dan generasi yang berbeda. Meskipun demikian semuanya memiliki kesamaan dalam membedakan antara laki-laki dan
perempuan, meski ada variasi sosial dalam sifat dari perbedaan tersebut Outhwaite ed, 2008.
Dalam buku Dr.Riant Nugroho dikatakan bahwa relasi gender mempersoalkan posisi perempuan dan laki-laki dalam pembagian
sumberdaya dan tanggungjawab, manfaat, hak-hak, kekuasaan dan previlese penggunaan relasi gender sebagai suatu kategori analisis
tidak lagi berfokus pada perempuan yang dilihat terisolasi dari laki-laki Riant Nugroho, 2008:238.
Pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat relasi yang terjadi pada keluarga perempuan pedagang di Pasar Klewer Kota Surakarta.
Bagaimana pembagian sumberdaya dan tanggungjawab, manfaat, hak- hak, kekuasaan antara perempuan baik anak maupun dewasa, dan laki-
laki baik anak maupun dewasa.
2. Keluarga