Sedangkan alasan yang dikemukakan oleh Ibu Sr berbeda lagi, menurutnya karena dialah yang memegang keuangan
maka dia jugalah yang kulakan barang dagangan. Meskipun yang kulakan barang dagangan adalah ibu istri, mereka juga
selalu meminta pendapat dari orang-orang terdekat mereka, yakni suami atau pegawai mereka. 3 informan mengatakan
bahwa kegiatan ini dilakukan berdua antara suami bapak da istri ibu, lagi-lagi karena mereka mengelola kios yang
berbeda. Sedangkan seorang informan yakni Ibu HR, 58 tahun mengatakan bahwa :
“saya sudah mempercayakan kepada anak perempuan saya untuk kulakan barang, soalnya saya sudah tua
dan tidak tahu perkembangan mode tas-tas yang sekarang ini.”
wawancara tanggal 13 April 2010
f. Penentuan Harga
Kegiatan penentuan harga atas barang dagangan merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian proses kulakan
barang hingga nantinya terjadi transaksi antara pedagang dengan pembeli. Tidak banyak laba yang diambil oleh para
pedagang, dengan sistem grosir yang para pedagang terapkan, di mana pembeli mereka adalah orang-orang yang nantinya
akan meneruskan barang dagangan kepada konsumen akhir. Hal inilah yang membuat pasar ini sering diperhitungkan,
karena harganya yang mampu bersaing dengan pasar-pasar yang sejenis.
Untuk kegiatan penentuan harga atas barang yang dikulak ini sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kegiatan kulakan
barang. Namun terjadi sedikit pergeseran, karena penentuan harga oleh ibu dilakukan oleh sebanyak 7 informan, rata-rata
menjawab karena merekalah yang kulakan maka merekalah yang tahu akan harga pokok dan kondisi pasaran. Sedangkan
seorang informan mengatakan bahwa penentuan harga ini dilakukan bersama antara suami dan istri, seorang informan
mengatakan bahwa penentuan harga dilakukan oleh anak perempuannya. Sedikit berbeda adalah jawaban seorang
informan yakni Ibu Sr, 53 tahun yang mengatakan bahwa : “yang menentukan harga di kios saya itu pegawai
yang tidak lain adalah cucu saya sendiri, karena saya tidak hafal dengan harga pokoknya, sehingga cucu
sayalah yang menentukan harganya dan terkadang saya juga menayakan harga kepada cucu saya ketika
ada orang yang membeli karena saya tidak ingat harganya.”
wawancara tanggal 8 April 2010
g. Membayar Keperluan Pasar
Kegiatan membayar keperluan pasar, seperti retribusi, listrik, telfon dan lainnya merupakan kewajiban dari setiap
pedagang atas fasilitas yang telah disediakan oleh Dinas Pengelola Pasar DPP. Penarikannya berbeda-beda tergantung
dari sifatnya. Seperti retribusi yang ditarik setiap dua hari
sekali, sedangkan untuk listrik, telfon, uang kebersihan, dan lainnya dibebankan setiap sebulan sekali kepada setiap
pedagang. Untuk kegiatan membayar telfon, listrik, retribusi dan
keperluan pasar lainnya sebanyak 6 dari 10 informan mengatakan bahwa kegiatan itu dilakukan sepenuhnya oleh ibu
istri, rata-rata menjawab karena kegiatan itu sebagian besar dilakukan di pasar sehingga para ibupun bisa melakukannya
sendiri, tanpa harus meminta bantuan sang suami. Alasan yang lainnya karena istrilah ibu yang memegang keuangan dari
aktivitas pedagangan seperti yang diungkapkan oleh Ibu TM dan Ibu St, sehingga merekalah yang melakukan kegiatan
tersebut. Sedangkan 2 informan mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan berdua antara suami dan istri, mereka saling
melakukan pembagian tugas. Untuk membayar listrik dan retribusi karena bisa dilakukan di pasar maka dilakukan oleh
istri ibu, sedangkan aktivitas yang memerlukan kegiatan mobile, yang memerlukan untuk meninggalkan kios seperti
membayar telfon dilakukan oleh suami bapak. Seorang informan menyerahkan kesemua kegiatan tersebut kepada
suaminya bapak, yakni yang terjadi pada Ibu SM, 50 tahun yang mengatakan bahwa :
“yang membayar-membayar seperti itu suami saya mbak, soalnya saya males untuk hal-hal seperti itu.”
wawancara tanggal 5 April 2010
Dan seorang informan terakhir mengatakan kalau urusan seperti ini dipegang oleh anak perempuannya. Hal ini terjadi
pada keluarga Ibu HR.
h. Aktivitas Berhubungan Dengan Perbankan