Pegawai Relasi Gender Pada Keluarga Perempuan Pedagang Di Pasar Klewer

sang suami tidak ikut di pasar namun sang suami tetap ikut melakukan pengelolaan karena usaha yang ia miliki ini pada awalnya didirikan oleh suaminya, sedang Ibu R hanya tinggal meneruskannya. Seorang informan yakni Ibu Sr mengatakan bahwa : “Pengelolaan barang daganga dilakukan bertiga antara saya dan dua pegawai yang juga cucu saya, soale aku iki kan wis tuwo tho mbak, aku ra kuat yen kudu ngurusi dagangan dewe, aku kesel yen kudu ngurusi dagangan dewe, dadine aku diewangi karo putu-putuku mbak.” wawancara tanggal 8 April 2010 Dan seorang informan terakhir yakni Ibu HR mengatakan kalau pengelolaan atas barang dagangan dilakukan oleh anak perempuannya, karena memang semua aktivitas di pasar sebagian besar telah diserahka kepada anak perempuannya tersebut.

d. Pegawai

Pegawai merupakan tenaga bantuan yang dibutuhkan oleh seorang pedagang. Pegawai dirasakan amat besar manfaatnya manakala pedagang tidak bisa menghandle semua aktivitaskegiatan yang ada di pasar. Para pegawai ini biasanya direkrut karena faktor koneksi, tapi selain itu tidak jarang pula perekrutan dilakukan dengan memanfaatkan peran media massa. Tidak sedikit pedagang yang sengaja memasang iklan untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sebanyak 7 dari 10 informan mengatakan bahwa di kios mereka terdapat pegawai, 4 darinya memilih pegawai perempuan, yakni Ibu Sr, Ibu St, Ibu HR dan Ibu R. Alasan dari Ibu Sr memilih pegawai perempuan karena keduanya masih cucunya, dan kebetulan keduanya adalah perempuan sehingga daripada mencari pegawai dari luar lebih baik mempekerjakan cucunya sendiri, berbeda dengan Ibu Sr, Ibu R dan Ibu HR memilih pegawai perempuan karena jenis dagangan mereka yang lebih diperuntukkan bagi kaum hawa sehingga menuntut mereka untuk memilih pegawai berjenis kelamin perempuan. Seorang informan mengatakan kalau mereka lebih memilih pegawai laki-laki karena pekerjaan di pasar dirasa berat jika harus dilakukan oleh perempuan, hal ini terjadi pada Ibu SM.. Sedangkan 2 sisanya memilih perpaduan antara pegawai laki-laki dan perempuan, karena mereka bisa saling berbagi tugas. Seperti yang terjadi pada kios Ibu SW, yang mengatakan bahwa : “Di kios saya ini ada pegawai laki-laki dan pegawai perempuan, yen sing lanag kan isoh dikon angkut- angkut karo noto-noto karo kerjo abot liane, tapi yen wedhok kan isoh dikon nota-nota trus sing paling penting yo isoh dikon nunggu yen pas lagi jum’atan ngono kae mbak. Dadine tugas e isoh dibagi-bagi lah.” wawancara tanggal 7 April 2010 Sedangkan yang mengatur pegawai tersebut 4 informan mengatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh ibu karena para perempuan inilah yang mencari dan ada di pasar, dua informan mengatakan kalau pengaturan dilakukan oleh suami dan istri karena mereka memiliki hak yang sama besarnya untuk mengatur pegawai seperti yang dituturkan oleh Ibu SM, sedangkan Ibu SW menjawab demikian karena dia dan suami mengelola kios dan pegawai masing-masing. Dan seorang sisanya yakni Ibu HR mengatakan kalau pengaturan pegawai dilakukan oleh anak perempuannya. Ketujuh informan sama berpendapat bahwa dimilikinya pegawai di kios mereka membawa manfaat yang besar bagi mereka, dengan adanya pegawai tersebut pekerjaan yang ada menjadi lebih ringan.

e. Tabungan