pada keluarga Ibu NS dan Ibu HR, bahkan di keluarga Ibu HR para pembantu juga berhak untuk memilih menu, dikatakan
oleh beliau bahwa menu keluarganya majikan dengan para pembantunya berbeda, karena keluarga Ibu HR beragama
katolik sedangkan pembantunya adalah seorang muslim. Sedangkan seorang informan terakhir yakni Ibu Nr
mengatakan kalau ia tidak pernah memasak, mengingat ia hanya tinggal berdua dengan suaminya, karena memang
mereka belum dikaruniai anak, sehingga beliau merasa malas jika harus memasak hanya untuk 2 orang, makan di warung
menjadi solusi keluarga ini, selain tidak direpotkan dengan urusan memasak mereka juga bebas menentukan sendiri akan
apa yang ingin mereka makan.
c. Memasak
Memasak adalah suatu kegiatan untuk mengolah bahan makanan menjadi makanan yang nantinya siap untuk
dikonsumsi. Kegiatan
ini umumnya
dilakukan oleh
perempuan. Sudah menjadi pandangan yang umum bahwa memasak merupakan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan
oleh perempuan. Tapi pada kenyataannya tidak sedikit laki- laki yang justru lebih pintar untuk melakukan kegiatan ini.
Tidak jarang masakan laki-laki lebih enak daripada perempuan. Hal ini bisa kita lihat pada banyaknya laki-laki
yang menggeluti pekerjaan sebagai seorang koki. Berarti kegiatan memasak tidak hanya pekerjaan milik perempuan
saja. Untuk urusan memasak 4 informan mengatakan kalau
kegiatan ini dilakukan oleh pembantu. Rata-rata mereka menjawab karena mereka tidak punya waktu untuk memasak,
sehingga mereka lebih memasrahkan menyerahkan kepada pembantu mereka, namun tidak serta merta mereka
melepaskan kegiatan ini begitu saja, tetap saja mereka melakukan pemantauan, seperti yang dituturkan oleh Ibu SM,
50 tahun yang mengatakan bahwa : “Kalau untuk urusan memasak itu setiap harinya saya
serahkan kepada pembantu-pembantu saya mbak, tapi untuk menu-menu tertentu yang susah dan saya rasa
tidak bisa dikerjakan oleh mereka maka saya turun tangan sendiri. Karena terkadang suami saya tidak
cocok dengan masakan yang dimasak oleh pembantu saya tersebut, sehingga sayalah yang memasakkannya
sendiri untuk suami saya.” wawancara tanggal 5 April 2010
Sedangkan 3 informan mengatakan kalau kegiatan memasak ini dilakukan oleh ibu istri, rata-rata menjawab
kalau hanya ibulah yang bisa melakukan ini, sedangkan yang lain tidak bisa dan juga memasak merupakan pekerjaan yang
sepantasnya dilakukan oleh perempuan sedangkan laki-laki tidak pantas. Seperti yang dikatakan oleh Ibu IK, 31 tahun :
“Kalau untuk urusan memasak di rumah sayalah yang melakukan karena hanya saya yang bisa melakkannya,
sedangkan anak-anak dan suami saya tidak bisa. Jadi saya rasa kalau saya sendiri yang memasak bisa lebih
cepat selesai. Dan rasanya memasak itu memang merupakan pekerjaan yang pantasnya dilakukan
perempuan ya mbak ya.” wawancara tanggal 8 April 2010
Sedangkan seorang informan mengatakan kalau kegiatan ini dilakukan oleh ibu istri dengan dibantu anak
perempuannya., hal inilah yang terjadi pada keluarga Ibu TM, sedangkan pada keluarga Ibu NS kegiatan memasak ini
dilakukan secara bergotong-royong oleh semua anggota keluarganya, beliau mengatakan :
“Untuk memasak biasanya kami melakukan bersama- sama semua anggota keluarga, biasanya saya yang
masak, anak perempuan saya yang rajang-rajang, bapak’e sing adang sego, tus anak lanang sok-sok yo
ngewangi
rajang-rajang. Pokoknya
semua itu
dilakukan bersama-sama.” wawancara tanggal 14 April 2010
Hal ini sengaja dilakukan agar mereka saling membantu satu sama lain. Dan seperti halnya di atas tadi satu orang
informan yakni Ibu Nr tidak pernah memasak.
d. Penyajian Makanan