hubungan dengan pihak HPPK maupun Dinas Pengelola Pasar, yakni Ibu Nur dan Ibu HR, menurut Ibu Nr dia tidak pernah
dilibatkan dalam kegiatannya, sedangkan Ibu HR tidak pernah mengikuti kegiatannya karena setiap diundang selalu
berbenturan dengan acara lainnya, sehingga dua informan ini tidak menjalin hubungan dengan HPPK maupun Dinas
Pengelola Pasar.
3.2 Profil Akses Dan Kontrol
Sumberdaya dan keuntungan yang mengidentifikasi dan menyusun daftar sumberdaya yang digunakan untuk melakukan
pekerjaan yang diidentifikasi dalam profil aktivitas. Profil ini memperlihatkan siapa yang memiliki akses kepada sumberdaya dan
kontrol atas penggunaannya. Keuntungan yang diwujudkan dari produksi rumah tangga dan komunitas serta penggunaan sumber
daya juga diidentifikasi dan disusun daftarnya. Dapat dilihat apakah perempuan dan laki-laki mempunyai akses atau tidak kepada
sumberdaya dan kontrol atas penggunaannya. Orang yang mengontrol sumberdaya adalah orang yang pada akhirnya dapat
membuat keputusan mengenai penggunaan sumberdaya tersebut: bagaimana sumberdaya itu akan digunakan, apakah sumberdaya itu
dapat dijual, dan lain-lain. Oxfam untuk Gender Learning Team, 1995
Sumberdaya yang akan diuraikan dibawah antara lain berasal dari pendapatan, kios, barang dagangan, pegawai, tabungan, dan
kendaraan bermotor. Semuanya akan tersaji seperti di bawah ini.
a. Pendapatan
Pendapatan merupakan pemasukan uang yang dimiliki baik oleh seseorang ataupun keluarga yang nantinya
pendapatan tersebut akan digunakan untuk membiayai kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasarprimer hingga
kebutuhan tambahantersier. Pendapatan keluarga para perempuan pedagang
tersebut terbagi dalam dua bentuk, yakni pendapatan yang berasal dari kegiatan perdagangan saja dan pendapatan yang
berasal dari gabungan pendapatan antara kegiatan berdagang dan pekerjaan suami para perempuan pedagang tersebut.
Sebanyak 5 informan mengatakan bahwa pendapatan yang ada pada keluarga mereka hanya berasal dari kegiatan
berdagang saja, kelimanya adalah keluarga Ibu SM, Ibu SW, Ibu St, Ibu Nr, dan Ibu NS. 3 dari 5 informan tersebut yaitu
Ibu SM, Ibu St dan Ibu Nr mengatakan bahwa pengelolaan pendapatan di keluarganya dilakukan oleh Ibu istri
sepenuhnya, dan ketiganya beralasan bahwa perempuan lebih teliti dan perhitungan dibandingkan dengan laki-lakisuami
mereka, sedangkan 2 sisanya yakni Ibu SW dan Ibu NS
mengatakan kalau pengelolaan pendapatan di keluarganya dilakukan berdua antara dirinya istri dengan sang suami, hal
ini dikarenakan keduanya saling mengelolan 2 kios yang berbeda, sehingga keduanya memiliki pendapatan masing-
masing, dan pengelolaan juga dilakukan secara bersama. Untuk keluarga Ibu NS pengelolaan dilakukan bersama
antara suami dan istri, hal ini berbeda dengan Ibu SW, beliau mengatakan bahwa :
“Pengelolaan pendapatan di keluarga saya dilakukan berdua antara saya dan suami, karena kan kami
mengelola kios sendiri-sendiri, jadi pendapatan yang diperoleh pun kami kelola sendiri-sendiri. Kalau
pendapatan saya selain saya gunakan untuk keperluan kios juga digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,
termasuk gaji pembantu dan belanja bulanan, bahkan gaji pembantu sayapun suami saya tidak tahu menahu.
Sedangkan pendapatn yang diperolah suami saya dia gunakan hanya untuk keperluan kiosnya dan untuk
keperluan pribadinya,” wawancara tanggal 7 April 2010
Sedangkan 5 informan lagi menjawab kalau pendapatan di keluarga mereka berasal dari “dua pintu” yakni pendapatan
sang istri yang berasal dari aktivitas perdagangan dan pendapatan sang suami, kelimanya adalah Ibu TM, Ibu IK,
Ibu Sr, Ibu HR dan Ibu R. Suami ibu TM adalah seorang PNS, suami Ibu IK bekerja wiraswasta dengan membuka
bengkel motor dan toko oli, suami Ibu Sr bekerja sebagai penjahit di rumahnya, suami Ibu HR adalah seorang tabib dan
terakhir suami Ibu R adalah seorang makelar mobil. 3 dari 5
informan tersebut mengatakan bahwa pendapatan tersebut dikelola oleh istri ibu, 2 informan yakni Ibu TM dan Ibu Sr,
mereka mengatakan bahwa : “Pengelolaan pendapatan keluarga saya dipegang
oleh saya sendiri, karena terus terang saja pendapatan saya jauh lebih besar dibanding pendapatan suami
saya, sehingga sayalah yang melakukan pengelolaan pendapatan di keluarga.”
wawancara taggal 6 dan 8 April 2010
Sedangkan seorang lagi yakni Ibu IK mengatakan kalau
perempuan itu lebih teliti dan suaminya lebih boros sehingga dialah yang melakukan pengelolaan pendapatan. Sedangkan
seorang informan yakni Ibu R mengatakan bahwa pendapatan di keluarga mereka dikelola oleh dua orang yakni antara dia
istri dan suami, alasannya karena pendapatan tersebut berasal dari dua pintu yang berbeda sehingga pengelolaannya
dilakukan secara bersama agar saling tahu, meskipun sang suami tidak bekerja di pasar namun uang dari hasil
perdagangan setiap harinya langsung dilaporkan dan diserahkan oleh Ibu R kepada suaminya tersebut. Sedangkan
seorang informan yakni Ibu HR mengatakan kalau pengelolaan pendapatan di keluarganya dikelola oleh suami
dan anak perempuannya yang terakhir, karena Ibu HR sudah tua dan tidak mampu lagi, sedangkan anak perempuannya lah
yang kini lebih banyak memegang kios dibanding dirinya. Pemanfaatan pendapatan tersebut rata-rata sama yakni
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, belanja pegawai dan pembantu, biaya anak sekolah, kulakan barang, kegiatan
sosial kemasyarakatan serta pengeluaran lainnya dan tidak ketinggalan pula untuk tabungan. Selain kebutuhan untuk
keluarga, para perempuan pedagang juga memanfaatkan pendapatan tersebut untuk keperluan pribadi mereka, seperti
untuk berbelanja baju, biaya ke salon, dan sarana kesenangan lainnya. Dan kesemuanya dilakukan oleh pemegang
pengelola pendapatan di keluarga masing-masing.
b. Kios