2. Peremehan Kerja Perempuan
Di seluruh dunia, kerja perempuan dinilai rendah. Jika petugas sensus diinstruksikan untuk tidak memasukkan kerja rumah tangga
perempuan dalam formulir sensusnya, pesannya jelas “jangan menghitung kerja perempuan karena kerja perempuan tidak diperhitungkan”. Jika
pekerjaan rumah tangga ditambahkan ke dalam angka-angka bagi GNP global, diperkirakan bahwa angka GNP global akan meningkat setidak-
tidaknya sepertiga. Kerja yang dilakukan perempuan kadang-kadang dilukiskan sebagai “tidak tampak” karena kerja itu tidak terekam secara
statistik. Kerja perempuan lebih dipandang sebagai menghidupi ketimbang mendapatkan penghasilan. Di seluruh dunia, tetapi secara khusus bagi
perempuan berpenghasilan rendah di Selatan, keberagaman tindakan keseharian
inilah yang
menghidupi, yang
mempertahankan keberlangsungan hidup rumah tangga yang tak terhitung jumlahnya.
Sedangkan pada jurnal Adela García-Aracil yang berjudul College Major and the Gender Earnings Gap: A Multi-country Examination of
Postgraduate Labour Market Outcomes, 2008 menjelaskan bahwa :
“This paper explores the effects of degree choice on the distribution of occupational benefits in terms of income, and their contribution to the
gender earnings gap, among young European higher education graduates. The results reveal that the field of study, which is the result of a personal
choice, appears to influence the distribution of work-related benefits among graduates even after controlling for unobservable heterogeneity
and observable individualjob specific characteristics. Analysis of the gender earnings gap shows that the earning disparities among
femalemale graduates in Education, Humanities and Mathematics are smaller.”
Paper ini meneliti tentang dampak dari pilihan gelar yang didistribusikan
untuk keuntungan
yang berhubungan
dengan jabatanpekerjaan pada pola pendapatan, dan menyumbang pada
pemisahan penerimaan pendapatan berdasarkan gender, diantara orang- orang muda Eropa lulusan sekolah tinggi. Hasilnya mengungkapkan
bahwa lahan pendidikan, yang hasilnya adalah pilihan sendiripribadi, muncul pengaruh untuk membagi manfaat hubungan pekerjaan antara
lulusan bahkan setelah memeriksa untuk mengamati heterogenitas dan mengamati individuspesifikasi karakteristik pekerjaan. Analisis tentang
perbedaan penerimaan pendapatan berdasarkan gender menunjukkan bahwa penerimaan pendapatangaji lainberbeda antara perempuanlaki-
laki lulusan dalam pendidikan, humanity dan secara matematika lebih kecil.
Sedangkan pada
jurnal Marrie H. J. Bekker
dan Marcel A. L. M. van Assen yang berjudul Autonomy-Connectedness and
Gender, 2008 menjelaskan bahwa :
“The present study aimed to examine gender differences in autonomy connectedness in a large, Dutch, representative community sample N =
2,256. All participants completed the Autonomy-Connectedness Scale ACS-30; Bekker and van Assen, J Pers Assess 86:51–60, 2006 with
subscales self-awareness SA, sensitivity to others SO, and capacity to manage new situations CMNS, and a scale measuring demographic
factors. We found much higher SO in women than in men, and slightly higher scores of men on SA and CMNS. Associations between SO and
socio-demographic variables related to caring for others could be completely explained by gender, while the associations between SA and
CMNS with socio-economic independence variables could only partly be explained by gender. ACS-30 norm scores are presented, and clinical
implications of our results are discussed.”
Penelitian yang ada ditujukan untuk meneliti perbedaan gender pada autonomy-connectedness yang luas, di Belanda, mewakili komunitas
sampel N=2.256.
Semua partisipan
melengkapi Autonomy-
Connectedness-Scale ACS-30; Bekker and van Assen, J Pers Assess 86:51–60, 2006 dengan subskala kesadaran diri SA, sensitifitas dengan
yang lain SO, dan kemampuan untuk mengatasi situasi yang baru CMNS, dan skala faktor perhitungan demografi. Kami menemukan
banyak SO pada wanita daripada laki-laki, dan penilaian yang lebih tinggi pada laki-laki dalam SA dan CMNS. Gabungan antara SO dan hubungan
variable sosial demografi untuk membawa yang lain menjadi lengkap dijelaskan oleh gender, sementara gabungan antara SA dan CMNS dengan
variabel sosial ekonomi bebas tidak hanya bagian yang dapat dijelaskan oleh gender. ACS-30 penilaian ukuran dipaparkan, dan dampak klinis dari
hasilnya didiskusikan.
F. LANDASAN TEORI